Depok, 7/10 (ANTARA) - Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Agung Laksono mengatakan bahwa metode membatik perlu juga dipatenkan.

"Untuk meningkatkan hak paten batik bukan hanya budaya Indonesia, tapi juga perlu dipatenkan metode membatik," kata Agung, disela-sela acara Seminar Batik Internasional, di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat, Rabu.

Menurut dia, saat ini batik Indonesia telah diakui UNESCO sebagai "Representative List Intangible Cultural Heritage", dan pada 2 Oktober telah dijadikan Hari Batik Nasional.

Untuk itu, kata dia, pemerintah juga akan mempertahankan dan meningkatkan hak paten batik sebagai budaya Indonesia.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa batik merupakan unsur budaya asli bangsa Indonesia, sehingga budaya membatik perlu ditingkatkan.

Sedangkan Kepala Kantor Komunikasi UI Vishnu Juwono mengatakan seminar tersebut dapat mendorong batik Indonesia sebagai salah satu unsur ekonomi kreatif.

Menurut dia, kepedulian akan budaya batik perlu terus ditingkatkan.

Untuk itu, lanjut Vishnu, nantinya akan dibangun pusat pengkajian dan pengembangan batik Indonesia.

Selain Seminar Internasional Batik, diselenggarakan juga rangkaian kegiatan lainnya yaitu kompetisi membatik rancangan batik UI pada 4 Oktober 2010 beker jasama dengan BEM UI, Museum Tekstil dan Balai Besar Kerajinan Batik, Yogyakarta, serta pameran Eco Batik (5-8 Oktober 2010) yang menampilkan Eco Batik di Indonesia.

Dikatakannya bahwa UI juga akan membangun pusat pengkajian dan pengembangan batik Indonesia, karena selama ini pusat pengembangan rancangan dan motif batik Indonesia di Balai Besar Kerajinan dan Batik baru ada di Yogyakarta.

Rangkaian acara seminar ini merupakan kerja sama Departemen Arkeologi FIB UI bersama Yayasan Kadin Indonesia, Yayasan Batik, Kementerian Perindustrian, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pendidikan Nasional.

"Diharapkan kegiatan ini dapat mengembangkan Batik Indonesia sebagai salah satu unsur ekonomi kreatif di Indonesia," katanya.

Feru L

Pewarta:

Editor : Teguh Handoko


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010