Relawan Pasangan Dadang Supriatna dan Sahrul Gunawan (Bedas) mengusulkan agar dari Bupati Bandung Dadang Supriatna agar tidak salah pilih dalam menetapkan calon untuk menempati Jabatan Sekda Kabupaten Bandung sehingga mereka mengusulkan agar posisi sekda diisi oleh tokoh dari luar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung, Jawa Barat.
"Kami selaku Relawan Bedas merasa memiliki tanggung jawab moral untuk mengawal visi misi dan program yang dijanjikan Pasangan Bedas pada Pilkada Kabupaten Bandung 2020 lalu. Penentuan jabatan Sekda Kabupaten Bandung dinilai menjadi momen krusial yang menjadi salah satu faktor sukses tidaknya Pemkab Bandung di bawah kepemimpinan Dadang Supriatna dan Sahrul Gunawan," kata Perwakilan Relawan Bedas asal Cicalengka, H Tatang Saripudin, di Bandung, Selasa.
H Tatang mengaku sangat gembira karena seleksi calon Sekda Kabupaten Bandung ini dilakukan secara terbuka yakni dengan mekanisme open bidding.
Sehingga ia berharap Bupati Dadang Supriatana dapat memperoleh banyak pilihan calon sekda terbaik karena membuka kesempatan memperoleh calon sekda dari luar Pemkab Bandung.
"Sesuai undang-undang untuk seleksi calon sekda ini kan bisa diikuti oleh ASN manapun di Jawa Barat. Ini sangat positif, semoga Pak Bupati mendapat pilihan calon sekda terbaik," ujar H Tatang.
Namun ia secara khusus menyoroti cukup banyaknya ASN di lingkungan Pemkab Bandung yang mengikuti seleksi calon sekda tersebut.
Hal ini dikarenakan, dari 11 nama calon yang sudah mendaftarkan diri dan melengkapi berkas persyaratan Sekda Kabupaten Bandung, sebanyak delapan diantaranya adalah mantan pejabat kepercayaan Bupati Dadang Naser.
Tatang mengaku menghormati hak setiap ASN untuk mendaftarkan diri dan mengikuti seleksi calon sekda tersebut.
Namun di sisi lain, sebagai relawan ia juga memiliki hak untuk memberi masukan atau mengingatkan Kang Dadang Supriatna agar tidak salah pilih dalam menetapkan sekda.
"Rekam jejak dan kompetensi calon sekda tentu harus diutamakan karena tugas Sekda Kabupaten Bandung saat ini sangat berat. Jangan sampai ngambil sekda yang suka berpolitik, apalagi yang kemarin (Pilkada Kabupaten Bandung) ikut mendukung calon lain," kata Tatang.
Menurutnya, sudah menjadi rahasia umum di masyarakat terutama di kalangan relawan Bedas, terdapat sebagian ASN Pemkab Bandung yang tidak bersikap netral bahkan ikut mendukung salah satu paslon pada gelaran Pilbup Bandung 2020 lalu.
Buktinya, kata dia, sudah ada ASN yang dilaporkan dan diputus bersalah oleh Bawaslu Kabupaten Bandung.
Hal senada juga diungkapkan oleh Perwakilan Relawan Bedas asal Rancaekek, Rizal Perdana Kusumah.
Menurut Rizal, open bidding calon sekda Kabupaten Bandung merupakan momentum untuk mereformasi birokrasi di tubuh Pemkab Bandung.
Ia mengatakan jabatan sekda merupakan jabatan yang sangat strategis dan vital dalam menyukseskan visi misi serta program yang dijanjikan pasangan Bupati Dadang Supriatna dan Wakil Bupati Sahrul Gunawan.
Oleh karena itu, Rizal memandang Bupati Dadang Supriatna tidak cukup jika hanya melihat aspek normatif atau profesionalisme, melainkan juga harus melihat aspek politis, chemistry serta loyalitas.
"Yang paling utama calon sekda itu harus fatsun, satu nafas, satu jiwa, bisa bekerjasama serta bisa menjabarkan visi misi Bedas. Dan saya melihat sosok itu sulit dijaring dari internal Pemkab Bandung," kata Rizal.
Baca juga: Ini 11 nama pelamar lelang jabatan Sekda Kabupaten Bandung
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Kami selaku Relawan Bedas merasa memiliki tanggung jawab moral untuk mengawal visi misi dan program yang dijanjikan Pasangan Bedas pada Pilkada Kabupaten Bandung 2020 lalu. Penentuan jabatan Sekda Kabupaten Bandung dinilai menjadi momen krusial yang menjadi salah satu faktor sukses tidaknya Pemkab Bandung di bawah kepemimpinan Dadang Supriatna dan Sahrul Gunawan," kata Perwakilan Relawan Bedas asal Cicalengka, H Tatang Saripudin, di Bandung, Selasa.
H Tatang mengaku sangat gembira karena seleksi calon Sekda Kabupaten Bandung ini dilakukan secara terbuka yakni dengan mekanisme open bidding.
Sehingga ia berharap Bupati Dadang Supriatana dapat memperoleh banyak pilihan calon sekda terbaik karena membuka kesempatan memperoleh calon sekda dari luar Pemkab Bandung.
"Sesuai undang-undang untuk seleksi calon sekda ini kan bisa diikuti oleh ASN manapun di Jawa Barat. Ini sangat positif, semoga Pak Bupati mendapat pilihan calon sekda terbaik," ujar H Tatang.
Namun ia secara khusus menyoroti cukup banyaknya ASN di lingkungan Pemkab Bandung yang mengikuti seleksi calon sekda tersebut.
Hal ini dikarenakan, dari 11 nama calon yang sudah mendaftarkan diri dan melengkapi berkas persyaratan Sekda Kabupaten Bandung, sebanyak delapan diantaranya adalah mantan pejabat kepercayaan Bupati Dadang Naser.
Tatang mengaku menghormati hak setiap ASN untuk mendaftarkan diri dan mengikuti seleksi calon sekda tersebut.
Namun di sisi lain, sebagai relawan ia juga memiliki hak untuk memberi masukan atau mengingatkan Kang Dadang Supriatna agar tidak salah pilih dalam menetapkan sekda.
"Rekam jejak dan kompetensi calon sekda tentu harus diutamakan karena tugas Sekda Kabupaten Bandung saat ini sangat berat. Jangan sampai ngambil sekda yang suka berpolitik, apalagi yang kemarin (Pilkada Kabupaten Bandung) ikut mendukung calon lain," kata Tatang.
Menurutnya, sudah menjadi rahasia umum di masyarakat terutama di kalangan relawan Bedas, terdapat sebagian ASN Pemkab Bandung yang tidak bersikap netral bahkan ikut mendukung salah satu paslon pada gelaran Pilbup Bandung 2020 lalu.
Buktinya, kata dia, sudah ada ASN yang dilaporkan dan diputus bersalah oleh Bawaslu Kabupaten Bandung.
Hal senada juga diungkapkan oleh Perwakilan Relawan Bedas asal Rancaekek, Rizal Perdana Kusumah.
Menurut Rizal, open bidding calon sekda Kabupaten Bandung merupakan momentum untuk mereformasi birokrasi di tubuh Pemkab Bandung.
Ia mengatakan jabatan sekda merupakan jabatan yang sangat strategis dan vital dalam menyukseskan visi misi serta program yang dijanjikan pasangan Bupati Dadang Supriatna dan Wakil Bupati Sahrul Gunawan.
Oleh karena itu, Rizal memandang Bupati Dadang Supriatna tidak cukup jika hanya melihat aspek normatif atau profesionalisme, melainkan juga harus melihat aspek politis, chemistry serta loyalitas.
"Yang paling utama calon sekda itu harus fatsun, satu nafas, satu jiwa, bisa bekerjasama serta bisa menjabarkan visi misi Bedas. Dan saya melihat sosok itu sulit dijaring dari internal Pemkab Bandung," kata Rizal.
Baca juga: Ini 11 nama pelamar lelang jabatan Sekda Kabupaten Bandung
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021