Aktivitas perdagangan di pasar tradisional maupun modern dan pedagang jalanan di Kabupaten Garut, Jawa Barat sudah kembali normal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setelah libur Idul Fitri 1442 Hijriyah.
"Penjual bahan pangan sudah berjualan tapi penjual 'fashion' masih ada yang belum buka di beberapa pasar," kata Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Energi Sumber Daya Mineral Kabupaten Garut Nia Gania Karyana di Garut, Senin.
Ia menuturkan pedagang di pasar tradisional terpantau lebih awal berjualannya setelah Idul Fitri, meskipun baru beberapa komoditas yang dijualnya.
Adanya aktivitas perdagangan di pasar itu, kata dia, akan menjaga ketersediaan kebutuhan pangan masyarakat dan harga akan menjadi stabil.
"Kalau lama tidak buka ketersediaan bahan pokok khawatir kurang, makanya dengan buka lebih cepat akan menjamin ketersediaan bahan pangan dan harga stabil," katanya.
Salah satu pasar tradisional yang sudah ramai oleh pedagang yakni Pasar Samarang, meskipun ada beberapa toko penjual bukan makanan masih dalam kondisi tutup.
Seorang pengunjung Pasar Samarang, Ayu Ningrum mengatakan kondisi pasar sudah mulai ramai oleh pedagang dan juga banyak pembelinya.
Ia yang hendak belanja sayuran itu mengaku tidak kesulitan untuk mendapatkan barang, meskipun ada kenaikan harga setelah Idul Fitri ini.
"Sayuran harganya naik, seperti sosin (sawi hijau) biasanya satu ikat Rp2 ribu sekarang jadi Rp5 ribu, cabai juga harganya naik," kata ibu warga Kecamatan Tarogong Kaler itu.
Baca juga: Satgas COVID-19 Garut bubarkan kegiatan pasar malam karena langgar prokes
Baca juga: Petugas periksa kelayakan pangan di pasar Garut
Baca juga: Pemkab Garut sajikan produk unggulan Gebyar Pasar Ramadhan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Penjual bahan pangan sudah berjualan tapi penjual 'fashion' masih ada yang belum buka di beberapa pasar," kata Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Energi Sumber Daya Mineral Kabupaten Garut Nia Gania Karyana di Garut, Senin.
Ia menuturkan pedagang di pasar tradisional terpantau lebih awal berjualannya setelah Idul Fitri, meskipun baru beberapa komoditas yang dijualnya.
Adanya aktivitas perdagangan di pasar itu, kata dia, akan menjaga ketersediaan kebutuhan pangan masyarakat dan harga akan menjadi stabil.
"Kalau lama tidak buka ketersediaan bahan pokok khawatir kurang, makanya dengan buka lebih cepat akan menjamin ketersediaan bahan pangan dan harga stabil," katanya.
Salah satu pasar tradisional yang sudah ramai oleh pedagang yakni Pasar Samarang, meskipun ada beberapa toko penjual bukan makanan masih dalam kondisi tutup.
Seorang pengunjung Pasar Samarang, Ayu Ningrum mengatakan kondisi pasar sudah mulai ramai oleh pedagang dan juga banyak pembelinya.
Ia yang hendak belanja sayuran itu mengaku tidak kesulitan untuk mendapatkan barang, meskipun ada kenaikan harga setelah Idul Fitri ini.
"Sayuran harganya naik, seperti sosin (sawi hijau) biasanya satu ikat Rp2 ribu sekarang jadi Rp5 ribu, cabai juga harganya naik," kata ibu warga Kecamatan Tarogong Kaler itu.
Baca juga: Satgas COVID-19 Garut bubarkan kegiatan pasar malam karena langgar prokes
Baca juga: Petugas periksa kelayakan pangan di pasar Garut
Baca juga: Pemkab Garut sajikan produk unggulan Gebyar Pasar Ramadhan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021