Sumber, 17/9 (ANTARA) - Ritual Grebeg Syawal yang digelar keluarga Keraton Kanoman Cirebon di komplek pemakaman Syekh Syarif Hidayatullah di Astana Gunung Sembung, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon dihadiri ribuan peziarah dari berbagai daerah, Jumat.

Berdasarkan pantauan, kegiatan tahunan yang digelar secara rutin oleh keluarga besar Keraton Kanoman setiap tanggal 8 Syawal seusai menjalankan ibadah puasa sunnah Syawal ini diawali dengan berkumpulnya seluruh anggota keluarga keraton di Pendopo Djinem Keraton Kanoman sekitar pukul 06.00 WIB.

"Seluruh anggota keluarga besar Keraton Kanoman ikut dalam ritual Grebeg Syawal ini kecuali yang masih kecil dan belum baligh," kata Ratu Raja Arimbi Nurtina Sekretaris Kesultanan Kanoman yang juga merupakan adik kandung kandung Sultan Kanoman XI Sultan Raja Emirudin.

Setelah membacakan sejumlah doa pengantar, kemudian seluruh keluarga Keraton Kanoman meninggalkan keraton menuju Makam Syekh Syarif Hidayatullah atau yang lebih dikenal dengan sebutan Sunan Gunung Jati di Astana Gunung Sembung.

Setibanya di Astana Gunung Sembung, ribuan warga yang sudah menanti kedatangan keluarga Keraton langsung menyambut kehadiran Sultan Kanoman XI bersama keluarga dengan berusaha menyalami dan mencium tangannya berharap mendapat berkahnya.

Namun tampaknya bukan merupakan hal yang mudah karena puluhan abdi dalem keraton terus mengawal sultan dan keluarga dengan ketat dan sulit ditembus.

Kemudian rombongan keluarga keraton langsung menuju makam Sunan Gunung Jati dengan melewati sembilan pintu mulai dari Pintu Penganten, Pintu Beling, Pintu Dalem, Pintu Pasujudan, Pintu Pandan, Gapura Bentar, Pintu Kaca, Pintu Bacem dan Pintu Djinem.

Sedangkan para peziarah dan masyarakat umum yang mengantar hanya diperbolehkan hingga Pintu Pasujudan saja.

Dijelaskan Ratu Arimbi, rombongan keluarga keraton kemudian melakukan ziarah kubur, tahlil dan doa untuk Sunan Gunung Jati dan seluruh keturunan di mulai dari Gedong Gusti Syekh Syarif Hidayatullah hingga Gedong Sultan Zulkarnaen.

"Pertama-tama kami melakukan ziarah kubur di Gedong Gusti Syekh Syarif Hidayatullah, kemudian turun ke Gedong Panembahan dilanjut ke Gedong Sultan Kanoman I Sultan Badaridin, Gedong Sultan Imamudin lalu menuju Makam Pangeran Radja Cerbon, Sultan Komarudin Awal dan Akhir, Makam Pangeran Kecerbonan, Pangeran Purbaya dan terakhir ke Gedong Sultan Dzulkarnaen," kata Arimbi.

Setelah melakukan rangkaian ziarah makam leluhur Keraton Kanoman, kemudian rombongan keluarga keraton keluar dari komplek pemakaman melalui Pintu Mergu tempat ziarah warga keturunan Ting Hoa karena di situ terdapat makam Ong Tien, salah seorang istri Syarif Hidayatullah kemudian menuju Bangsal Pasanggrahan untuk beristirahat, sowan dan Nampi Saji Syawal.

"Sowan dan Nampi Saji Syawal adalah bentuk interaksi keluarga Keraton Kanoman dengan masyarakat yang hadir dalam ritual tersebut. Di sana kami melakukan makan bersama dengan menu yang sederhana dan merakyat bersama seluruh keluarga keraton dan masyarakat," kata Arimbi lagi.

Seteah acara makan-makan usai, sebelum meninggalkan Astana Gunung Sembung, keluarga Keraton Kanoman menyempatkan melakukan Surak atau Sawer Yatra Jimat yaitu melemparkan uang receh kepada para peziarah untuk diperebutkan.

Menurut Arimbi kegiatan Surak ini sebagai simbol bentuk sedekah seperti yang diamanatkan oleh Sunan Gunung Jati "Titip Tajug lan Fakir Miskin" (Titip Masjid dan Fakir Miskin). ***4***

(T.PSO-059/B/Y003/Y003) 17-09-2010 16:53:39

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010