Bogor, 27/8 (ANTARA) - Sebagian wilayah Kota dan Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Jabar), Jumat siang, mulai pukul 14.00 WIB hingga 14.30 WIB diterjang angin puting beliung, yang oleh Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor disebutkan "sudah besar" untuk ukuran Indonesia.

"Dari data kami, kejadian (puting beliung, red) itu terjadi dengan kecepatan angin 26 knot dari arah selatan atau setara dengan 45 kilometer/jam, pukul 14.00 WIB. Tidak berlangsung terus-menerus, dan mulai melemah pukul 14.30 WIB," kata Kepala Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor, Ponco Nugroho kepada ANTARA di Bogor, Jumat sore.

Ia juga menjelaskan bahwa pada saat bersamaan terjadi hujan sangat lebat, yakni sejumlah 50 milimeter dalam durasi setengah jam karena ada fenomena awan awan comulunimbus (awan pembentuk hujan berwarna hitam).

Hanya saja, pihaknya belum mendapatkan data lengkap mengenai tingkat kerusakan yang terjadi, kecuali adanya laporan pepohonan di kawasan antara Terminal Bubulak yang menuju ke Pusat Penelitian Kehutanan Antarbangsa (Cifor) tumbang, dan bahkan terbang dibawa angin.

"Informasi sementara adalah pohon tumbang di kawasan itu," katanya menambahkan.

Sementara itu, berdasarkan penelusuran ANTARA, kerusakan berupa terbangnya genteng rumah terjadi di kawasan perumahan elit Taman Yasmin, Kota Bogor.

"Banyak pohon beterbangan, ada juga baliho besar yang tumbang," kata Naryo, saksi mata saat melintas pada saat kejadian itu.

Staf pengajar Institut Pertanian Bogor (IPB) drh Agus Lelana, Sp MP, MSi, usai mengajar di kampus IPB Darmaga saat melintasi Bubulak-Cifor juga menjadi korban, karena mobil yang dikendarainya juga tertimpa dahan pepohonan yang cukup besar.

"Mobil saya tergores cukup banyak akibat tertimpa dahan pepohonan," katanya dan menambahkan bahwa dirinya sempat melihat kedahsyatan kecepatan angin yang besar itu.

Menurut dia, pepohonan tidak saja tercerabut, namun juga ikut terbang dibawa pusaran angin berkecepatan tinggi itu. "Dalam hitungan detik, pohon-pohon tersapu angin itu," katanya.

Harus diwaspadai
Sementara itu, Ponco Nugroho juga mengingatkan kepada seluruh masyarakat, baik di Kota maupun Kabupaten Bogor untuk terus mewaspadai fenomena seperti itu.

"(Angin seperti itu) masih berpeluang terjadi dalam sepekan ke depan, artinya meski diselingi cuaca baik, diperkirakan angin dengan kecepatan tinggi itu masih bisa terjadi," katanya.

Ia mengemukakan bahwa sama-sama diketahui bahwa kondisi cuaca iklim di Indonesia, secara umum terjadi gejala perubahan iklim sehingga saat memasuki musim kemarau ternyata kemaraunya tidak seperti biasa.

"Kami mengistilahkannya kemarau ekstrem, artinya kemarau yang mestinya bukan kemarau karena masih banyak hujan," katanya.

Menurut dia, mestinya pada bulan Juli-Agustus-September kondisi di Indonesia kurang hujan, tapi ternyata saat ini hujan masih terjadi.

Khusus kepada para petani, pihaknya juga mengimbau jika sudah mulai hujan dengan awan hitam, sebaiknya segera mencari tempat berteduh yang aman, mengingat dalam kondisi seperti itu intensitas petir sangat tinggi.

"Segera mencari tempat teduh dan aman," katanya.

Andi Jauhari

Pewarta:

Editor : Teguh Handoko


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010