Cianjur, 24/8 (ANTARA) - Sandi Hidayat (5) balita putra pasangan Asep (27) dan Imas (25) saat ini dalam kondisi memprihatinkan dengan penyakit tumor ganas yang diderita hingga mengancam kehilangan bola mata.
Balita warga Kampung Cikaso, Desa Sukapura, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat yang terancam kehilangan bola mata itu saat ini hanya bisa tergolek di rumahnya karena tidak memiliki biaya berobat.
Balita Sandi pernah di bawa berobat ke Rumah Sakit Mata Cicendo, Bandung, dengan Kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), namun tim medis diduga hanya menangani alakadarnya.
Pasalnya hingga saat ini, penyakit anak tersebut, tidak kunjung sembuh, bahkan bertambah parah, sehingga kedua orangtuanya hanya berharap sebuah keajaiban atas derita anaknya itu.
Asep mengungkapkan, anaknya sering mengeluh kesakitan saat hendak tidur dan bangun. Matanya yang terserang tumor, terus-menerus mengeluarkan lendir saat tertidur.
Namun dia mengaku, tidak bisa berbuat banyak, tingkat ekonomi yang sulit, membuatnya pasrah dan hanya bisa meminta melalui doa pada sang kuasa.
?Saya hanya buruh tani, jangankan untuk berobat, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, kami sudah kesulitan, darimana uang untuk membawa Sandi ke dokter yang mahal,? ucapnya lirih.
Selama ini kata dia, tidak pernah berhenti berusaha mengobati penyakit anaknya itu, selama pembiayaan dinilai terjangkau dengan penghasilannya.
?Tapi upaya tersebut, hingga saat ini, tidak ada perubahan, benjolannya semakin membesar dan bertambah parah,? ungkapnya.
Sementara itu, Imas menuturkan, penyakit yang diderita anaknya itu, diderita sejak lahir. Saat itu, di atas pelipis mata sebelah kiri terdapat benjolan kecil sebesar kelereng.
?Seiring bertambah usianya, bejolan itu terus membesar. Pernah satu kali berobat ke Cicendo, kata dokter, anak saya kena penyakit tumor,? ujarnya.
Namun ketika itu, dia lupa apakah anaknya mendapat penanganan operasi atau tidak.
Saat ini kata dia, hanya bisa berharap, pemerintah setempat bisa memberikan bantuan untuk kesembuhan anaknya.
"Ibu mana yang tega melihat kondisi anaknya seperti ini, terlebih kalau matanya sudah sakit, dia bisa menangis seharian, tapi mau bagaimana, saya hanya bisa pasrah dan berdoa," katanya dengan raut muka tampak sedih.***3***
(U.K-FKR/B/M019/M019) 24-08-2010 22:48:59
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010
Balita warga Kampung Cikaso, Desa Sukapura, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat yang terancam kehilangan bola mata itu saat ini hanya bisa tergolek di rumahnya karena tidak memiliki biaya berobat.
Balita Sandi pernah di bawa berobat ke Rumah Sakit Mata Cicendo, Bandung, dengan Kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), namun tim medis diduga hanya menangani alakadarnya.
Pasalnya hingga saat ini, penyakit anak tersebut, tidak kunjung sembuh, bahkan bertambah parah, sehingga kedua orangtuanya hanya berharap sebuah keajaiban atas derita anaknya itu.
Asep mengungkapkan, anaknya sering mengeluh kesakitan saat hendak tidur dan bangun. Matanya yang terserang tumor, terus-menerus mengeluarkan lendir saat tertidur.
Namun dia mengaku, tidak bisa berbuat banyak, tingkat ekonomi yang sulit, membuatnya pasrah dan hanya bisa meminta melalui doa pada sang kuasa.
?Saya hanya buruh tani, jangankan untuk berobat, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, kami sudah kesulitan, darimana uang untuk membawa Sandi ke dokter yang mahal,? ucapnya lirih.
Selama ini kata dia, tidak pernah berhenti berusaha mengobati penyakit anaknya itu, selama pembiayaan dinilai terjangkau dengan penghasilannya.
?Tapi upaya tersebut, hingga saat ini, tidak ada perubahan, benjolannya semakin membesar dan bertambah parah,? ungkapnya.
Sementara itu, Imas menuturkan, penyakit yang diderita anaknya itu, diderita sejak lahir. Saat itu, di atas pelipis mata sebelah kiri terdapat benjolan kecil sebesar kelereng.
?Seiring bertambah usianya, bejolan itu terus membesar. Pernah satu kali berobat ke Cicendo, kata dokter, anak saya kena penyakit tumor,? ujarnya.
Namun ketika itu, dia lupa apakah anaknya mendapat penanganan operasi atau tidak.
Saat ini kata dia, hanya bisa berharap, pemerintah setempat bisa memberikan bantuan untuk kesembuhan anaknya.
"Ibu mana yang tega melihat kondisi anaknya seperti ini, terlebih kalau matanya sudah sakit, dia bisa menangis seharian, tapi mau bagaimana, saya hanya bisa pasrah dan berdoa," katanya dengan raut muka tampak sedih.***3***
(U.K-FKR/B/M019/M019) 24-08-2010 22:48:59
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010