Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyebutkan nilai transaksi uang elektronik mencapai Rp21,4 triliun pada Maret 2021 atau tumbuh 42,46 persen (yoy).
Perry menyatakan realisasi tersebut mencerminkan peningkatan akseptasi dan preferensi masyarakat untuk berbelanja daring, meluasnya pembayaran digital dan akselerasi digital banking.
“Transaksi ekonomi dan keuangan digital terus tumbuh tinggi,” katanya dalam jumpa pers virtual di Jakarta, Selasa.
Sementara itu, volume transaksi digital banking juga terus meningkat yaitu pada Maret 2021 tumbuh 42,47 persen (yoy) mencapai 553,6 juta transaksi dengan nilai transaksi yang tumbuh 26,44 persen (yoy) mencapai Rp3.025,6 triliun.
Kemudian, nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit pada Maret 2021 turut tercatat tumbuh 9,58 persen(yoy) yaitu Rp668,7 triliun.
Ia menuturkan Bank Indonesia melalui kebijakan sistem pembayaran terus mendorong akselerasi digitalisasi ekonomi dan keuangan digital yang inklusif dan efisien, antara lain dengan pengembangan fitur QRIS.
Hal itu dilakukan untuk mendorong potensi dari akseptasi masyarakat, meningkatnya preferensi dan tren digitalisasi yang semakin meningkat, perkembangan teknologi, inovasi, serta perluasan ekosistem digital. “Sosialisasi dan edukasi terkait QRIS terus diperkuat dari sisi supply dan demand,” ujarnya.
Ia menjelaskan pihaknya akan memperkuat kebijakan QRIS untuk mendorong akselerasi digitalisasi ekonomi dan keuangan yang inklusif dan efisien melalui dua cara.
Pertama adalah meningkatkan limit transaksi QRIS dari semula Rp2 juta menjadi Rp5 juta, berlaku sejak 1 Mei 2021.
Kedua adalah menurunkan tarif MDR QRIS untuk merchant kategori Badan Layanan Umum (BLU) dan Public Service Obligation (PSO) dari 0,7 persen menjadi 0,4 persen yang berlaku sejak 1 Juni 2021.
Ia melanjutkan Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) mencapai Rp782,7 triliun pada Maret 2021 atau tumbuh 7,61 persen (yoy) sehingga menunjukkan transaksi sistem pembayaran baik tunai maupun nontunai termasuk digital payment tumbuh positif.
Bank Indonesia memastikan kesiapan operasional, kelancaran, keamanan, dan keandalan sistem pembayaran yang diselenggarakan BI maupun Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri.
Selain itu, Bank Indonesia juga memperluas layanan kas khususnya penukaran uang oleh perbankan serta edukasi rupiah kepada masyarakat terutama pada Ramadhan untuk mengakselerasi program Cinta Bangga dan Paham Rupiah.
Baca juga: Indonesia catat kenaikan transaksi Bitcoin satu persen
Baca juga: Pemkab Garut terapkan digitalisasi transaksi keuangan SKPD
Baca juga: Survei transaksi digital, GoPay pimpin pasar e-money
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Perry menyatakan realisasi tersebut mencerminkan peningkatan akseptasi dan preferensi masyarakat untuk berbelanja daring, meluasnya pembayaran digital dan akselerasi digital banking.
“Transaksi ekonomi dan keuangan digital terus tumbuh tinggi,” katanya dalam jumpa pers virtual di Jakarta, Selasa.
Sementara itu, volume transaksi digital banking juga terus meningkat yaitu pada Maret 2021 tumbuh 42,47 persen (yoy) mencapai 553,6 juta transaksi dengan nilai transaksi yang tumbuh 26,44 persen (yoy) mencapai Rp3.025,6 triliun.
Kemudian, nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit pada Maret 2021 turut tercatat tumbuh 9,58 persen(yoy) yaitu Rp668,7 triliun.
Ia menuturkan Bank Indonesia melalui kebijakan sistem pembayaran terus mendorong akselerasi digitalisasi ekonomi dan keuangan digital yang inklusif dan efisien, antara lain dengan pengembangan fitur QRIS.
Hal itu dilakukan untuk mendorong potensi dari akseptasi masyarakat, meningkatnya preferensi dan tren digitalisasi yang semakin meningkat, perkembangan teknologi, inovasi, serta perluasan ekosistem digital. “Sosialisasi dan edukasi terkait QRIS terus diperkuat dari sisi supply dan demand,” ujarnya.
Ia menjelaskan pihaknya akan memperkuat kebijakan QRIS untuk mendorong akselerasi digitalisasi ekonomi dan keuangan yang inklusif dan efisien melalui dua cara.
Pertama adalah meningkatkan limit transaksi QRIS dari semula Rp2 juta menjadi Rp5 juta, berlaku sejak 1 Mei 2021.
Kedua adalah menurunkan tarif MDR QRIS untuk merchant kategori Badan Layanan Umum (BLU) dan Public Service Obligation (PSO) dari 0,7 persen menjadi 0,4 persen yang berlaku sejak 1 Juni 2021.
Ia melanjutkan Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) mencapai Rp782,7 triliun pada Maret 2021 atau tumbuh 7,61 persen (yoy) sehingga menunjukkan transaksi sistem pembayaran baik tunai maupun nontunai termasuk digital payment tumbuh positif.
Bank Indonesia memastikan kesiapan operasional, kelancaran, keamanan, dan keandalan sistem pembayaran yang diselenggarakan BI maupun Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri.
Selain itu, Bank Indonesia juga memperluas layanan kas khususnya penukaran uang oleh perbankan serta edukasi rupiah kepada masyarakat terutama pada Ramadhan untuk mengakselerasi program Cinta Bangga dan Paham Rupiah.
Baca juga: Indonesia catat kenaikan transaksi Bitcoin satu persen
Baca juga: Pemkab Garut terapkan digitalisasi transaksi keuangan SKPD
Baca juga: Survei transaksi digital, GoPay pimpin pasar e-money
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021