Indonesia mencatatkan transaksi Bitcoin sebesar 1 persen dari volume transaksi global di tengah tren yang mana hampir seluruh dunia sedang marak dengan investasi aset kripto tersebut.
CEO Indodax Oscar Darmawan di Jakarta, Rabu, menyatakan secara nasional kenaikan volume transaksi tersebut tidak terlalu signifikan dibandingkan pada 2017.
"Di Indonesia volume transaksi bitcoin tidak naik terlalu besar karena faktor masyarakat yang belum terlalu teredukasi seputar Bitcoin," ujarnya melalui keterangan tertulis.
Indonesia, tambahnya, saat ini berusaha menjadi salah satu tempat transaksi Bitcoin yang dikenal di masyarakat global dan diharapkan ikut meningkatkan devisa ke Indonesia.
Dikatakannya, Indonesia sedang berusaha mengejar ketinggalan dan sejajar dengan negara-negara maju lainnya di bidang kripto maupun blockchain.
Menurut Oscar Darmawan hadirnya Bitcoin dan kripto lain juga untuk kesejahteraan rakyat Indonesia, sama dengan komoditas lainnya.
Dia menjelaskan salah satu karakter dari kripto yaitu fluktuasi yang cukup tinggi, karena transaksi selama 24 jam dengan market yang terhubung di seluruh dunia, namun demikian kapitalisasi Bitcoin masih relatif lebih kecil dibandingkan market komoditas lain.
Namun, Oscar Darmawan menyatakan bahwa harga kripto, seperti Bitcoin tidak bersifat manipulatif bahkan orderbook-nya transparan di seluruh dunia, karena Bitcoin itu mengadopsi teknologi blockchain yang bersifat transparan dan aman.
Sehubungan rumor seputar transaksi saham turun karena naiknya transaksi kripto, menurutnya, hal itu tidak benar karena volume dan transaksi kripto memang sedang naik di seluruh dunia.
Hal itu, tambahnya, terjadi karena harga kripto seperti Bitcoin yang menguat, di sisi lain, tipe trader kripto sendiri berbeda dengan trader saham.
"Trader kripto lebih high risk and high gain. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan soal fenomena ini," katanya.
Baca juga: Investasi di uang kripto kuartal I capai rekor 4,5 miliar dolar
Baca juga: Kapitalisasi pasar uang kripto melonjak ke rekor tertinggi 2 triliun dolar
Baca juga: Bitcoin lewati Rp800 juta dan Ethereum Rp26 juta
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
CEO Indodax Oscar Darmawan di Jakarta, Rabu, menyatakan secara nasional kenaikan volume transaksi tersebut tidak terlalu signifikan dibandingkan pada 2017.
"Di Indonesia volume transaksi bitcoin tidak naik terlalu besar karena faktor masyarakat yang belum terlalu teredukasi seputar Bitcoin," ujarnya melalui keterangan tertulis.
Indonesia, tambahnya, saat ini berusaha menjadi salah satu tempat transaksi Bitcoin yang dikenal di masyarakat global dan diharapkan ikut meningkatkan devisa ke Indonesia.
Dikatakannya, Indonesia sedang berusaha mengejar ketinggalan dan sejajar dengan negara-negara maju lainnya di bidang kripto maupun blockchain.
Menurut Oscar Darmawan hadirnya Bitcoin dan kripto lain juga untuk kesejahteraan rakyat Indonesia, sama dengan komoditas lainnya.
Dia menjelaskan salah satu karakter dari kripto yaitu fluktuasi yang cukup tinggi, karena transaksi selama 24 jam dengan market yang terhubung di seluruh dunia, namun demikian kapitalisasi Bitcoin masih relatif lebih kecil dibandingkan market komoditas lain.
Namun, Oscar Darmawan menyatakan bahwa harga kripto, seperti Bitcoin tidak bersifat manipulatif bahkan orderbook-nya transparan di seluruh dunia, karena Bitcoin itu mengadopsi teknologi blockchain yang bersifat transparan dan aman.
Sehubungan rumor seputar transaksi saham turun karena naiknya transaksi kripto, menurutnya, hal itu tidak benar karena volume dan transaksi kripto memang sedang naik di seluruh dunia.
Hal itu, tambahnya, terjadi karena harga kripto seperti Bitcoin yang menguat, di sisi lain, tipe trader kripto sendiri berbeda dengan trader saham.
"Trader kripto lebih high risk and high gain. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan soal fenomena ini," katanya.
Baca juga: Investasi di uang kripto kuartal I capai rekor 4,5 miliar dolar
Baca juga: Kapitalisasi pasar uang kripto melonjak ke rekor tertinggi 2 triliun dolar
Baca juga: Bitcoin lewati Rp800 juta dan Ethereum Rp26 juta
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021