Ciamis, 15/8 (ANTARA) - Warga korban banjir luapan Sungai Citanduy, Desa Cintaratu, Kecamatan Lakbok, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, mengharapkan bantuan makanan untuk kebutuhan buka puasa dan makan sahur.
Tokoh masyarakat setempat, Rudianto, Minggu, mengatakan masyarakat korban banjir yang terjadi Sabtu (14/8) dini hari masih disibukan dengan membereskan rumah yang kotor akibat lumpur banjir.
Mereka yang sudah kembali ke rumahnya masing-masing, kata Rudianto, tidak dapat melakukan pekerjaan berwiraswasta atau sebagai petani maupun berbelanja untuk kebutuhan makanan, karena kondisi Desa masih memprihatinkan pascabanjir
"Bantuan dari pemerintah belum ada," kata Rudianto mantan anggota DPRD Kabupaten Ciamis dari fraksi Golkar periode 2004-2009.
Peristiwa banjir yang memiliki ketinggian air sekitar 1 meter itu, kata Rudianto, telah merusak sejumlah alat elektronik milik penduduk yang rumahnya tergenangi banjir.
Bahkan lahan pertanian seperti sawah dan perkebunan, kata Rudianto, tergenangi banjir, hingga warga yang berprofesi sebagai petani mengeluhkan kerugian lahan pertanian yang rusak.
"Banyak rumah dan lainnya yang tergenangi banjir, terutama barang-barang elektronik seperti warga yang memiliki kulkas itu pada rusak," katanya.
Peristiwa banjir itu, menurut Rudianto, akibat dangkalnya Sungai Citanduy yang beberapa tahun belum dilakukan pengerukan oleh pemerintah daerah.
Bahkan sebelum perisitwa banjir terjadi, kata Rudianto warga telah mengajukan proposal kepada pemerintah Kabupaten Ciamis untuk segera melakukan pengerukan sungai.
Namun pengajuan itu, kata Rudianto, dari pihak pemerintah daerah belum dapat dilakukan karena terbentur masalah anggaran, padahal daerah di dua Kampung, Desa Cintaratu itu selalu menjadi korban banjir luapan sungai setiap hujan deras.
"Katanya nantinya di anggaran 2011 baru dapat dilakukan pengerukan, padahal banjir seperti ini sering terjadi, kalau hujan gede terus menerus," katanya.***3***
(U.KR-FPM/B/Y008/Y008) 15-08-2010 14:10:39
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010
Tokoh masyarakat setempat, Rudianto, Minggu, mengatakan masyarakat korban banjir yang terjadi Sabtu (14/8) dini hari masih disibukan dengan membereskan rumah yang kotor akibat lumpur banjir.
Mereka yang sudah kembali ke rumahnya masing-masing, kata Rudianto, tidak dapat melakukan pekerjaan berwiraswasta atau sebagai petani maupun berbelanja untuk kebutuhan makanan, karena kondisi Desa masih memprihatinkan pascabanjir
"Bantuan dari pemerintah belum ada," kata Rudianto mantan anggota DPRD Kabupaten Ciamis dari fraksi Golkar periode 2004-2009.
Peristiwa banjir yang memiliki ketinggian air sekitar 1 meter itu, kata Rudianto, telah merusak sejumlah alat elektronik milik penduduk yang rumahnya tergenangi banjir.
Bahkan lahan pertanian seperti sawah dan perkebunan, kata Rudianto, tergenangi banjir, hingga warga yang berprofesi sebagai petani mengeluhkan kerugian lahan pertanian yang rusak.
"Banyak rumah dan lainnya yang tergenangi banjir, terutama barang-barang elektronik seperti warga yang memiliki kulkas itu pada rusak," katanya.
Peristiwa banjir itu, menurut Rudianto, akibat dangkalnya Sungai Citanduy yang beberapa tahun belum dilakukan pengerukan oleh pemerintah daerah.
Bahkan sebelum perisitwa banjir terjadi, kata Rudianto warga telah mengajukan proposal kepada pemerintah Kabupaten Ciamis untuk segera melakukan pengerukan sungai.
Namun pengajuan itu, kata Rudianto, dari pihak pemerintah daerah belum dapat dilakukan karena terbentur masalah anggaran, padahal daerah di dua Kampung, Desa Cintaratu itu selalu menjadi korban banjir luapan sungai setiap hujan deras.
"Katanya nantinya di anggaran 2011 baru dapat dilakukan pengerukan, padahal banjir seperti ini sering terjadi, kalau hujan gede terus menerus," katanya.***3***
(U.KR-FPM/B/Y008/Y008) 15-08-2010 14:10:39
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010