Tasikmalaya, 1/8 (ANTARA) - Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Nusa Tenggara Timur meminta tenaga ahli kerajinan asal Tasikmalaya, Jawa Barat.

Permintaan tersebut disampaikan Ketua Dekranasda NTT, Lusia Lebu Raya, dalam kunjungan kerjanya meninjau pembuatan kerajinan di sentra produksi kerajinan di Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Minggu.

"Melihat Tasikmalaya yang terkenal dengan kerajinan ini, saya minta ada beberapa orang tenaga ahli untuk memberikan pelatihan kepada pengrajin kami disana," kata Lusia yang juga istri Gubernur NTT.

Ia berharap dengan kesediannya para perajin Tasikmalaya memberikan ilmu keterampilannya kepada warga perajin di NTT agar dapat membuat kerajinan yang menarik seperti di Tasikmalaya.

Menurut dia, NTT memiliki hasil bumi sebagai bahan baku pembuatan kerajinan yang dikelola di Tasikmalaya seperti pandan dan kayu, namun masih ada warga NTT yang belum dapat mengelolannya menjadi sebuah kerajinan seperti di Tasikmalaya.

"Kalau hanya sekedar anyaman kami disana bisa, tapi untuk proses pembuatan dan pewarnaan kerajinan menjadi menarik kami akui masih sulit," katanya.

Ia berharap Dinas terkait Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya dan pengrajin bersedia mengabulkan permintaannya, sebagai upaya mejalin kerjasama dalam mengembangkan kerajinan di Indonesia.

Kedatangan para pengrajin dari luar daerah NTT untuk memberikan pelatihan, kata Lusia sangat diharapkan pemerintah Provinsi NTT juga masyarakat, dalam upaya mengembangkan kerajinan menjadi daya tarik daerah.

"Mesti belajar mengambil orang Tasik ke NTT, dan kami akan fokuskan meminta pelatihannya pada pembuatan tas pandan," katanya yang didampingi wakil ketua Dekranasda Provinsi NTT, Welmintje Foenay.

Sementara itu, rombongan Dekranasda NTT itu mengunjungi beberapa tempat pembuatan kerajinan khas Tasikmalaya seperti pembuatan Bordir, tas dari bahan pandan dan mendong, serta ke tempat pemasaran kerajinan 'Mitra usaha' di Kecamatan Rajapolah.***2***





(U.KR-FPM/B/M019/M019) 01-08-2010 15:08:54

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010