Praktisi kesehatan tidur dr. Andreas Prasadja, RPSGT mengatakan bahwa sering mengonsumsi kafein dan mudah tersinggung merupakan salah satu tanda tidur yang tidak sehat.
Selain itu, tanda-tanda lainnya adalah perlunya alarm untuk bangun tidur, kurang konsentrasi, stres, mengantuk saat berkendara dan libido menurun.
"Ini adalah tanda-tanda tidur tidak sehat," kata dr. Andreas dalam acara peluncuran daring Antangin Good Night di Jakarta, Rabu.
Berdasarkan gelombang otak, tidur memiliki dua tahapan, yakni Rapid Eye Movement (REM) dan non-REM.
REM adalah tahapan tidur mimpi yang porsinya 20-25 persen dari total tidur.
Non-REM dibagi menjadi tiga bagian, yakni tahap tidur ringan, tahap tidur sedang (50 persen dari total tidur) dan tahap tidur dalam (20-25 persen dari total tidur).
Andreas memaparkan bahwa pada tahap tidur dalam, tubuh mengeluarkan hormon pertumbuhan dan hormon daya tahan tubuh.
"Ini paling penting untuk kesehatan," katanya.
Tak hanya tahap tidur dalam, tahap tidur mimpi juga penting karena di tahapan ini dibangun kemampuan otak, kemampuan konsentrasi, ketelitian, kreativitas dan stabilitas emosi seseorang.
"Pada tahap tidur mimpi-lah, dibangun kemampuan otak dan stabilitas emosi. Jadi emosi yang tidak bisa keluar saat terjaga, bisa keluar secara aman pada tahap tidur mimpi," katanya.
Untuk menjaga kesehatan, bukan hanya kualitas tidur saja yang penting, durasi tidur dan kontinuitas tidur juga penting.
"Durasi tidur dan kontinuitas tidur penting, mimpi juga penting. Yang membuat kita bangun tidak segar adalah kualitas tidur yang buruk, bukan karena teringat mimpi," kata dia.
Andreas menambahkan hingga saat ini belum ditemukan zat yang bisa menggantikan pengaruh dari tidur yang sehat. "Rasa segar, bugar, otak konsentrasi penuh, tidak ada yang bisa gantikan selain tidur," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Selain itu, tanda-tanda lainnya adalah perlunya alarm untuk bangun tidur, kurang konsentrasi, stres, mengantuk saat berkendara dan libido menurun.
"Ini adalah tanda-tanda tidur tidak sehat," kata dr. Andreas dalam acara peluncuran daring Antangin Good Night di Jakarta, Rabu.
Berdasarkan gelombang otak, tidur memiliki dua tahapan, yakni Rapid Eye Movement (REM) dan non-REM.
REM adalah tahapan tidur mimpi yang porsinya 20-25 persen dari total tidur.
Non-REM dibagi menjadi tiga bagian, yakni tahap tidur ringan, tahap tidur sedang (50 persen dari total tidur) dan tahap tidur dalam (20-25 persen dari total tidur).
Andreas memaparkan bahwa pada tahap tidur dalam, tubuh mengeluarkan hormon pertumbuhan dan hormon daya tahan tubuh.
"Ini paling penting untuk kesehatan," katanya.
Tak hanya tahap tidur dalam, tahap tidur mimpi juga penting karena di tahapan ini dibangun kemampuan otak, kemampuan konsentrasi, ketelitian, kreativitas dan stabilitas emosi seseorang.
"Pada tahap tidur mimpi-lah, dibangun kemampuan otak dan stabilitas emosi. Jadi emosi yang tidak bisa keluar saat terjaga, bisa keluar secara aman pada tahap tidur mimpi," katanya.
Untuk menjaga kesehatan, bukan hanya kualitas tidur saja yang penting, durasi tidur dan kontinuitas tidur juga penting.
"Durasi tidur dan kontinuitas tidur penting, mimpi juga penting. Yang membuat kita bangun tidak segar adalah kualitas tidur yang buruk, bukan karena teringat mimpi," kata dia.
Andreas menambahkan hingga saat ini belum ditemukan zat yang bisa menggantikan pengaruh dari tidur yang sehat. "Rasa segar, bugar, otak konsentrasi penuh, tidak ada yang bisa gantikan selain tidur," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021