Ngamprah, 26/7 (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat (KBB) masih akan melakukan pemeriksaan sampel makanan yang diduga telah menyebabkan keracunan massal usai menyantap hidangan pernikahan salah seorang warga.

Seorang staf Bagian Lingkungan Dinas Kesehatan KBB, Mawaddah, Senin, mengatakan pihaknya sudah mengambil sampel makanan yang ada di hajatan pernikahan salah seorang warga di Kampung Babakan Desa Cihanjuang Raya, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat (KBB), dan menyebabkan sekitar 48 orang masuk rumah sakit.

"Setelah mendapat laporan dari warga tentang keracunan Kita langsung ke lokasi dan sudah mengambil sampel. Ada ayam suir, soun, dan juga soto yang diduga menjadi penyebab warga keracunan. Sampel itu langsung diberikan kepada pihak provinsi untuk dilakukan tes," kata Mawaddah.

Dijelaskannya, hasil pengujian sampel tersebut baru akan diketahui satu pekan kemudian. Ditegaskannya pula, jika dirinya belum bisa memastikan penyebab keracunan tersebut apakah dari hidangan yang disajikan atau kah faktor lainnya. Oleh karenanya, dirinya pun telah sampel air yang digunakan untuk mengolah makanan untuk dihidangkan bagi para tamu hajatan tersebut.

Seperti diberitakan sebelumnya, 50 orang diduga keracunan makanan, setelah menyantap hidangan pada hajatan pernikahan Diki Jusman dan Karlina Agustina. Peristiwa itu terjadi di RT 03/12, Kampung Babakan, Desa Cihanjuang Rahayu, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Minggu (25/7).

Seluruh korban keracunan hidangan tersebut langsung dilarikan ke sejumlah rumah sakit seperti Rumah Sakit Cibabat sebanyak 32 orang, Rumah Mitra Kasih 3 dan sisanya Puskesmas Jayagiri.

menurut salah seorang korban keracunan Rohaeni (28) yang masih dirawat di Rumah Sakit Mitra Kasih Cimahi menyatakan, jika dirinya telah menjadi korban keracunan setelah menyantap hidangan di sebuah pernikahan kerabatnya bernama Kiki.

"Awalnya hanya pusing biasa. Setelah adzan maghrib pusingnya tambah menjadi-jadi. Bahkan saya sempat merasa muntah dan pusing-pusing. Sehingga langsung di bawa ke rumah sakit dalam kondisi tidak sadar," ujarnnya.

Sementara itu,sang pemilik rumah, Engkus Kusmana, menytakan pihaknya baru mengetahui kejadian itu sekitar pukul 20.00 WIB setelah acara hajatan selesai.

"Saya baru mendengar ada kabar yang muntah setelah hajatan itu selesai. Padahal acara hajatan ini mulainya pukul 08.00 WIB. saya juga tidak mengerti kenapa bisa terjadi seperti," ujar.

Lebih lanjut Engkus mengatakan, bahwa selama menggelar hajatan tersebut keluarganya tidak mengandalkan jasa catering sama sekali dengan maksud agar hidangan yang disiapkan dalam kondisi segar dan enak disantap. Dirinya mengharapkan, agar kejadi tersebut tidak berujung dengan kepolisian. Pasalnya, dirinya tidak pernah mempunyai niat jahat sama orang lain terlebih pada kerabat yang diundang.***3***

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010