Hilal tanda awal bulan Syakban 1442 Hijriah terlihat di delapan dari 22 lokasi pemantauan di seluruh Indonesia pada Minggu (14/3), kata Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial, dan Tanda Waktu Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Rahmat Triyono.

Menurut siaran pers BMKG pada Senin, hilal --bulan sabit yang menandai awal bulan Qamariah-- teramati di Maluku Tengah pada pukul 19.00 WIT dan di Ternate pada pukul 19.09 WIT.

Pada 14 Maret, hilal juga teramati di Manado pada pukul 18.06 WITA, di Takalar pada pukul 18.51 WITA, dan di Donggala pada pukul 18.40 WITA.

Selain itu, hilal teramati di Kupang pada pukul 18.25 WITA, di Garut pada pukul 18.41 WIB, dan di Serang pada pukul 18.12 WIB.

Di 14 lokasi pemantauan yang lain hilal tidak teramati karena faktor cuaca.

Rahmat mengatakan bahwa dalam melakukan pengamatan hilal awal bulan Qomariah, BMKG melibatkan lembaga dan organisasi kemasyarakatan.

BMKG mengikutsertakan mahasiswa Universitas Syiah Kuala dalam pengamatan hilal di Aceh pada 14 Maret 2021 dan melibatkan Pondok Pesantren Al-Barokah Pandeglang dalam pengamatan hilal di Anyer, Kabupaten Serang, pada hari yang sama.

Syakban adalah bulan kedelapan dalam penanggalan Hijriah. Syakban juga merupakan bulan sebelum Ramadhan.

Pada bulan ini umat Islam bersiap menyambut bulan Ramadhan, masa ketika umat Islam wajib menunaikan ibadah puasa selama sebulan penuh. 

Baca juga: BMKG lakukan rukyat hilal awal Syakban 1442 H pada Ahad

Baca juga: Muhammadiyah tetapkan awal puasa 2021 jatuh pada 13 April

Baca juga: Peneliti Lapan pastikan hilal tampak 23 Mei dan Idul Fitri diprediksi 24 Mei

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021