Kalangan pelaku usaha sektor pariwisata di Cianjur, Jawa Barat, mengapresiasi dengan dihentikannya sistem ganjil genap di wilayah Bogor, yang dinilai mengakibatkan turunnya kunjungan wisata selama penerapan sistem tersebut.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Cianjur, Nano Indra Praja, saat dihubungi Jumat, mengatakan selama penerapan pembatasan sosial yang dilakukan pemerintah, membuat sektor pariwisata di Cianjur, semakin terpuruk, ditambah dengan penerapan wisatawan wajib membawa surat keterangan bebas COVID-19 antigen.
"Tingkat kunjungan semakin terpuruk setelah pemberlakuan ganjil genap di wilayah Bogor, di mana sebagian besar wisatawan dengan tujuan Puncak-Cianjur dari Jabodetabek, tidak dapat melintas karena harus disertai surat keterangan bebas COVID-19 antigen," katanya.
Pihaknya berharap dengan dihentikannya sistem ganjil genap di wilayah Bogor, dapat menjadi angin segar bagi pengelola sektor pariwisata di Cianjur.
Apalagi, ia menyatakan selama satu tahun terakhir, cukup kesulitan untuk menutupi operasional terutama hotel dan restoran karena sepinya tamu yang datang.
"Kami berharap pemerintah daerah membuka kembali pintu untuk wisatawan dari luar dengan berbagai persyaratan yang tidak memberatkan. Namun kami sebagai pengelola tetap akan menerapkan protokol kesehatan sebagai upaya meningkatkan adaptasi kebisaan baru guna memutus rantai penyebaran virus berbahaya," katanya.
General Manager Kebun Raya Cibodas (KRC) Teguh Dwiyanto, mengatakan selama penerapan ganjil genap di wilayah Bogor, membuat angka kunjungan ke kebun raya yang memiliki koleksi jutaan tanaman dan pohon endemik berbagai ukuran itu, terjun bebas yang biasa per hari mencapai ribuan saat ini hanya ratusan orang.
"Biasanya di akhir pekan bisa mencapai 6.000 orang pengunjung, namun sejak diperpanjangnya pembatasan sosial ditambah ganjil genap dan surat keterangan, membuat wisatawan yang datang hanya mencapai 600 orang di akhir pekan," katanya.
Pihaknya berharap dengan dihentikannya penerapan ganjil genap tersebut, dapat mengembalikan angka kunjungan wisatawan ke Cianjur, sehingga roda perekonomian yang sempat terpuruk, kembali menggeliat.
Namun, lanjut Teguh, pihaknya tetap akan meningkatkan protokol kesehatan sebagai upaya memutus rantai penyebaran virus berbahaya.
"Semua kebijakan yang dibuat pemerintah pusat dan daerah tetap kami dukung selama pandemi ini, bahkan seiring peningkatan angka kunjungan ke depan, kami tetap berkomitmen untuk menerapkan protokol kesehatan ketat," katanya.
Baca juga: Polisi Cianjur temukan dua orang lansia meninggal dengan jasad yang mengering
Baca juga: 500 pedagang di Pasar Induk Pasirhayam Cianjur divaksinasi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Cianjur, Nano Indra Praja, saat dihubungi Jumat, mengatakan selama penerapan pembatasan sosial yang dilakukan pemerintah, membuat sektor pariwisata di Cianjur, semakin terpuruk, ditambah dengan penerapan wisatawan wajib membawa surat keterangan bebas COVID-19 antigen.
"Tingkat kunjungan semakin terpuruk setelah pemberlakuan ganjil genap di wilayah Bogor, di mana sebagian besar wisatawan dengan tujuan Puncak-Cianjur dari Jabodetabek, tidak dapat melintas karena harus disertai surat keterangan bebas COVID-19 antigen," katanya.
Pihaknya berharap dengan dihentikannya sistem ganjil genap di wilayah Bogor, dapat menjadi angin segar bagi pengelola sektor pariwisata di Cianjur.
Apalagi, ia menyatakan selama satu tahun terakhir, cukup kesulitan untuk menutupi operasional terutama hotel dan restoran karena sepinya tamu yang datang.
"Kami berharap pemerintah daerah membuka kembali pintu untuk wisatawan dari luar dengan berbagai persyaratan yang tidak memberatkan. Namun kami sebagai pengelola tetap akan menerapkan protokol kesehatan sebagai upaya meningkatkan adaptasi kebisaan baru guna memutus rantai penyebaran virus berbahaya," katanya.
General Manager Kebun Raya Cibodas (KRC) Teguh Dwiyanto, mengatakan selama penerapan ganjil genap di wilayah Bogor, membuat angka kunjungan ke kebun raya yang memiliki koleksi jutaan tanaman dan pohon endemik berbagai ukuran itu, terjun bebas yang biasa per hari mencapai ribuan saat ini hanya ratusan orang.
"Biasanya di akhir pekan bisa mencapai 6.000 orang pengunjung, namun sejak diperpanjangnya pembatasan sosial ditambah ganjil genap dan surat keterangan, membuat wisatawan yang datang hanya mencapai 600 orang di akhir pekan," katanya.
Pihaknya berharap dengan dihentikannya penerapan ganjil genap tersebut, dapat mengembalikan angka kunjungan wisatawan ke Cianjur, sehingga roda perekonomian yang sempat terpuruk, kembali menggeliat.
Namun, lanjut Teguh, pihaknya tetap akan meningkatkan protokol kesehatan sebagai upaya memutus rantai penyebaran virus berbahaya.
"Semua kebijakan yang dibuat pemerintah pusat dan daerah tetap kami dukung selama pandemi ini, bahkan seiring peningkatan angka kunjungan ke depan, kami tetap berkomitmen untuk menerapkan protokol kesehatan ketat," katanya.
Baca juga: Polisi Cianjur temukan dua orang lansia meninggal dengan jasad yang mengering
Baca juga: 500 pedagang di Pasar Induk Pasirhayam Cianjur divaksinasi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021