Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menegaskan bahwa informasi yang tersebar di aplikasi pesan singkat WhatsApp terkait puluhan wartawan terkapar usai vaksinasi COVID-19 adalah hoaks atau kabar bohong.
"Saya ingin klarifikasi terkait informasi yang beredar bahwa puluhan wartawan terkapar pascavaksinasi COVID-19, kami sampaikan informasi yang beredar di WhatsApp group atau media sosial itu adalah tidak benar," kata Nadia dalam keterangannya yang dikutip di Jakarta, Jumat.
Nadia mengatakan pada hari ini memang terdapat lima awak media yang diobservasi setelah menerima penyuntikan vaksin karena merasakan efek samping dari vaksinasi. Namun kelima awak media tersebut sudah kembali ke rumah masing-masing dalam kondisi sehat.
Dalam pemeriksaan diketahui bahwa kelima awak media tersebut tidak sempat sarapan ataupun makan siang sebelum divaksinasi. Selain itu, kelima awak media itu diketahui tidak cukup istirahat pada malam hari sebelum divaksinasi.
Nadia mengimbau kepada seluruh awak media yang akan mendapatkan vaksinasi pada keesokan harinya untuk mempersiapkan diri seperti istirahat yang cukup pada malam harinya, serta menyempatkan sarapan atau makan siang sebelum mendatangi lokasi vaksinasi.
"Sekali lagi kami tegaskan informasi yang mengatakan puluhan awak media terkapar adalah tidak benar," tegas Nadia.
Sebelumnya tersebar informasi adanya puluhan wartawan yang terkapar usai divaksinasi COVID-19 dan dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat. Pesan tersebut tersebar di grup WhatsApp dan media sosial.
Berikut isi pesan tersebut:
"Teman-teman, barusan saya ditelepon jubir Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmidzi. Atas izin Banghab, punten saya menyampaikan pesan beliau ya:
dr Nadia melapor hari ini puluhan wartawan terkapar setelah divaksin. Ada yang pusing keliyengan dan mual-mual sampai pingsan.
Kemenkes kemudian langsung gerak kan, dan mereka dibawa ke RS untuk diobservasi. Dicek di sejumlah rumah sakit dan ditemukan sejumlah penyebab terkait ini:
1. Banyak wartawan begadang, tidur di atas jam 22.
Hal ini sangat berpengaruh ke metabolisme tubuh seseorang yang mau divaksin. Ini juga berpengaruh ke tensi dan kadar darah seseorang. Bahkan ada yang ditensi sampai 160 atau 170.
Jadi, buat temen temen yang 2 pekan lagi terima suntikan kedua, ataupun temen temen yang akan divaksin pertama DIMOHON UNTUK TIDAK BEGADANG sehari sebelum vaksinasi ya..
2. Banyak wartawan tidak sarapan proper.
Keinginan cepat datang dan cepat selesai membuat banyak wartawan tidak sarapan dengan baik. Jenis sarapannya juga tidak bergizi dan ini juga sangat berpengaruh ke kondisi tubuh, terutama rendahnya GULA DARAH. Kebanyakan dari mereka yang terkapar ketika diinfus di rumah sakit beberapa jam kemudian langsung pulih. Jadi, mohon dibantu teman-teman untuk TIDAK LUPA SARAPAN PAGI yan proper ketika mau divaksin ya
3. Banyak wartawan ketakutan dan cemas saat mengantre
Hal ini juga memperparah kondisi tubuh seseorang. Dengan beban psikologis yang berat membuat sistem kekebalan tubuh menurun. Sementara kandungan SInovac mengharuskan kita untuk siap dari sisi tersebut. Hal ini selaras dengan data KIPI 64 persen peserta vaksinasi stres dan membuat mereka merasakan efek samping. Jadi, saran dari Bu Nadia adalah tetap kalem dan stay positif saat proses tersebut ya..
Demikian pesan dari beliau, kalaupun ada efek yang 1-2 hari ini masih dirasakan, seperti yang disampaikan Banghab silakan lapor ke kantor ya manteman...
Terimakasi banyak teman teman"
Baca juga: Kominfo libatkan berbagai lembaga tangani hoaks vaksin COVID-19
Baca juga: Kominfo temukan ratusan hoaks terkait vaksin COVID-19
Baca juga: Polisi tangkap terduga penyebar hoaks vaksinasi tewaskan Kasdim
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Saya ingin klarifikasi terkait informasi yang beredar bahwa puluhan wartawan terkapar pascavaksinasi COVID-19, kami sampaikan informasi yang beredar di WhatsApp group atau media sosial itu adalah tidak benar," kata Nadia dalam keterangannya yang dikutip di Jakarta, Jumat.
Nadia mengatakan pada hari ini memang terdapat lima awak media yang diobservasi setelah menerima penyuntikan vaksin karena merasakan efek samping dari vaksinasi. Namun kelima awak media tersebut sudah kembali ke rumah masing-masing dalam kondisi sehat.
Dalam pemeriksaan diketahui bahwa kelima awak media tersebut tidak sempat sarapan ataupun makan siang sebelum divaksinasi. Selain itu, kelima awak media itu diketahui tidak cukup istirahat pada malam hari sebelum divaksinasi.
Nadia mengimbau kepada seluruh awak media yang akan mendapatkan vaksinasi pada keesokan harinya untuk mempersiapkan diri seperti istirahat yang cukup pada malam harinya, serta menyempatkan sarapan atau makan siang sebelum mendatangi lokasi vaksinasi.
"Sekali lagi kami tegaskan informasi yang mengatakan puluhan awak media terkapar adalah tidak benar," tegas Nadia.
Sebelumnya tersebar informasi adanya puluhan wartawan yang terkapar usai divaksinasi COVID-19 dan dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat. Pesan tersebut tersebar di grup WhatsApp dan media sosial.
Berikut isi pesan tersebut:
"Teman-teman, barusan saya ditelepon jubir Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmidzi. Atas izin Banghab, punten saya menyampaikan pesan beliau ya:
dr Nadia melapor hari ini puluhan wartawan terkapar setelah divaksin. Ada yang pusing keliyengan dan mual-mual sampai pingsan.
Kemenkes kemudian langsung gerak kan, dan mereka dibawa ke RS untuk diobservasi. Dicek di sejumlah rumah sakit dan ditemukan sejumlah penyebab terkait ini:
1. Banyak wartawan begadang, tidur di atas jam 22.
Hal ini sangat berpengaruh ke metabolisme tubuh seseorang yang mau divaksin. Ini juga berpengaruh ke tensi dan kadar darah seseorang. Bahkan ada yang ditensi sampai 160 atau 170.
Jadi, buat temen temen yang 2 pekan lagi terima suntikan kedua, ataupun temen temen yang akan divaksin pertama DIMOHON UNTUK TIDAK BEGADANG sehari sebelum vaksinasi ya..
2. Banyak wartawan tidak sarapan proper.
Keinginan cepat datang dan cepat selesai membuat banyak wartawan tidak sarapan dengan baik. Jenis sarapannya juga tidak bergizi dan ini juga sangat berpengaruh ke kondisi tubuh, terutama rendahnya GULA DARAH. Kebanyakan dari mereka yang terkapar ketika diinfus di rumah sakit beberapa jam kemudian langsung pulih. Jadi, mohon dibantu teman-teman untuk TIDAK LUPA SARAPAN PAGI yan proper ketika mau divaksin ya
3. Banyak wartawan ketakutan dan cemas saat mengantre
Hal ini juga memperparah kondisi tubuh seseorang. Dengan beban psikologis yang berat membuat sistem kekebalan tubuh menurun. Sementara kandungan SInovac mengharuskan kita untuk siap dari sisi tersebut. Hal ini selaras dengan data KIPI 64 persen peserta vaksinasi stres dan membuat mereka merasakan efek samping. Jadi, saran dari Bu Nadia adalah tetap kalem dan stay positif saat proses tersebut ya..
Demikian pesan dari beliau, kalaupun ada efek yang 1-2 hari ini masih dirasakan, seperti yang disampaikan Banghab silakan lapor ke kantor ya manteman...
Terimakasi banyak teman teman"
Baca juga: Kominfo libatkan berbagai lembaga tangani hoaks vaksin COVID-19
Baca juga: Kominfo temukan ratusan hoaks terkait vaksin COVID-19
Baca juga: Polisi tangkap terduga penyebar hoaks vaksinasi tewaskan Kasdim
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021