Inilah yang perlu Anda ketahui tentang virus corona sekarang:
Amerika Serikat mengalami 500.000 kematian akibat COVID-19
Amerika Serikat pada Senin (22/2) melewati tonggak mengejutkan dengan 500.000 kematian COVID-19, hanya dalam setahun sejak pandemi virus corona menewaskan korban pertamanya di wilayah Santa Clara, California.
Sekitar 19 persen dari total kematian akibat virus corona global telah terjadi di Amerika Serikat, angka yang terlalu besar mengingat negara itu hanya menyumbang empat persen dari populasi dunia. Negara ini memiliki angka kematian keseluruhan tertinggi, yang mencerminkan kurangnya respons nasional yang terpadu.
COVID-19 dari varian Inggris bertahan lebih lama
Alasan varian virus corona yang pertama kali diidentifikasi di Inggris lebih menular daripada versi virus sebelumnya mungkin karena virus itu membutuhkan lebih banyak waktu di dalam orang yang terinfeksi, memberi mereka lebih banyak waktu untuk menyebarkan virus, menurut sebuah penelitian kecil. Di antara individu yang terinfeksi varian yang diberi kode B.1.1.7 itu, durasi rata-rata infeksi adalah 13,3 hari, dibandingkan dengan 8,2 hari pada mereka yang terinfeksi oleh versi lama virus corona.
"Penemuan ini masih awal, karena didasarkan pada tujuh kasus B.1.1.7," para peneliti mengingatkan dalam sebuah laporan yang diunggah tanpa tinjauan sejawat di situs Universitas Harvard. "Namun, jika didukung oleh data tambahan, periode isolasi yang lebih lama --dari yang direkomendasikan saat ini 10 hari setelah awal munculnya gejala-- mungkin diperlukan untuk menghentikan secara efektif infeksi sekunder oleh varian ini," kata mereka.
Pfizer akan mengirimkan 13 juta dosis vaksin seminggu ke AS pada pertengahan Maret
Pfizer Inc memperkirakan bisa mengirimkan lebih dari 13 juta dosis vaksin COVID-19 seminggu ke Amerika Serikat pada pertengahan Maret. Jumlah itu merupakan lebih dari dua kali lipat dari pengiriman awal Februari, kata seorang eksekutif Pfizer dalam kesaksian yang disiapkan menjelang dengar pendapat Kongres, Selasa.
Perusahaan-perusahaan farmasi lainnya, termasuk Moderna dan Johnson & Johnson, juga mengatakan mereka bermaksud untuk meningkatkan pengiriman. Dengan tekad yang ditunjukkan para perusahaan obat tersebut, Amerika Serikat berada di jalur yang tepat untuk menerima 240 juta dosis pada akhir Maret dan 700 juta dosis pada pertengahan tahun. Jumlah tersebut lebih dari cukup untuk memberi dosis pada seluruh populasi AS.
WHO mendukung dana kompensasi untuk efek samping vaksin yang serius
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyetujui rencana kompensasi tanpa (pembuktian) kesalahan untuk klaim efek samping yang serius pada orang-orang di 92 negara miskin karena vaksin COVID-19 dari skema pembagian COVAX. Persetujuan WHO itu menyelesaikan masalah besar di antara para pemerintah penerima vaksin.
Program itu, yang menurut WHO merupakan mekanisme kompensasi cedera vaksin yang pertama dan satu-satunya yang beroperasi pada skala internasional, akan menawarkan kepada orang-orang yang layak memperoleh "proses yang cepat, adil, sehat dan transparan", kata WHO dalam sebuah pernyataan. Negara-negara yang mendanai sendiri pengadaan vaksin COVID-19 juga merencanakan program mereka sendiri soal pertanggungjawaban.
Sumber : Reuters
Baca juga: Korban jiwa terinfeksi COVID di AS hampir 500.000 orang
Baca juga: Indonesia kirim 416 hasil pengurutan genom virus corona ke pusat data global
Baca juga: Menristek sebut mutasi virus corona berpengaruh pada efikasi vaksin
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Amerika Serikat mengalami 500.000 kematian akibat COVID-19
Amerika Serikat pada Senin (22/2) melewati tonggak mengejutkan dengan 500.000 kematian COVID-19, hanya dalam setahun sejak pandemi virus corona menewaskan korban pertamanya di wilayah Santa Clara, California.
Sekitar 19 persen dari total kematian akibat virus corona global telah terjadi di Amerika Serikat, angka yang terlalu besar mengingat negara itu hanya menyumbang empat persen dari populasi dunia. Negara ini memiliki angka kematian keseluruhan tertinggi, yang mencerminkan kurangnya respons nasional yang terpadu.
COVID-19 dari varian Inggris bertahan lebih lama
Alasan varian virus corona yang pertama kali diidentifikasi di Inggris lebih menular daripada versi virus sebelumnya mungkin karena virus itu membutuhkan lebih banyak waktu di dalam orang yang terinfeksi, memberi mereka lebih banyak waktu untuk menyebarkan virus, menurut sebuah penelitian kecil. Di antara individu yang terinfeksi varian yang diberi kode B.1.1.7 itu, durasi rata-rata infeksi adalah 13,3 hari, dibandingkan dengan 8,2 hari pada mereka yang terinfeksi oleh versi lama virus corona.
"Penemuan ini masih awal, karena didasarkan pada tujuh kasus B.1.1.7," para peneliti mengingatkan dalam sebuah laporan yang diunggah tanpa tinjauan sejawat di situs Universitas Harvard. "Namun, jika didukung oleh data tambahan, periode isolasi yang lebih lama --dari yang direkomendasikan saat ini 10 hari setelah awal munculnya gejala-- mungkin diperlukan untuk menghentikan secara efektif infeksi sekunder oleh varian ini," kata mereka.
Pfizer akan mengirimkan 13 juta dosis vaksin seminggu ke AS pada pertengahan Maret
Pfizer Inc memperkirakan bisa mengirimkan lebih dari 13 juta dosis vaksin COVID-19 seminggu ke Amerika Serikat pada pertengahan Maret. Jumlah itu merupakan lebih dari dua kali lipat dari pengiriman awal Februari, kata seorang eksekutif Pfizer dalam kesaksian yang disiapkan menjelang dengar pendapat Kongres, Selasa.
Perusahaan-perusahaan farmasi lainnya, termasuk Moderna dan Johnson & Johnson, juga mengatakan mereka bermaksud untuk meningkatkan pengiriman. Dengan tekad yang ditunjukkan para perusahaan obat tersebut, Amerika Serikat berada di jalur yang tepat untuk menerima 240 juta dosis pada akhir Maret dan 700 juta dosis pada pertengahan tahun. Jumlah tersebut lebih dari cukup untuk memberi dosis pada seluruh populasi AS.
WHO mendukung dana kompensasi untuk efek samping vaksin yang serius
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyetujui rencana kompensasi tanpa (pembuktian) kesalahan untuk klaim efek samping yang serius pada orang-orang di 92 negara miskin karena vaksin COVID-19 dari skema pembagian COVAX. Persetujuan WHO itu menyelesaikan masalah besar di antara para pemerintah penerima vaksin.
Program itu, yang menurut WHO merupakan mekanisme kompensasi cedera vaksin yang pertama dan satu-satunya yang beroperasi pada skala internasional, akan menawarkan kepada orang-orang yang layak memperoleh "proses yang cepat, adil, sehat dan transparan", kata WHO dalam sebuah pernyataan. Negara-negara yang mendanai sendiri pengadaan vaksin COVID-19 juga merencanakan program mereka sendiri soal pertanggungjawaban.
Sumber : Reuters
Baca juga: Korban jiwa terinfeksi COVID di AS hampir 500.000 orang
Baca juga: Indonesia kirim 416 hasil pengurutan genom virus corona ke pusat data global
Baca juga: Menristek sebut mutasi virus corona berpengaruh pada efikasi vaksin
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021