Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, mencatat dari 9.890 hektare lahan budi daya perikanan terdampak banjir, baru 183 hektare (ha) di antaranya ditanggung asuransi perikanan.

"Baru 183 hektare lahan budi daya di Indramayu yang 'tercover' asuransi," kata Plt Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu Edi Umaedi di Indramayu, Jumat.

Menurutnya di Kabupaten Indramayu, data pada tahun 2020, baru 237 pembudidaya yang mengikuti asuransi budi daya perikanan. Karena program tersebut baru dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat.

Dia juga berharap agar asuransi perikanan ini bisa segera direalisasikan, mengingat setiap musim hujan pasti terdapat lahan para pembudidaya yang rusak.

"Asuransi ini masih sangat sedikit, padahal kejadian banjir hampir terulang setiap tahun, bahkan bisa dua kali, terlebih jika ada rob," tuturnya.

Edi menambahkan untuk klaim asuransi yang bisa didapatkan pembudidaya, berkisar Rp2,5 juta hingga 7,5 juta dan ini tentu akan sangat membantu mereka.

Sementara data yang ada terdapat 9.890 hektare lahan pembudidaya ikan terendam banjir dan mengakibatkan kerugian hingga Rp82 miliar.

"Untuk kerugian para pembudidaya ikan yang disebabkan banjir ditaksir mencapai Rp82 miliar lebih," katanya.

Edi mengatakan taksiran kerugian para pembudidaya ikan itu masih bersifat sementara dan bisa dimungkinkan akan bertambah.

Baca juga: Pembudidaya ikan Indramayu rugi hingga Rp82 miliar akibat banjir

Baca juga: KTNA Indramayu catat 2.000 hektare tanaman padi puso terdampak banjir

 

Pewarta: Khaerul Izan

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021