Sukabumi, 6/7 (ANTARA) - Ratusan petugas sensus atau pencacah lapangan Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukabumi, Selasa, berunjuk rasa ke Kantor BPS di Kecamatan Cisaat, menuntut upah yang belum dibayarkan.

Salah seorang petugas sensus di Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi Ayi Surahman mengatakan ia dan rekan-rekannya belum menerima upah sebagai petugas pencacah lapangan (PCL) serta biaya operasional sebesar Rp300 ribu.

"Kedatangan kami ke sini untuk meminta hak kami sebagai PCL, karena sudah tiga bulan upah kami belum juga cair sama sekali," kata Ayi kepada ANTARA.

Setiap petugas sensus berhak atas upah sebesar Rp 2,6 juta untuk satu kali kontrak selama satu setengah bulan.

Ayi menambahkan, pihaknya bertambah bingung setelah rekening mereka diblokir oleh Bank BRI, karena upah yang rencananya akan ditransfer melalui rekening bank tersebut tidak diisi selama 90 hari.

"Hampir seluruh rekening PCL yang belum menerima upah diblokir oleh pihak bank, tanpa ada pemberitahuan sebelumnya," tambahnya.

Untuk itu pihaknya meminta kepada BPS Kabupaten Sukabumi sebagai lembaga yang bertanggung jawab segera menyelesaikan kasus ini, sebelum kemarahan petugas PCL memuncak.

"Kami sudah bertanggung jawab dengan tugas kami selama jadi PCL, oleh karena itu kami meminta hak kami," ujar Ayi.

Sementara itu, Kepala BPS Kabupaten Sukabumi Bambang Subroto menuturkan pihaknya juga baru mengetahui bahwa ada kemacetan dalam pemberian upah kepada ratusan PCL.

Namun, ia membantah bahwa anggaran upah tersebut belum turun dari pusat.

"Uangnya sudah ada di bank yang ditunjuk langsung oleh BPS Provinsi Jawa Barat untuk segera dicairkan kepada masing-masing rekening PCL. Mungkin, keterlambatan ini disebabkan ada kesalahan pendataan yang dilakukan oleh bank," tutur Bambang.

Bambang mengungkapkan dari data sementara pihaknya, dari 5.132 PCL yang tersebar di Kabupaten Sukabumi, sebanyak 344 PCL upahnya belum bisa dicairkan.

"Kepada PCL yang upahnya belum cair untuk tenang, karena anggaran sudah ada di bank dan secepatnya akan segera dicairkan," tandasnya.

Adithya

Pewarta:

Editor : Teguh Handoko


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010