Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Penny K Lukito mengatakan antivirus buatan Bio Farma bernama Vaksin COVID-19 siap dipakai untuk imunisasi masyarakat setelah mendapatkan izin penggunaan darurat (EUA) dari BPOM.
"Dengan telah diberikan pelulusan produk, vaksin tersebut telah siap untuk digunakan dalam program vaksinasi," kata Penny K Lukito dalam jumpa pers daring yang dipantau dari Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan BPOM melakukan pengujian untuk lot release (pelulusan produk) sebelum produk siap untuk digunakan. Sampai 15 Februari 2021, BPOM telah menerbitkan sertifikat lot release untuk lima bets vaksin, masing-masing kurang lebih satu juta dosis.
BPOM, kata Penny, akan terus mengawal mutu vaksin pada jalur distribusi mulai keluar dari industri farmasi hingga vaksinasi kepada masyarakat.
Hal tersebut, kata dia, penting terutama terkait dengan vaksin sebagai produk rantai dingin/cold chain product yang memerlukan suhu penyimpanan khusus.
"Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan POM terus mengawal dan melakukan pendampingan kepada Dinas Kesehatan dalam pengiriman dan penyimpanan vaksin agar tetap sesuai Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB)," katanya.
UPT BPOM di seluruh Indonesia, kata dia, melakukan pengawasan dan pemantauan mutu vaksin yang beredar melalui sampling serta pengujian berbasis risiko.
Menurut dia, sampling produk dapat dilakukan di sarana industri, distributor, instalasi farmasi pemerintah di tingkat provinsi, instalasi farmasi pemerintah di tingkat kabupaten dan kota serta sarana pelayanan kesehatan lokasi vaksinasi COVID-19.
Baca juga: BPOM keluarkan izin penggunaan darurat vaksin COVID produksi Bio Farma
Baca juga: Bio Farma kerja sama dengan perbankan terkait stok vaksin COVID
Baca juga: Bio Farma persiapkan sistem pelacakan distribusi vaksin berbasis IoT
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
"Dengan telah diberikan pelulusan produk, vaksin tersebut telah siap untuk digunakan dalam program vaksinasi," kata Penny K Lukito dalam jumpa pers daring yang dipantau dari Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan BPOM melakukan pengujian untuk lot release (pelulusan produk) sebelum produk siap untuk digunakan. Sampai 15 Februari 2021, BPOM telah menerbitkan sertifikat lot release untuk lima bets vaksin, masing-masing kurang lebih satu juta dosis.
BPOM, kata Penny, akan terus mengawal mutu vaksin pada jalur distribusi mulai keluar dari industri farmasi hingga vaksinasi kepada masyarakat.
Hal tersebut, kata dia, penting terutama terkait dengan vaksin sebagai produk rantai dingin/cold chain product yang memerlukan suhu penyimpanan khusus.
"Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan POM terus mengawal dan melakukan pendampingan kepada Dinas Kesehatan dalam pengiriman dan penyimpanan vaksin agar tetap sesuai Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB)," katanya.
UPT BPOM di seluruh Indonesia, kata dia, melakukan pengawasan dan pemantauan mutu vaksin yang beredar melalui sampling serta pengujian berbasis risiko.
Menurut dia, sampling produk dapat dilakukan di sarana industri, distributor, instalasi farmasi pemerintah di tingkat provinsi, instalasi farmasi pemerintah di tingkat kabupaten dan kota serta sarana pelayanan kesehatan lokasi vaksinasi COVID-19.
Baca juga: BPOM keluarkan izin penggunaan darurat vaksin COVID produksi Bio Farma
Baca juga: Bio Farma kerja sama dengan perbankan terkait stok vaksin COVID
Baca juga: Bio Farma persiapkan sistem pelacakan distribusi vaksin berbasis IoT
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021