Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Cianjur, TE meninggal dunia karena COVID-19 setelah menjalani perawatan selama dua pekan di RSUD Cianjur.
Juru Bicara Pusat Informasi dan Kordinasi COVID-19 Cianjur, dr Yusman Faisal saat dihubungi Rabu, mengatakan yang bersangkutan dinyatakan positif COVID-19 setelah dilakukan tes usap, sehingga langsung menjalani isolasi di RSUD Cianjur karena disertai penyakit lain.
"TE sempat dirawat di rumah sakit karena mengeluhkan beberapa gejala yang mengarah ke COVID-19. Setelah dilakukan tes usap, yang bersangkutan terkonfirmasi positif COVID-19, sehingga langsung menjalani isolasi di rumah sakit karena bergejala. TE menambah panjang catatan pejabat Cianjur yang meninggal karena COVID-19," katanya.
Selama dua pekan, TE menjalani isolasi, namun kondisinya terus memburuk dan akhirnya dikabarkan meninggal, sehingga pejabat Kabupaten Cianjur yang meninggal karena COVID-19 bertambah menjadi 7 orang, dimana sebelumnya kepala ruangan isolasi yang juga seorang dokter meninggal karena COVID-19.
Jenazah TE langsung dimakamkan dengan prosedur COVID-19. Hingga saat ini, penelusuran ungkap Yusman, telah dilakukan mulai dari keluarga dan rekan kerja di lingkungan BPBD Cianjur, namun gugus tugas tidak menemukan adanya pegawai atau pejabat lainnya yang terpapar.
"Kami tetap mengimbau seluruh pegawai di lingkungan BPBD Cianjur, untuk tetap menjaga kesehatan dan rajin memeriksakan kesehatan karena selama pandemi, sebagian besar tetap bertugas menangani bencana alam yang terjadi di sejumlah wilayah dan sudah pasti banyak bertemu orang," katanya.
Hingga saat ini, tambah dia, pejabat di lingkungan Pemkab Cianjur yang meninggal dengan status terkonfirmasi positif COVID-19 seperti Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga, pejabat Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Cianjur dan beberapa orang kepala kecamatan.
"Untuk mengantisipasi penularan yang terjadi secara sporadis, dinkes sudah mengimbau agar kegiatan di masing-masing dinas dan OPD diberlakukan work from home atau bekerja di rumah, serta upaya sterilisasi perkantoran dengan penyemprotan disinfektan," katanya.
Baca juga: Lima kecamatan di Cianjur terapkan AKB plus mikro
Baca juga: Belasan hektare areal pesawahan di Sukaresmi-Cianjur gagal panen
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021
Juru Bicara Pusat Informasi dan Kordinasi COVID-19 Cianjur, dr Yusman Faisal saat dihubungi Rabu, mengatakan yang bersangkutan dinyatakan positif COVID-19 setelah dilakukan tes usap, sehingga langsung menjalani isolasi di RSUD Cianjur karena disertai penyakit lain.
"TE sempat dirawat di rumah sakit karena mengeluhkan beberapa gejala yang mengarah ke COVID-19. Setelah dilakukan tes usap, yang bersangkutan terkonfirmasi positif COVID-19, sehingga langsung menjalani isolasi di rumah sakit karena bergejala. TE menambah panjang catatan pejabat Cianjur yang meninggal karena COVID-19," katanya.
Selama dua pekan, TE menjalani isolasi, namun kondisinya terus memburuk dan akhirnya dikabarkan meninggal, sehingga pejabat Kabupaten Cianjur yang meninggal karena COVID-19 bertambah menjadi 7 orang, dimana sebelumnya kepala ruangan isolasi yang juga seorang dokter meninggal karena COVID-19.
Jenazah TE langsung dimakamkan dengan prosedur COVID-19. Hingga saat ini, penelusuran ungkap Yusman, telah dilakukan mulai dari keluarga dan rekan kerja di lingkungan BPBD Cianjur, namun gugus tugas tidak menemukan adanya pegawai atau pejabat lainnya yang terpapar.
"Kami tetap mengimbau seluruh pegawai di lingkungan BPBD Cianjur, untuk tetap menjaga kesehatan dan rajin memeriksakan kesehatan karena selama pandemi, sebagian besar tetap bertugas menangani bencana alam yang terjadi di sejumlah wilayah dan sudah pasti banyak bertemu orang," katanya.
Hingga saat ini, tambah dia, pejabat di lingkungan Pemkab Cianjur yang meninggal dengan status terkonfirmasi positif COVID-19 seperti Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga, pejabat Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Cianjur dan beberapa orang kepala kecamatan.
"Untuk mengantisipasi penularan yang terjadi secara sporadis, dinkes sudah mengimbau agar kegiatan di masing-masing dinas dan OPD diberlakukan work from home atau bekerja di rumah, serta upaya sterilisasi perkantoran dengan penyemprotan disinfektan," katanya.
Baca juga: Lima kecamatan di Cianjur terapkan AKB plus mikro
Baca juga: Belasan hektare areal pesawahan di Sukaresmi-Cianjur gagal panen
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021