Belasan hektar lahan pertanian yang sudah ditanami padi di Desa Rawabelut, Kecamatan Sukaresmi, Cianjur, Jawa Barat, mengalami gagal panen karena sebagian besar areal pesawahan di wilayah tersebut mengalami pergerakan tanah, sehingga puluhan petani merugi hingga ratusan juta rupiah.

Kepala Desa Rawabelut, Sarip Hidayat saat dihubungi Rabu, mengatakan pergerakan tanah yang terjadi tahun ini, menyebabkan 13 hektar sawah yang baru ditanami padi mengalami gagal panen, karena kedalaman tanah yang amblas terus bertambah, tercatat hingga saat ini kedalaman pergerakan tanah mencapai tiga meter melanda perkampungan dan pesawahan.

"Kurang lebih 13 hektar, sebagian besar sudah ditanami sejak dua bulan yang lalu, sehingga dapat dipastikan seluruh lahan pertanian mengalami gagal panen karena pergerakan tanah. Setiap panen, lahan seluas itu, dapat menghasilkan belasan ton padi, sehingga kerugian petani mencapai ratusan juta," katanya.

Lahan pertanian di wilayah tersebut terus berkurang karena tahun 2017, pergerakan tanah yang terjadi menyebabkan 8 hektar  sawah milik petani yang sebagian besar milik warga Kampung Cipari, amblas dengan kedalaman beragam, sehingga tidak dapat lagi digarap dan tahun ini 13 hektar area persawahan mengalami hal yang sama dan terancam tidak dapat lagi digarap.

Area pesawahan milik petani tersebut, terletak di lereng bukit yang letaknya berselahan dengan perkampungan, sehingga rawan terjadi pergerakan tanah dengan kedalaman mencapai 3 meter di masing-masing bidang sawah dan diperkirakan lahan tersebut tidak dapat lagi digarap.

"Tahun sebelumnya sudah belasan hektar area pesawahan yang beralih fungsi menjadi kebun karena retakan yang terjadi cukup dalam. Sebagian besar lahan pertanian di kampung kami, mengandalkan air tadah hujan, sehingga sulit untuk beralih dari menanam padi ke palawija," katanya.

Sementara Bupati Cianjur, Herman Suherman, mengatakan telah menugaskan kepala dinas pertanian, untuk meninjau langsung ke lokasi dan segera memberikan bantuan untuk petani yang terdampak pergerakan tanah, berbagai upaya akan dilakukan pihaknya bersama dinas terkait agar pergerakan tanah tidak meluas.

"Kami akan meninjau langsung, apa saja yang dibutuhkan petani agar tetap dapat menggarap lahan pertanian. Namun saat ini tim dari dinas pertanian dan dinas terkait lainnya, tengah mendata apa saja yang dibutuhkan saat ini, termasuk mencari solusi agar pergerakan tanah tidak meluas," katanya.

Baca juga: Penularan masih tinggi, Cianjur kembali zona oranye COVID-19

Baca juga: Seratusan kepala keluarga ngungsi karena pergerakan tanah di Cianjur

 

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021