Mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn.) Moeldoko menanggapi isu yang menyebut dirinya didorong sebagai calon presiden dari Partai Demokrat untuk Pilpres 2024 oleh pendiri dan senior Demokrat.

Apabila senior dan pendiri Demokrat menginginkan dirinya maju, kata Moeldoko yang juga Kepala Staf Kepresidenan, itu adalah hak yang bersangkutan.

"Kalau beliau-beliau menginginkan, 'kan hak beliau," ujar Moeldoko dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu, menyikapi isu pengambilalihan paksa Ketua Umum Demokrat oleh dirinya.

Ketika ditanya wartawan apakah dirinya secara pribadi menginginkan pencalonan tersebut, Moeldoko tidak membantah, tetapi juga tidak mengiyakan.

"Enggak usah. Pertanyaannya enggak usah nakal begitu," seloroh Moeldoko.

Ia menegaskan selama ini tidak pernah berbicara soal Pilpres 2024.

Moeldoko menyampaikan dirinya merupakan orang yang profesional dalam bekerja.

"Enggak usah mikir itulah, aku itu orang yang mencintai pekerjaan. Saya orang profesional dan itu saya tunjukkan di mana-mana. Saya profesional, saya tidak pernah mengemis jabatan," ujarnya.

Terkait dengan pertemuannya dengan senior Demokrat, Moeldoko mengakui bahwa pertemuan tersebut memang ada.

Pertemuan berlangsung beberapa kali, baik di kediamannya maupun di hotel.

Menurut Moeldoko, pertemuan itu hanya sebatas meminum kopi bersama.

"Beberapa kali di rumah saya. Ya, ada di hotel, di mana mana. Intinya aku datang diajak ketemu. Ya, wong saya biasa di kantor saya itu setiap hari juga menerima orang, menerima berbagai kelompok di kantor saya, ya, biasa saja," katanya.

Dalam kesempatan itu, Moeldoko juga mengaku pasif dalam setiap pertemuan tersebut, dalam arti hanya memenuhi undangan.

Baca juga: Santer isu pengambilalihan paksa kepemimpinan Demokrat, ini tanggapan Moeldoko

Baca juga: Apa kata senior Demokrat soal polemik internal partai

Baca juga: Tanggapan Mahfud terkait isu ambil alih Partai Demokrat

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2021