Kuningan, 9/6 (ANTARA) - Kesehatan, pendidikan dan ekonomi merupakan tiga serangkai yang sangat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia, sedangkan sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas adalah modal utama dalam pembangunan nasional, kata Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih.

"Secara umum pelayanan kesehatan sudah cukup baik.Masyarakat lebih sehat, tetapi kondisi tersebut belum optimal. Hal ini terlihat dari masih adanya kesenjangan status kesehatan antar wilayah perkotaan,pedesaan dan daerah terpencil,termasuk antar kelompok masyarakat yang miskin dengan yang kaya," katanya pada pencanangan Kabupaten Kuningan, Jabar, menuju desa siaga stara utama tahun 2013 di Kuningan, Rabu.

Menurut dia, tantangan dalam mewujudkan masyarakat sehat saat ini bertmabah berat dengan meningkatnya penyakit-penyakit baru
dan lama seperti flu burung ,demam berdarah,HIV-AIDS dan penyakit menular lainnya,serta masih banyak kalangan masyarakat yang belum
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.

Selain itu adanya bencana alam seperti banjir,gempa bumi yang mengakibatkan kematian dan cidera sehingga meningkatnya angka
kesakitan penduduk dan menambah beban bagi pelayan kesehatan.

Diatakannya, pembangunan kesehatan yang dilaksanakan saat ini mengacu pada Undang-undang No.17 tahun 2007 tentang
rencana pembangunan jangka panjang nasional(RPJP-N) tahun 2005-2025 dengan memberikan perhatian khusus pada penduduk rentan yaitu
ibu, bayi dan anak-anak,usia lanjut juga keluarga miskin.

"Amanat tersebut dijabarkan dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJM-N) tahun 2010-2014 dengan sasaran akhir
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui percepatan pencapaian 'milinium development goals :MDGS,"ujarnya.

Beberapa indikator yang terkait kesehatan akan dicapai adalah, meningkatkan umur harapan hidup menjadi 72 tahun, menurunnya angka
kematian bayi menjadi 24 per 1000 kelahiran hidup, menurunnya angka kematian ibu melahirkan menjadi 118 per 100.000 kelahiran hidup, menurunnya peprevalensi gizi kurang (gizi kurang dan gizi buruk) pada anak balita menjadi kurang 15 persen,tambahnya. ***3***


M taufik

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010