Sumber, 10/5 (ANTARA) - Korban keracunan minuman keras di Kabupaten Cirebon, Jabar, yang masuk ke Instalasi Gawat Darurat RSUD Arjawinangun, Senin, bertambah hingga mencapai 89 orang, sedangkan korban meninggal dunia telah mencapai 17 orang.

Kepala Seksi Pelayanan dan Penunjang Medis RSUD Arjawinangun dr
Bambang Sumardi mengatakan pihaknya hanya mencatat 12 pasien keracunan
minuman keras yang meninggal dan menduga lima korban meninggal di rumah sakit lain atau saat masih di rumah.

"Kami hanya mencatat korban meninggal dunia akibat miras sebanyak 11 orang warga dari Kabupaten Cirebon dan seorang lagi dari Indramayu.

Kami juga mendapat informasi ada korban yang meninggal saat perjalanan
ke rumah sakit atau saat dirujuk ke rumah sakit lain. Selain itu ada
juga korban yang dibawa pulang paksa oleh keluarganya, mungkin
kemudian meninggal di rumahnya," kata Bambang.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, Bambang mengatakan, sebagian besar
korban mengalami gangguan pada sejumlah organ tubuh vital akibat
reaksi minuman keras yang diminum.

"Sebagian besar organ vital yang rusak adalah ginjal dan lever. Selain itu para korban baru memeriksakan kesehatannya dua hari kemudian sehingga untuk penanganannya sudah sangat terlambat karena racunnya sudah menjalar ke seluruh tubuh dan akibatnya banyak yang sudah tidak dapat tertolong," lanjut Bambang.

Untuk memastikan racun yang terkandung dalam minuman keras tersebut, Bambang mengatakan, pihaknya masih melakukan penelitian namun jika melihat berdasarkan campuran pada minuman keras yang diminum para korban, Bambang memaklumi minuman tersebut bisa mematikan.

"Ada yang mencampur minumannya dengan lotion anti nyamuk hingga
alkohol murni 70 persen. Wajar saja kalau minuman tersebut
mematikan," katanya.

Bambang menyebutkan dari 89 korban miras yang ditangani IGD RSUD
Arjawinangun, 12 orang meninggal dan sudah dibawa oleh keluarganya
masing-masing dan 16 korban lain masih menjalani perawatan di ruang
observasi, sebagian menjalani rawat inap dan sebagian lagi sudah
diperbolehkan pulang.

M Taufik

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010