Menjelang malam Tahun Baru 2021 tingkat okupansi hotel di kawasan Puncak-Cianjur, Jawa Barat, masih rendah dibandingkan tahun sebelumnya dan bahkan hingga hari kedua menjelang pergantian tahun hanya 30 persen tingkat pesanan yang diterima sebagian besar hotel, meski berbagai kemudahan hingga diskon ditawarkan pihak pengelola.
Ketua PHRI Cianjur, Nano Indra Praja saat dihubungi Selasa, mengatakan pembatasan dan kewajiban wisatawan untuk membawa surat keterangan bebas COVID-19 antigen, diduga menjadi penyebab menurunnya angka okupansi hotel pada akhir tahun 2020, sehingga hanya 30 persen dari seribuan lebih kamar yang tersedia.
"Tahun lalu pada tanggal yang sama sudah sebagian besar kamar hotel yang ada di kawasan Puncak-Cianjur terisi hingga penuh. Namun tahun ini untuk angka 30 persen mungkin sudah cukup besar karena wisatawan yang hendak berlibur diwajibkan membawa surat keterangan bebas COVID-19 antigen yang cukup memberatkan," katanya.
Ia menjelaskan berbagai program menarik akhir tahun dan penawaran diskon tidak dapat mendongkrak angka okupansi menjelang akhir tahun, sehingga untuk mensiasati agar operasional tetap berjalan dan karyawan tetap masuk diberlakukan sistem kerja paruh hari.
Pasalnya, ungkap dia, selama pandemi banyak hotel dan restoran yang terpaksa merumahkan karyawan sebagai upaya memperkecil biaya operasional dan pengeluaran karena sepinya pengunjung, meski sempat kembali normal dalam beberapa bulan terakhir, namun tingkat kunjungan belum masksimal.
"Kami juga memberikan jaminan kesehatan lingkungan selama tamu yang datang menghabiskan libur panjang akhir tahun di kawasan Puncak, termasuk sarana dan prasarana penunjang protokol kesehatan seperti tempat pencuci tangan, cairan pembersih tangan, dan masker," katanya.
Bahkan setiap tamu yang datang tambah dia, mendapat pemeriksaan suhu tubuh terlebih dahulu dan diwajibkan menggunakan masker selama berada di area dan luar hotel.
"Harapan kami menjelang pergantian tahun ada peningkatan hingga 50 persen," katanya.
Sementara Bupati Cianjur Herman Suherman mengungkapkan wisatawan yang datang ke Cianjur untuk menghabiskan libur panjang akhir tahun wajib membawa surat keterangan tes cepat antigen.
"Untuk ekonomi, nantinya akan kembali meningkat kalau virus berbahaya sudah tidak ada. Untuk saat ini kesehatan warga Cianjur lebih utama. Ketika angka kunjungan meningkat, diikuti angka penularan yang juga meningkat, tentu tidak ada artinya. Untuk itu wisatawan yang ke Cianjur harus bebas COVID-19," katanya.
Baca juga: Hotel jelang Natal dan Tahun Baru di Cianjur masih sepi
Baca juga: Tingkat hunian hotel di Kota Bogor turun pada libur Natal-Tahun Baru
Baca juga: PHRI catat okupansi hotel Bandung capai 65 persen
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Ketua PHRI Cianjur, Nano Indra Praja saat dihubungi Selasa, mengatakan pembatasan dan kewajiban wisatawan untuk membawa surat keterangan bebas COVID-19 antigen, diduga menjadi penyebab menurunnya angka okupansi hotel pada akhir tahun 2020, sehingga hanya 30 persen dari seribuan lebih kamar yang tersedia.
"Tahun lalu pada tanggal yang sama sudah sebagian besar kamar hotel yang ada di kawasan Puncak-Cianjur terisi hingga penuh. Namun tahun ini untuk angka 30 persen mungkin sudah cukup besar karena wisatawan yang hendak berlibur diwajibkan membawa surat keterangan bebas COVID-19 antigen yang cukup memberatkan," katanya.
Ia menjelaskan berbagai program menarik akhir tahun dan penawaran diskon tidak dapat mendongkrak angka okupansi menjelang akhir tahun, sehingga untuk mensiasati agar operasional tetap berjalan dan karyawan tetap masuk diberlakukan sistem kerja paruh hari.
Pasalnya, ungkap dia, selama pandemi banyak hotel dan restoran yang terpaksa merumahkan karyawan sebagai upaya memperkecil biaya operasional dan pengeluaran karena sepinya pengunjung, meski sempat kembali normal dalam beberapa bulan terakhir, namun tingkat kunjungan belum masksimal.
"Kami juga memberikan jaminan kesehatan lingkungan selama tamu yang datang menghabiskan libur panjang akhir tahun di kawasan Puncak, termasuk sarana dan prasarana penunjang protokol kesehatan seperti tempat pencuci tangan, cairan pembersih tangan, dan masker," katanya.
Bahkan setiap tamu yang datang tambah dia, mendapat pemeriksaan suhu tubuh terlebih dahulu dan diwajibkan menggunakan masker selama berada di area dan luar hotel.
"Harapan kami menjelang pergantian tahun ada peningkatan hingga 50 persen," katanya.
Sementara Bupati Cianjur Herman Suherman mengungkapkan wisatawan yang datang ke Cianjur untuk menghabiskan libur panjang akhir tahun wajib membawa surat keterangan tes cepat antigen.
"Untuk ekonomi, nantinya akan kembali meningkat kalau virus berbahaya sudah tidak ada. Untuk saat ini kesehatan warga Cianjur lebih utama. Ketika angka kunjungan meningkat, diikuti angka penularan yang juga meningkat, tentu tidak ada artinya. Untuk itu wisatawan yang ke Cianjur harus bebas COVID-19," katanya.
Baca juga: Hotel jelang Natal dan Tahun Baru di Cianjur masih sepi
Baca juga: Tingkat hunian hotel di Kota Bogor turun pada libur Natal-Tahun Baru
Baca juga: PHRI catat okupansi hotel Bandung capai 65 persen
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020