Karawang, 8/4 (ANTARA) - Wilayah perkotaan Kabupaten Karawang, Jawa Barat, yang dikelilingi Sungai Citarum diperkirakan terancam banjir luapan sungai setiap tahun, jika kondisi sungai tersebut dari hulu ke hilir tidak diperbaiki.
"Kalau dilihat dari peta Karawang, wilayah perkotaan seperti alun-alun itu dikelilingi sungai Citarum," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Karawang, Iman Sumantri di Karawang, Kamis.
Dikatakannya, dalam peta tersebut daerah aliran sungai (DAS) Citarum hampir berbentuk 'O' dan di tengah-tengahnya adalah wilayah perkotaan. Jika kondisi Citarum saat ini tidak segera diperbaiki, maka banjir masih akan terus mengancam daerah Karawang hingga beberapa tahun ke depan.
Pemerintah daerah setempat, kata Iman, tidak bisa berbuat banyak atas ancaman banjir itu, karena pengelolaan Sungai Citarum bukan tanggung jawab pemerintah daerah tetapi pemerintah pusat.
"Pemerintah daerah hanya bisa mengoordinasikan dan meminta agar ada perbaikan kondisi Citarum, sebagai antisipasi banjir ke depan," kata Iman.
Menurut dia, antisipasi pencegahan banjir ke depan, dengan melakukan perbaikan daerah aliran sungai Citarum itu harus dilakukan secara menyeluruh, dari hulu ke hilir karena alih fungsi yang terjadi di bantaran Sungai Citarum sudah terjadi dari hulu ke hilir.
Selain itu, Iman juga menyarankan agar pengelolaan air di tiga bendungan, yakni bendungan Saguling, Cirata dan Jatiluhur, dilakukan secara terintegrasi. Sehingga penggelontoran air dari satu bendungan ke bendungan lainnya benar-benar mendapat perhatian khusus.
Sebelumnya Ketua Harian Satuan Koordinasi Pelaksana (Satkorlak) Penanggulangan Bencana Alam Pemkab Karawang, Arifin Kertasaputra mengatakan, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mencegah banjir ke depan, selain melakukan normalisasi daerah aliran Sungai Citarum.
Hal-hal lain yang perlu diperhatikan itu ialah perbaikan tanggul-tanggul DAS Citarum dan irigasi, serta pemeliharaan alat-alat pengendali air di bendungan-bendungan. *

(T.KR-MAK/B/S022)

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010