Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil menyebutkan daerah yang masuk ke dalam zona merah COVID-19 di provinsi itu pada pekan ini bertambah menjadi delapan daerah atau meningkat dari pekan lalu ada enam daerah.
Kedelapan daerah zona merah yaitu Kota Cimahi, Kabupaten Garut, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, Kota Depok.
"Zona merah kita bertambah menjadi delapan. Jadi kita harus waspada," kata Kang Emil di Bandung, Senin.
Daerah yang perlu diwaspadai itu Kabupaten Garut, Kabupaten Majalengka, Karawang, Kabupaten Bekasi ada kenaikan signifikan. Kabupaten Bandung Barat kembali zona merah, Kota Bandung masih merah, Cimahi kembali merah, Depok merah,
Pekan lalu, ada enam kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat yang masuk dalam zona merah COVID-19 yakni Kota Depok, Kabupaten Karawang, Kota Bandung, Kabupaten Garut, Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Majalengka.
Kepada warga yang tinggal di delapan zona merah COVID-19 tersebut diimbau untuk waspada dan memperhatikan segala potensi yang akan terjadi, agar tidak terpapar COVID-19 dengan senantiasa menerapkan protokol kesehatan 3 M (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan).
Namun, kata Kang Emil, secara umum tingkat kesembuhan pasien COVID-19 di Provinsi Jabar cukup tinggi, yakni di angka 82 persen dan tingkat kematian pun tergolong rendah hanya di angka 1,6 persen.
"Jadi masalah di Jabar itu tingkat okupansi rumah sakit yang kini ada di 75 persen," katanya.
Ia menuturkan untuk mengantisipasi lonjakan jumlah pasien COVID-19 di Jabar, Pemprov Jabar telah menyiapkan 15 gedung baru yang akan digunakan sebagai pusat isolasi, termasuk asrama-asrama pusat-pusat pendidikan (pusdik) dan Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD) di Kota Bandung.
"Ada tambahan dari Pak Kasad, itu juga pusdik termasuk Secapa AD juga akan disumbangkan sebulan ke depan untuk penambahan ruang isolasi bagi pasien COVID-19," kata dia.
Selain menyiapkan pusat-pusat isolasi, Kang Emil menuturkan saat ini Pemprov Jabar juga sedang menyiapkan beberapa opsi terkait sumber daya manusia (SDM) dalam penanganan pasien COVID-19 yang sedang menjalani isolasi.
"Dan saya sudah tugaskan untuk menganalisa penambahan gedung isolasi ini bisa dicover oleh tenaga kesehatan yang ada dan TNI, subsidi silang SDM dari daerah yang bebannya rendah, jadi ini di-BKO-kan ke beban tinggi serta opsi terakhir perekrutan relawan nakes. Ini sedang dihitung," katanya.
Baca juga: Gubernur Ridwan Kamil imbau wisatawan jangan berkunjung ke Bandung Raya
Baca juga: Kota dan Kabupaten Bekasi serta Karawang masuk zona merah COVID-19
Baca juga: Pemprov Jabar berikan dukungan berlipat untuk daerah zona merah COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Kedelapan daerah zona merah yaitu Kota Cimahi, Kabupaten Garut, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, Kota Depok.
"Zona merah kita bertambah menjadi delapan. Jadi kita harus waspada," kata Kang Emil di Bandung, Senin.
Daerah yang perlu diwaspadai itu Kabupaten Garut, Kabupaten Majalengka, Karawang, Kabupaten Bekasi ada kenaikan signifikan. Kabupaten Bandung Barat kembali zona merah, Kota Bandung masih merah, Cimahi kembali merah, Depok merah,
Pekan lalu, ada enam kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat yang masuk dalam zona merah COVID-19 yakni Kota Depok, Kabupaten Karawang, Kota Bandung, Kabupaten Garut, Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Majalengka.
Kepada warga yang tinggal di delapan zona merah COVID-19 tersebut diimbau untuk waspada dan memperhatikan segala potensi yang akan terjadi, agar tidak terpapar COVID-19 dengan senantiasa menerapkan protokol kesehatan 3 M (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan).
Namun, kata Kang Emil, secara umum tingkat kesembuhan pasien COVID-19 di Provinsi Jabar cukup tinggi, yakni di angka 82 persen dan tingkat kematian pun tergolong rendah hanya di angka 1,6 persen.
"Jadi masalah di Jabar itu tingkat okupansi rumah sakit yang kini ada di 75 persen," katanya.
Ia menuturkan untuk mengantisipasi lonjakan jumlah pasien COVID-19 di Jabar, Pemprov Jabar telah menyiapkan 15 gedung baru yang akan digunakan sebagai pusat isolasi, termasuk asrama-asrama pusat-pusat pendidikan (pusdik) dan Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD) di Kota Bandung.
"Ada tambahan dari Pak Kasad, itu juga pusdik termasuk Secapa AD juga akan disumbangkan sebulan ke depan untuk penambahan ruang isolasi bagi pasien COVID-19," kata dia.
Selain menyiapkan pusat-pusat isolasi, Kang Emil menuturkan saat ini Pemprov Jabar juga sedang menyiapkan beberapa opsi terkait sumber daya manusia (SDM) dalam penanganan pasien COVID-19 yang sedang menjalani isolasi.
"Dan saya sudah tugaskan untuk menganalisa penambahan gedung isolasi ini bisa dicover oleh tenaga kesehatan yang ada dan TNI, subsidi silang SDM dari daerah yang bebannya rendah, jadi ini di-BKO-kan ke beban tinggi serta opsi terakhir perekrutan relawan nakes. Ini sedang dihitung," katanya.
Baca juga: Gubernur Ridwan Kamil imbau wisatawan jangan berkunjung ke Bandung Raya
Baca juga: Kota dan Kabupaten Bekasi serta Karawang masuk zona merah COVID-19
Baca juga: Pemprov Jabar berikan dukungan berlipat untuk daerah zona merah COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020