Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi melemah seiring masih tingginya jumlah kasus COVID-19.
Pada pukul 9.48 WIB, rupiah bergerak melemah 28 poin atau 0,19 persen ke posisi Rp14.133 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp14.105 per dolar AS.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures di Jakarta, Selasa, mengatakan, sentimen penggerak harga sepertinya belum berubah.
"Pasar masih mengkhawatirkan prospek pemulihan ekonomi global di tengah masih meningginya kasus penularan COVID-19 padahal vaksin belum terdistribusi. Kondisi yang sama sedang terjadi di Indonesia," ujar Ariston.
Di sisi lain, lanjut Ariston, pasar masih menunggu stimulus fiskal AS yang bisa menekan dolar AS. Negosiasi stimulus AS mungkin rampung sebelum akhir pekan ini.
Sementara itu, indeks dolar AS terlihat masih melemah di kisaran 90 karena prospek stimulus fiskal tersebut.
"Dua sentimen yang berlawanan ini mungkin masih menahan pergerakan rupiah dalam kisaran yang tidak jauh berbeda seperti hari sebelumnya," kata Ariston.
Ariston memperkirakan hari ini rupiah masih bergerak di kisaran Rp14.050 per dolar AS hingga Rp14.180 per dolar AS.
"Kalau melihat pergerakan indeks dolar AS, harusnya rupiah bisa menguat tipis," ujarnya.
Pada Senin (7/12) lalu, rupiah ditutup stagnan di posisi Rp14.105 per dolar AS, sama dengan posisi penutupan pada akhir pekan lalu Rp14.140 per dolar AS.
Baca juga: Kurs rupiah Selasa pagi melemah 13 poin
Baca juga: Kurs rupiah awal pekan stagnan masih dibayangi kenaikan kasus COVID-19
Baca juga: Kurs rupiah terkoreksi dipicu kekhawatiran prospek pemulihan ekonomi global
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Pada pukul 9.48 WIB, rupiah bergerak melemah 28 poin atau 0,19 persen ke posisi Rp14.133 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp14.105 per dolar AS.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures di Jakarta, Selasa, mengatakan, sentimen penggerak harga sepertinya belum berubah.
"Pasar masih mengkhawatirkan prospek pemulihan ekonomi global di tengah masih meningginya kasus penularan COVID-19 padahal vaksin belum terdistribusi. Kondisi yang sama sedang terjadi di Indonesia," ujar Ariston.
Di sisi lain, lanjut Ariston, pasar masih menunggu stimulus fiskal AS yang bisa menekan dolar AS. Negosiasi stimulus AS mungkin rampung sebelum akhir pekan ini.
Sementara itu, indeks dolar AS terlihat masih melemah di kisaran 90 karena prospek stimulus fiskal tersebut.
"Dua sentimen yang berlawanan ini mungkin masih menahan pergerakan rupiah dalam kisaran yang tidak jauh berbeda seperti hari sebelumnya," kata Ariston.
Ariston memperkirakan hari ini rupiah masih bergerak di kisaran Rp14.050 per dolar AS hingga Rp14.180 per dolar AS.
"Kalau melihat pergerakan indeks dolar AS, harusnya rupiah bisa menguat tipis," ujarnya.
Pada Senin (7/12) lalu, rupiah ditutup stagnan di posisi Rp14.105 per dolar AS, sama dengan posisi penutupan pada akhir pekan lalu Rp14.140 per dolar AS.
Baca juga: Kurs rupiah Selasa pagi melemah 13 poin
Baca juga: Kurs rupiah awal pekan stagnan masih dibayangi kenaikan kasus COVID-19
Baca juga: Kurs rupiah terkoreksi dipicu kekhawatiran prospek pemulihan ekonomi global
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020