Garut, 29/3 (ANTARA) - Potensi sejarah, berupa sumber mata air pertama yang ditemukan 198 tahun lalu sehingga menjadi cikal bakal pembentukan kabupaten Garut, hingga kini tampak masih diterlantarkan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) setempat.
Padahal ketika sumber air ditemukan 17 Maret pada dua abad lalu itu, menyebabkan seorang pencarinya tergores (kakarut) kemudian oleh warga Belanda menyebut "Gagarut", dan menjadikan nama kabupaten Garut setelah pindah dari kabupaten di kecamatan Balubur Limbangan, kata pegawai SMPN 1 Garut, Wahyu, Senin.

Sumber air yang berlokasi di dalam komplek SMPN tersebut, selama ini hanya dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih sekolah sekaligus dikemas dengan tembok dan perpipaan untuk mengambil air wudhu setiap hendak shalat.

Padahal sejak beberapa tahun lalu, ramai diwacanakan akan dibangun monumen serta areal pertamanan mini sebagai obyek wisata sejarah, namun sampai sekarang nyaris tak pernah lagi terdengar meski kabupaten Garut telah beberapa kali berganti bupati.

Pihak Disbudpar setempat pun, mengesankan tak peduli terhadap potensi wisata yang dimilikinya.

Padahal selain bisa dijadikan potensi wisata sejarah juga dapat menjadi sarana pendidikan sejarah kalangan pelajar dan generasi muda, katanya.

Bupati Garut Aceng H.M Fikri sempat meninjau sumber air bersejarah di SMPN 1 tersebut, seusai meninjau pelaksanaan Ujian Nasional (UN) SMP/MTs hari pertama.

Bupati berjanji akan membahasnya bersama institusi teknis terkait, namun tak dijelaskan rinci mengenai rencana pembangunan serta pengembangannya.




John DH

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010