DPRD bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, Jawa Barat, menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2021 senilai Rp7,6 triliun.

“Kami belum tahu tahun depan situasinya seperti apa, kenyataannya hari ini kita masih pandemi. Maka dalam draft APBD kami tahun 2021 ada penurunan dari target PAD. Tapi saya optimis 2021 ekonomi kita bisa bangkit,” ungkap Wakil Bupati Bogor Iwan Setiawan di Cibinong, Kabupaten Bogor, Selasa.

Ia mengatakan APBD 2021 ditetapkan senilai Rp7,6 triliun tersebut masih dibayangi situasi pandemi COVID-19, karena itu program diarahkan sebagian besar untuk pemulihan ekonomi, pelayanan kesehatan, pendidikan, dan juga penanganan masalah COVID-19.

Menurut dia, hingga kini masih terdapat defisit senilai Rp880 miliar dengan asumsi akan tertutup dari sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan (Silpa) APBD 2020 yang diperkirakan senilai Rp930 miliar.

Pemkab juga mengalokasikan Rp50 miliar dari SILPA APBD 2020 untuk penyertaan modal Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kahuripan.

Pada ABPD 2021, target Pendapatan Asli Daerah (PAD) ditetapkan senilai Rp2,7 triliun. Angka ini turun dari target PAD tahun sebelumnya Rp2,9 Triliun. Adapun, target pendapatan dari dana transfer ditetapkan Rp4,4 Triliun.

Dengan demikian, pendapatan terbesar masih bersumber dari transfer pusat ke daerah yang komposisinya mencapai 60 persen dari total target pendapatan.

Sementara untuk belanja daerah 2021 ditetapkan sebesar Rp7,6 triliun. Komponen belanja daerah untuk belanja operasi dan modal sebesar Rp6,3 triliun dan biaya tak terduga sebesar Rp28 miliar, belanja tranfer Rp1,2 triliun dan belanja bagi hasil senilai Rp157 miliar.

Baca juga: RAPBD Perubahan Bogor masih defisit Rp1,43 triliun

Baca juga: Anggaran penerima bantuan iuran BPJS di Kabupaten Bogor naik pada APBD 2020

Pewarta: M Fikri Setiawan

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020