Bandung, 21/3 (ANTARA) - Banjir luapan Sungai Citarum di kawasan Baleendah dan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung kian meluas, sehingga memutus arus lalu lintas ke arah Kota Bandung dan sebaliknya, Minggu.

Hujan deras yang turun selama hampir delapan jam hingga Minggu dinihari, mengakibatkan luapan Sungai Citarum dan beberapa anak sungainya kian menjadi-jadi, bahkan lebih besar dibandingkan banjir besar pada Februari 2010.

Arus lalu lintas yang sehari sebelumnya masih bisa melintas melalui jalur Baleendah-Bojongsoang pada Minggu pagi praktis tidak bisa dilintasi kendaraan kecil dan sepeda motor.

"Jalan di Baleendah depan SPBU ketinggiannya mencapai dua meter, ini baru pertama kali terjadi, biasanya di bawah itu," kata Wawan (40) pengemudi angkutan kota Ciparay-Bandung.

Terputusnya arus lalu lintas ke arah Kota Bandung dari Bandung Selatan itu, memaksa para pengemudi yang hendak menuju ke Bandung dan sebaliknya harus mengurungkan niatnya karena terhalang genangan banjir.

Satu-satunya jalan alternatif ke Jalan Rancamanyar macet total karena seluruh kendaraan melintas ke jalur sempit itu.

Sementara itu, pemandangan banjir di Baleendah dan Dayeuhkolot makin menguatirkan. Genangan banjir di beberapa tempat seperti di Cieunteung, Andir dan beberapa titik terendah lainnya di aliran Citarum mencapai atap rumah.

Rumah-rumah itu sudah ditinggalkan mengungsi penghuninya sejak beberapa hari lalu. Sedangkan sebagian lagi terjebak di lantai dua rumah mereka, dan sebagian sudah di evakuasi ke tempat yang lebih tinggi.

Sementara itu, para pengungsi memilih tinggal di gedung serba guna dan di rumah-rumah penduduk yang tidak kebanjiran.

Sebagian lagi memilih mengungsi dan berteduh di ruko-roko yang juga mulai terancam banjir. Minggu pagi, mereka habiskan dengan berdiri di pinggir jalan raya.

"Mau apa lagi, banjir besar seperti ini tak ada lagi yang bisa diperbuat selain menunggu surut," ucap Miftah warga Baleendah lainnya.

Untuk mencegah kemacetan di Baleendah, warga memblokir lalu lintas di kawasan Kulalet dan mengarahkan kendaraan melintas ke jalur Bandung Selatan.

Kondisi sama juga terjadi di Kecamatan Dayeuhkolot. Banjir selain akibat luapan Sungai Citarum, juga akibat luapan Sungai Cigede. Cikapundung dan Citepus.

Luapan Sungai Citepus mengakibatkan sejumlah pabrik di kawasan Palasari, Kecamatan Dayeuhkolot terendam banjir dan terpaksa menghentikan operasionalnya.

Para pekerja industri tekstil dan garmen terbesar di kawasan itu juga banyak yang tidak masuk kerja karena terhalang banjir. Kondisi itu sudah terjadi sejak tiga hari lalu.

Selain terjebak banjir di kawasan Baleendah, para pekerja juga terjebak banjir di jalur Palasari-Dayeuhkolot.

"Saya sudah tiga hari tidak masuk kerja karena terhalang banjir, hari ini juga tidak bisa bekerja. Banjirnya lebih besar," tutur Darmawan (44) buruh pabrik di Palasari.

Banjir juga terjadi di sejumlah titik lainnya di Kabupaten Bandung yakni di Majalaya, Solokanjeruk, Rancaekek, Cikancung serta Bojongsoang.

Sedangkan ruas jalan yang terendam banjir juga terjadi di Majalaya, Cikancung dan di Margahayu, Kabupaten Bandung.

syarif

Pewarta:

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010