Akademisi Program Pendidikan Vokasi, Universitas Indonesia (Vokasi UI), Andhita Yukihana R. mengatakan bahwa karya digital art yang kreatif bisa dijadikan sumber ekonomi untuk anak-anak usia muda.
Untuk itu, kata Yukihana dalam keterangannya, Jumat mengatakan perlunya pelatihan yang diharapkan memotivasi para pelajar agar semakin kreatif, memaksimalkan potensi diri dalam berkarya dan berinovasi di dunia digital.
"Melalui pelatihan ini, kami ingin membuka cakrawala para pelajar agar mereka menjadi tahu bagaimana peluang konten digital art ini akan mampu memberi peluang bisnis dan ekonomi," ujar Yukihana.
Ia mengatakan beserta Himpunan Mahasiswa Vokasi Akuntansi UI menjalankan kegiatan pengabdian masyarakat (pengmas) bertajuk “Edukasi Wirausaha Mandiri Sejak Dini” yang menyasar anak-anak usia 8-17 tahun.
"Program pengmas yang dilakukan secara mandiri ini memberikan pelatihan dan pembelajaran wirausaha mandiri dengan memaksimalkan pemanfaatan video," katanya.
Pelatihan tersebut dibagi menjadi dua seri seminar pada 18 Oktober dan 24 Oktober 2020. Pelatihan ini diikuti oleh 84 orang peserta yang terdiri dari anak-anak didik Salsabil Homeschooling, dan mereka yang tertarik berpartisipasi baik pelajar SD, SMP, dan SMA.
Salsabil Homeschooling merupakan sebuah sekolah gratis yang didirikan pada tahun 2011 oleh Himpunan Mahasiswa Vokasi Akuntansi, UI. Homeschool ini berlokasi di Tangerang.
Menurut Andhita Yukihana yang juga dosen program studi akuntansi dan menjadi ketua tim pengabdi, mengatakan bahwa program ini adalah aksi nyata akademisi Vokasi UI untuk memperkenalkan dunia digital art kepada anak-anak sedini mungkin serta mengedukasi agar karya seninya tersebut dapat memberikan nilai tambah ekonomis untuk dirinya dan keluarganya.
"Kami menyasar usia anak dan remaja karena dinilai sudah dapat mandiri dan mampu mengembangkan ide kreatif sehingga sudah bisa diarahkan untuk mulai menerapkan pola pikir wirausaha," kata Yukihana.
Seminar sesi pertama menghadirkan dua pembicara yaitu Pijar Suciati (Creative Designer), dan Gifari Ramadhani (Runner up Short Film Competition 2017 3NCM). Pada sesi ini, para peserta dilatih untuk melakukan video editing bagi Youtuber pemula serta membuat DIY (Do It Yourself) craft/kerajinan tangan. Program yang diusung pada sesi pertama adalah DIY Crafts Things to Do While Staying at Home Under Self-Quarantine serta Video Editing for YouTube Beginners.
Pada seminar kedua, difokuskan pada pembuatan konten yang menarik sehingga mampu dimonetisasi. Para pembicara adalah Raudhina Hilma Saphira Isandriyani (Graphic Designer) dan Devina Aurellia (Digital and Traditional Artist).
Topik yang disampaikan pada sesi kedua ini bertajuk Make Awesome Design That 'WOW' Viewers, dan Digital Art and How to Make Money yang menjelaskan tentang potensi digital art untuk menjadi sumber pendapatan.
Baca juga: Pemerintah wujudkan program desa digital untuk pesantren di Garut
Baca juga: Revitalisasi Gedung Juang Tambun Bekasi usung konsep digital milenial
Baca juga: Setahun, pemerintah tunjukkan komitmennya bangun ekonomi digital
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Untuk itu, kata Yukihana dalam keterangannya, Jumat mengatakan perlunya pelatihan yang diharapkan memotivasi para pelajar agar semakin kreatif, memaksimalkan potensi diri dalam berkarya dan berinovasi di dunia digital.
"Melalui pelatihan ini, kami ingin membuka cakrawala para pelajar agar mereka menjadi tahu bagaimana peluang konten digital art ini akan mampu memberi peluang bisnis dan ekonomi," ujar Yukihana.
Ia mengatakan beserta Himpunan Mahasiswa Vokasi Akuntansi UI menjalankan kegiatan pengabdian masyarakat (pengmas) bertajuk “Edukasi Wirausaha Mandiri Sejak Dini” yang menyasar anak-anak usia 8-17 tahun.
"Program pengmas yang dilakukan secara mandiri ini memberikan pelatihan dan pembelajaran wirausaha mandiri dengan memaksimalkan pemanfaatan video," katanya.
Pelatihan tersebut dibagi menjadi dua seri seminar pada 18 Oktober dan 24 Oktober 2020. Pelatihan ini diikuti oleh 84 orang peserta yang terdiri dari anak-anak didik Salsabil Homeschooling, dan mereka yang tertarik berpartisipasi baik pelajar SD, SMP, dan SMA.
Salsabil Homeschooling merupakan sebuah sekolah gratis yang didirikan pada tahun 2011 oleh Himpunan Mahasiswa Vokasi Akuntansi, UI. Homeschool ini berlokasi di Tangerang.
Menurut Andhita Yukihana yang juga dosen program studi akuntansi dan menjadi ketua tim pengabdi, mengatakan bahwa program ini adalah aksi nyata akademisi Vokasi UI untuk memperkenalkan dunia digital art kepada anak-anak sedini mungkin serta mengedukasi agar karya seninya tersebut dapat memberikan nilai tambah ekonomis untuk dirinya dan keluarganya.
"Kami menyasar usia anak dan remaja karena dinilai sudah dapat mandiri dan mampu mengembangkan ide kreatif sehingga sudah bisa diarahkan untuk mulai menerapkan pola pikir wirausaha," kata Yukihana.
Seminar sesi pertama menghadirkan dua pembicara yaitu Pijar Suciati (Creative Designer), dan Gifari Ramadhani (Runner up Short Film Competition 2017 3NCM). Pada sesi ini, para peserta dilatih untuk melakukan video editing bagi Youtuber pemula serta membuat DIY (Do It Yourself) craft/kerajinan tangan. Program yang diusung pada sesi pertama adalah DIY Crafts Things to Do While Staying at Home Under Self-Quarantine serta Video Editing for YouTube Beginners.
Pada seminar kedua, difokuskan pada pembuatan konten yang menarik sehingga mampu dimonetisasi. Para pembicara adalah Raudhina Hilma Saphira Isandriyani (Graphic Designer) dan Devina Aurellia (Digital and Traditional Artist).
Topik yang disampaikan pada sesi kedua ini bertajuk Make Awesome Design That 'WOW' Viewers, dan Digital Art and How to Make Money yang menjelaskan tentang potensi digital art untuk menjadi sumber pendapatan.
Baca juga: Pemerintah wujudkan program desa digital untuk pesantren di Garut
Baca juga: Revitalisasi Gedung Juang Tambun Bekasi usung konsep digital milenial
Baca juga: Setahun, pemerintah tunjukkan komitmennya bangun ekonomi digital
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020