Presiden RI Joko Widodo menyambut baik akan dikeluarkannya ASEAN Declaration on an ASEAN Travel Corridor Arrangement (TCA) Framework, pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-37 ASEAN yang digelar secara virtual melalui konferensi video.
Pengaturan ASEAN Travel Corridor tersebut sebelumnya telah diusulkan Presiden Jokowi pada KTT ke-36 ASEAN pada 26 Juni 2020 lalu.
"Saya menyambut baik di KTT ini kita akan mengeluarkan ASEAN Declaration on an ASEAN Travel Corridor Arrangement Framework. Untuk itu, rencana implementasi ASEAN TCA harus segera diwujudkan," kata Presiden Jokowi saat menyampaikan pidato pada KTT Pleno ke-37 ASEAN, secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis.
Untuk mewujudkan implementasi TCA tersebut, Presiden Jokowi mendorong agar Dewan Koordinasi ASEAN dan Badan Sektoral ASEAN segera bergerak cepat dan efisien.
Menurutnya, ASEAN perlu segera merealisasikan pembentukan jalur cepat sementara (temporary fast lane) dan protokol kesehatan saat keberangkatan dan kedatangan, pemanfaatan platform digital yang terintegrasi di kawasan, penentuan port of entry, serta ketentuan protokol kesehatan yang ketat.
"Saya harap ASEAN TCA ini dapat segera dioperasionalisasikan pada kuartal pertama tahun depan. Pengaturan tersebut akan memunculkan optimisme bahwa kegiatan ekonomi kita secara bertahap dapat diaktifkan kembali dengan secara disiplin menerapkan protokol kesehatan. Rakyat kita tidak bisa menunggu lebih lama lagi, mereka ingin melihat kawasan kita segera bangkit," jelasnya.
Di samping itu, Presiden Jokowi memandang optimisme lainnya yaitu penandatanganan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). RCEP berhasil ditandatangani setelah negara-negara ASEAN bernegosiasi selama kurang lebih 8 tahun.
"Kita harus buktikan bahwa integrasi ekonomi yang sangat besar ini akan membawa manfaat bagi rakyat kita," jelasnya.
Terakhir, Presiden Jokowi menyampaikan pentingnya peran ASEAN dalam rangka menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan. Menurutnya, sangat normal di tengah rivalitas dua kekuatan besar dunia, masing-masing ingin menarik ASEAN untuk berpihak.
Menyikapi situasi tersebut, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa ASEAN harus solid, menjaga keseimbangan, terus menyampaikan pesan untuk memperkokoh kerja sama yang saling menguntungkan, terus menyampaikan pesan pentingnya para mitra untuk menghormati Treaty of Amity and Cooperation, dan terus menyampaikan pesan pentingnya penghormatan terhadap hukum internasional termasuk diantaranya UNCLOS 1982.
"Dengan soliditas dan komitmen kuat untuk memajukan kerja sama inklusif, maka ASEAN tidak akan terjebak di antara rivalitas tersebut dan ASEAN akan dapat memainkan peran sentralnya dalam pengembangan kerja sama kawasan. Tentunya hal ini bukan merupakan hal mudah. Tapi saya yakin, dengan soliditas dan komitmen kuat kita akan dapat menjalankannya," ujarnya.
Baca juga: Presiden Jokowi hadiri KTT ke-37 ASEAN secara virtual dari Istana Bogor
Baca juga: Unpad gelar konferensi pemuda ASEAN, soroti akses guna capai SDGs
Baca juga: Luhut kunjungi pabrik mobil listrik di Bekasi, berharap Indonesia jadi pasar utama di ASEAN
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Pengaturan ASEAN Travel Corridor tersebut sebelumnya telah diusulkan Presiden Jokowi pada KTT ke-36 ASEAN pada 26 Juni 2020 lalu.
"Saya menyambut baik di KTT ini kita akan mengeluarkan ASEAN Declaration on an ASEAN Travel Corridor Arrangement Framework. Untuk itu, rencana implementasi ASEAN TCA harus segera diwujudkan," kata Presiden Jokowi saat menyampaikan pidato pada KTT Pleno ke-37 ASEAN, secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis.
Untuk mewujudkan implementasi TCA tersebut, Presiden Jokowi mendorong agar Dewan Koordinasi ASEAN dan Badan Sektoral ASEAN segera bergerak cepat dan efisien.
Menurutnya, ASEAN perlu segera merealisasikan pembentukan jalur cepat sementara (temporary fast lane) dan protokol kesehatan saat keberangkatan dan kedatangan, pemanfaatan platform digital yang terintegrasi di kawasan, penentuan port of entry, serta ketentuan protokol kesehatan yang ketat.
"Saya harap ASEAN TCA ini dapat segera dioperasionalisasikan pada kuartal pertama tahun depan. Pengaturan tersebut akan memunculkan optimisme bahwa kegiatan ekonomi kita secara bertahap dapat diaktifkan kembali dengan secara disiplin menerapkan protokol kesehatan. Rakyat kita tidak bisa menunggu lebih lama lagi, mereka ingin melihat kawasan kita segera bangkit," jelasnya.
Di samping itu, Presiden Jokowi memandang optimisme lainnya yaitu penandatanganan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). RCEP berhasil ditandatangani setelah negara-negara ASEAN bernegosiasi selama kurang lebih 8 tahun.
"Kita harus buktikan bahwa integrasi ekonomi yang sangat besar ini akan membawa manfaat bagi rakyat kita," jelasnya.
Terakhir, Presiden Jokowi menyampaikan pentingnya peran ASEAN dalam rangka menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan. Menurutnya, sangat normal di tengah rivalitas dua kekuatan besar dunia, masing-masing ingin menarik ASEAN untuk berpihak.
Menyikapi situasi tersebut, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa ASEAN harus solid, menjaga keseimbangan, terus menyampaikan pesan untuk memperkokoh kerja sama yang saling menguntungkan, terus menyampaikan pesan pentingnya para mitra untuk menghormati Treaty of Amity and Cooperation, dan terus menyampaikan pesan pentingnya penghormatan terhadap hukum internasional termasuk diantaranya UNCLOS 1982.
"Dengan soliditas dan komitmen kuat untuk memajukan kerja sama inklusif, maka ASEAN tidak akan terjebak di antara rivalitas tersebut dan ASEAN akan dapat memainkan peran sentralnya dalam pengembangan kerja sama kawasan. Tentunya hal ini bukan merupakan hal mudah. Tapi saya yakin, dengan soliditas dan komitmen kuat kita akan dapat menjalankannya," ujarnya.
Baca juga: Presiden Jokowi hadiri KTT ke-37 ASEAN secara virtual dari Istana Bogor
Baca juga: Unpad gelar konferensi pemuda ASEAN, soroti akses guna capai SDGs
Baca juga: Luhut kunjungi pabrik mobil listrik di Bekasi, berharap Indonesia jadi pasar utama di ASEAN
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020