Garut, 26/2 (ANTARA) - Hingga kini masih terdapat sekurangnya 65.452 hektare kawasan hutan di kabupaten Garut, Jawa Barat, berkondisi kritis dan mengkhawatirkan.

Sedangkan luas hutan Garut mengacu pada KEPMENHUT No.195/KPTS/II/2003, 107.865 hektare atau 35 persen dari luas Kabupaten, terdiri hutan lindung 75.572 hektare (70%), hutan Konservasi 26.727 hektare (24,77 persen), hutan produksi terbatas (HPT) 5.400 hektare (5,02%) serta hutan produksi 1.66 hektare (0,15%), ungkap Kepala Dinas Kehutanan setempat, Ir H. Edy Muharam, Jumat.

Potensi hutan rakyat atau di luar kawasan hutan 22.647 hektare, dengan lahan Kritis atas kesepakatan di luar kawasan hutan maupun lahan milik masyarakat 65.452 hektare, sehingga dilakukan penanganan lahan kritis hingga akhir 2007 seluas 30.729 Ha, katanya.

Kondisi lahan kritis di dalam kawasan hutan mencapai 8.670,04 hektare terdiri hutan konservasi 4.133 hektare, hutan lindung 765,74 hektare serta hutan produksi 4.172,30 hektare.

Namun dalam perkembangannya hingga akhir 2009, yang dilaporkan Dinas Kehutanan kepada BPS tercatat hutan lindung mengalami perubahan menjadi 75.572,00 hektare sehingga luas Hutan di luar hutan konservasi 81.138,52 hektare, katanya.

Sementara itu, penyebab terjadinya tanah longsor dan banjir lumpur di kabupaten Garut selama ini, bahkan kerap berlangsung setiap duguyur hujan deras setiap tahun, antara akibat alih fungsi lahan hutan menjadi areal pertanian, tofografi alam rawan bencana serta masih adanya ilegal loging. *****



John D Hidayat

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010