Bandung, 19/2 (ANTARA) - Banjir yang melanda kawasan Bandung selatan makin meluas, sehingga setelah jalan raya Dayeuhkolot-Baleendah terputus sejak tiga hari lalu, mulai Jumat pagi air menggenangi jalan raya Baleendah-Bojongsoang.
Jalan raya Dayeuhkolot-Bojongsoang merupakan jalan utama yang menghubungkan Bandung selatan dengan Kota Bandung, dan Baleendah-Bojongsoang merupakan jalan alternatif yang mengubungkan dua daerah tersebut.
Jalan raya Baleendah-Bojongsoang kini mulai terendam banjir hingga ketinggian 30 cm, sehingga arus lalu lintas di sana tersendat dan mengakibatkan kemacaten parah.
Kawasan itu pernah banjir besar pada 2004, tapi ketika itu jalur alternatif Bojongsoang tidak tergenang air.
Ribuan rumah di daerah itu terendam air dan pengungsi terus bertambah.
"Kami memerlukan tambahan dapur umum. Yang ada sekarang sudah tidak cukup lagi," kata Cholil, warga yang juga menjadi pengungsi.
Selain menempati sejumlah gedung milik pemerintah daerah, warga mengungsi di pinggir jalan raya. Mereka membentuk sejumlah kelompok.
Banjir juga merendam banyak kolam ikan di sekitar Bojongsoang. Kolam itu merupakan tempat pendederan, yang bagi sebagian warga merupakan sumber pendapatan utama mereka.
Menurut koordinator Taruna Siaga Bencana Dayeuhkoloot Dadang Wahidin, air Citarum sempat surut. "Tapi sejak Kamis malam hujan turun di hulu, sehingga air di daerah ini makin meluap," katanya.
Banjir di Bandung selatan telah merubuhkan 12 rumah yang berdiri di bantaran Sungai Cikapundung. Rubuhnya rumah itu menewarkan dua warga.
Kegiatan warga di kawasan Dayeuhkolot lumpuh akibat banjir dengan ketinggian 30 cm hingga 200 cm tersebut.
(L.S033*s018/B/s018/s018) 19-02-2010 11:46:38
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010
Jalan raya Dayeuhkolot-Bojongsoang merupakan jalan utama yang menghubungkan Bandung selatan dengan Kota Bandung, dan Baleendah-Bojongsoang merupakan jalan alternatif yang mengubungkan dua daerah tersebut.
Jalan raya Baleendah-Bojongsoang kini mulai terendam banjir hingga ketinggian 30 cm, sehingga arus lalu lintas di sana tersendat dan mengakibatkan kemacaten parah.
Kawasan itu pernah banjir besar pada 2004, tapi ketika itu jalur alternatif Bojongsoang tidak tergenang air.
Ribuan rumah di daerah itu terendam air dan pengungsi terus bertambah.
"Kami memerlukan tambahan dapur umum. Yang ada sekarang sudah tidak cukup lagi," kata Cholil, warga yang juga menjadi pengungsi.
Selain menempati sejumlah gedung milik pemerintah daerah, warga mengungsi di pinggir jalan raya. Mereka membentuk sejumlah kelompok.
Banjir juga merendam banyak kolam ikan di sekitar Bojongsoang. Kolam itu merupakan tempat pendederan, yang bagi sebagian warga merupakan sumber pendapatan utama mereka.
Menurut koordinator Taruna Siaga Bencana Dayeuhkoloot Dadang Wahidin, air Citarum sempat surut. "Tapi sejak Kamis malam hujan turun di hulu, sehingga air di daerah ini makin meluap," katanya.
Banjir di Bandung selatan telah merubuhkan 12 rumah yang berdiri di bantaran Sungai Cikapundung. Rubuhnya rumah itu menewarkan dua warga.
Kegiatan warga di kawasan Dayeuhkolot lumpuh akibat banjir dengan ketinggian 30 cm hingga 200 cm tersebut.
(L.S033*s018/B/s018/s018) 19-02-2010 11:46:38
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010