Berada di kawasan “ring of fire” gunung berapi, Indonesia memiliki banyak dataran tinggi. Salah satu keuntungannya, kontur tanah dan hawa di dataran tinggi sangat baik untuk kesuburan tanaman kopi. Tak heran, Indonesia menjadi negara produsen kopi yang digemari hingga ke mancanegara.
Kopi juga menjadi pintu bagi PT Pertamina (Persero) untuk mengupayakan pengembangan masyarakat di sekitar wilayah Desa Cipaganti, Cisurupan, Kabupaten Garut.
Melalui kegiatan Corporate Social Responsibiliy (CSR) Fuel Terminal Bandung Group - Marketing Operation Region (MOR) III, Pertamina meresmikan Program CSR Kopi Kang!, dan simbolis penanaman bibit kopi di Desa Cipaganti, Garut, Selasa (27/10). Peresmian Kopi Kang diwakili oleh Community Development Officer Fuel Terminal Bandung Group Wahyu Eko Widodo bersama dengan Ahmad Jamil Kepala Seksi Pemerintahan Desa Cipaganti.
“Saya mewakili kepala desa dan warga desa Cipaganti, Cisurupan, Garut, sangat berterima kasih kepada Pertamina yang telah membantu petani-petani kopi disini mulai dari pembibitan, pelatihan, pengolahan hingga pemasaran. Biasanya program pemberdayaan masyarakat yang paling sulit adalah bagian pemasaran, karena itu kami berharap agar nanti pemasaran pun dapat dibantu," kata Ahmad.
Pada program Kopi Kang!, kebun kopi terletak berdeketan dengan wilayah konservasi hewan kukang. Para petani kopi sudah turun temurun menghasilkan biji kopi khas Garut, dapat hidup berdampingan dengan habitat kukang yang ternyata ikut berperan dalam proses penyerbukan tanaman kopi.
"Karena simbiosis mutualisme alamiah ini, kami mengembangkan program CSR yang semula hanya konservasi kukang, kini merambah ke pemberdayaan petani kopi di sekitar habitat kukang," jelas Unit Manager Communication Relations MOR III Eko Kristiawan.
Eko menambahkan, program Kopi Kang! ini diharapkan bisa membantu petani untuk memproduksi biji kopi unggulan. Sehingga, pada akhirnya dapat menjual produk berkualitas dan memajukan perekonomian petani kopi dimana 10% profit yang dihasilkan dari penjualan kopi kang akan didonasikan untuk program pelestarian kukang.
Pemberdayaan Pertamina dilakukan melalui pelatihan dan pendampingan, mulai dari saat proses penanaman bibit kopi hingga proses pengemasan produk. Selain itu, menyediakan alat pengolahan biji kopi, hingga mendukung strategi pemasaran.
Sebelumnya, Pertamina bersama Yayasan Muka Geni menjalankan program CSR keanekaragaman hayati konservasi kukang. Langkah ini menjadi salah satu upaya Pertamina yang wilayah operasinya tersebar di seluruh Indonesia, untuk turut serta melestarikan satwa yang nyaris punah.
Kukang Jawa merupakan satwa endemik yang dilindungi pemerintah melalui Undang-undang No 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam beserta ekosistemnya.
Bahkan, badan konservasi dunia IUCN (International Union Conservation Nation) memasukkan primata beracun itu dalam kategori kritis atau terancam punah. Sedangkan menurut CITES (Convention On International Trade In Endagered species of Wild Fauna and Flora) memasukkan kukang dalam kategori apendix I, yang artinya dilarang dalam segala bentuk perdagangan internasional.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Kopi juga menjadi pintu bagi PT Pertamina (Persero) untuk mengupayakan pengembangan masyarakat di sekitar wilayah Desa Cipaganti, Cisurupan, Kabupaten Garut.
Melalui kegiatan Corporate Social Responsibiliy (CSR) Fuel Terminal Bandung Group - Marketing Operation Region (MOR) III, Pertamina meresmikan Program CSR Kopi Kang!, dan simbolis penanaman bibit kopi di Desa Cipaganti, Garut, Selasa (27/10). Peresmian Kopi Kang diwakili oleh Community Development Officer Fuel Terminal Bandung Group Wahyu Eko Widodo bersama dengan Ahmad Jamil Kepala Seksi Pemerintahan Desa Cipaganti.
“Saya mewakili kepala desa dan warga desa Cipaganti, Cisurupan, Garut, sangat berterima kasih kepada Pertamina yang telah membantu petani-petani kopi disini mulai dari pembibitan, pelatihan, pengolahan hingga pemasaran. Biasanya program pemberdayaan masyarakat yang paling sulit adalah bagian pemasaran, karena itu kami berharap agar nanti pemasaran pun dapat dibantu," kata Ahmad.
Pada program Kopi Kang!, kebun kopi terletak berdeketan dengan wilayah konservasi hewan kukang. Para petani kopi sudah turun temurun menghasilkan biji kopi khas Garut, dapat hidup berdampingan dengan habitat kukang yang ternyata ikut berperan dalam proses penyerbukan tanaman kopi.
"Karena simbiosis mutualisme alamiah ini, kami mengembangkan program CSR yang semula hanya konservasi kukang, kini merambah ke pemberdayaan petani kopi di sekitar habitat kukang," jelas Unit Manager Communication Relations MOR III Eko Kristiawan.
Eko menambahkan, program Kopi Kang! ini diharapkan bisa membantu petani untuk memproduksi biji kopi unggulan. Sehingga, pada akhirnya dapat menjual produk berkualitas dan memajukan perekonomian petani kopi dimana 10% profit yang dihasilkan dari penjualan kopi kang akan didonasikan untuk program pelestarian kukang.
Pemberdayaan Pertamina dilakukan melalui pelatihan dan pendampingan, mulai dari saat proses penanaman bibit kopi hingga proses pengemasan produk. Selain itu, menyediakan alat pengolahan biji kopi, hingga mendukung strategi pemasaran.
Sebelumnya, Pertamina bersama Yayasan Muka Geni menjalankan program CSR keanekaragaman hayati konservasi kukang. Langkah ini menjadi salah satu upaya Pertamina yang wilayah operasinya tersebar di seluruh Indonesia, untuk turut serta melestarikan satwa yang nyaris punah.
Kukang Jawa merupakan satwa endemik yang dilindungi pemerintah melalui Undang-undang No 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam beserta ekosistemnya.
Bahkan, badan konservasi dunia IUCN (International Union Conservation Nation) memasukkan primata beracun itu dalam kategori kritis atau terancam punah. Sedangkan menurut CITES (Convention On International Trade In Endagered species of Wild Fauna and Flora) memasukkan kukang dalam kategori apendix I, yang artinya dilarang dalam segala bentuk perdagangan internasional.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020