Forum Silaturahim Asosiasi Travel Haji dan Umrah (Sathu) menyebut sejumlah biro perjalanan ibadah bersiap memberangkatkan jamaah dari Indonesia apabila otoritas Arab Saudi kembali membuka kawasannya untuk dikunjungi peziarah dari berbagai negara.
"Kita sudah. Sesuai aturan dari Saudi maupun Indonesia, persoalan protokol kesehatan itu paling penting. Semua penyelenggara sudah siap," kata Ketua Dewan Pembina Sathu Fuad Hasan Masyhur di sela jumpa pers di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan protokol kesehatan menghadapi ancaman penularan COVID-19 merupakan hal yang menjadi perhatian sejumlah pihak, terutama Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU).
Menurut dia, PPIU memiliki tugas untuk ikut memberi sosialisasi mengenai protokol kesehatan. Kedisiplinan adalah kunci menghindarkan penularan virus SARS CoV-2 antar-jamaah.
"Kami akan mendisiplinkan masyarakat. Kami yakin masyarakat disiplin, karena masyarakat tidak ingin ada yang ketularan," katanya.
Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi menyebut ada empat tahap dalam membuka gerbangnya bagi jamaah umrah di masa pandemi COVID-19.
Media lokal Saudi melaporkan pada 4 Oktober 2020, Saudi membolehkan kuota 30 persen kapasitas Haramain/Dua Tanah Suci (Masjidil Haram, Mekkah dan Masjid Nabawi, Madinah) bagi jamaah umrah dari dalam negeri dan kalangan ekspatriat di negara tersebut.
Pada 18 Oktober, kuota dinaikkan menjadi 75 persen di Haramain bagi warga negara Saudi dan ekspatriat. Kemudian 1 November akan dibuka penuh bagi jamaah multinegara, kecuali sejumlah negara yang memiliki rekam jejak belum berhasil mengendalikan COVID-19.
Selanjutnya, tahap keempat (tanggal belum diumumkan) umrah akan dibuka bagi warga berbagai negara secara terbuka saat risiko penularan COVID-19 hilang.
Baca juga: Pengusaha Biro Umrah tunggu Pemerintah Arab Saudi terkait pembukaan umrah
Baca juga: Jamaah umrah kembali memenuhi Kota Mekkah
Baca juga: Masjidil Haram sambut jamaah umrah pertama di tengah pandemi pada Minggu pagi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Kita sudah. Sesuai aturan dari Saudi maupun Indonesia, persoalan protokol kesehatan itu paling penting. Semua penyelenggara sudah siap," kata Ketua Dewan Pembina Sathu Fuad Hasan Masyhur di sela jumpa pers di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan protokol kesehatan menghadapi ancaman penularan COVID-19 merupakan hal yang menjadi perhatian sejumlah pihak, terutama Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU).
Menurut dia, PPIU memiliki tugas untuk ikut memberi sosialisasi mengenai protokol kesehatan. Kedisiplinan adalah kunci menghindarkan penularan virus SARS CoV-2 antar-jamaah.
"Kami akan mendisiplinkan masyarakat. Kami yakin masyarakat disiplin, karena masyarakat tidak ingin ada yang ketularan," katanya.
Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi menyebut ada empat tahap dalam membuka gerbangnya bagi jamaah umrah di masa pandemi COVID-19.
Media lokal Saudi melaporkan pada 4 Oktober 2020, Saudi membolehkan kuota 30 persen kapasitas Haramain/Dua Tanah Suci (Masjidil Haram, Mekkah dan Masjid Nabawi, Madinah) bagi jamaah umrah dari dalam negeri dan kalangan ekspatriat di negara tersebut.
Pada 18 Oktober, kuota dinaikkan menjadi 75 persen di Haramain bagi warga negara Saudi dan ekspatriat. Kemudian 1 November akan dibuka penuh bagi jamaah multinegara, kecuali sejumlah negara yang memiliki rekam jejak belum berhasil mengendalikan COVID-19.
Selanjutnya, tahap keempat (tanggal belum diumumkan) umrah akan dibuka bagi warga berbagai negara secara terbuka saat risiko penularan COVID-19 hilang.
Baca juga: Pengusaha Biro Umrah tunggu Pemerintah Arab Saudi terkait pembukaan umrah
Baca juga: Jamaah umrah kembali memenuhi Kota Mekkah
Baca juga: Masjidil Haram sambut jamaah umrah pertama di tengah pandemi pada Minggu pagi
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020