Cianjur, 7/2 (ANTARA)- Perajin kain sutera khas Cianjur, Jawa Barat, terpaksa meminta batuan daerah lain untuk memenuhi bahan baku berupa kokon.

Bahan baku sutera alam yang berasal dari para petani murbei di Cianjur, dinilai masih sangat terbatas, sedangkan permintaan kain sutera khas Cianjur, mulai meningkat, kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Cianjur, Drs Mochamad Ginanjar, di Cianjur, Minggu.

Guna mensiasati hal tersebut, selain meminta dari daerah lain, Pemkab Cianjur, terus berupaya mengembangkan budidaya kokon serta pengembangan lahan murbei di enam kecamatan.

Informasi dihimpun, produk kain sutera khas Cianjur, saat ini telah mencapai 500 meter per bulan. Jumlah petani sutera sebanyak 60 orang yang tersebar di 6 kecamatan.

Seperti di Kecamatan Takokak, Sukanagara, Cibeber, Cugenang dan Pacet. Sedangkan luas areal kebun murbei yang yang merupakan pakan ulat sutra, telah mencapai 200 hektare.

Sebelumnya, Ketua Silk Solution Center (SSC) Cianjur, Harry M Sastrakusumah mengatakan, pihaknya optimistis produk kain sutera Cianjur, hingga kini tidak akan tergoyahkan oleh serbuan impor tekstil.

Penyebabnya, kain sutera Cianjur sudah memiliki pangsa pasar tersendiri. Dari sisi kualitas, kain sutera Cianjur, jauh lebih bagus ketimbang sutera impor.

Hal tersebut berdasarkan kajian seorang ahli sutera dari Jepang yang beberapa waktu lalu ke Cianjur.

"Kita punya pangsa pasar tersendiri karena kwalitas kain sutera Cianjur adalah yang terbaik,," katanya.




(U.K-FKR/B/Y003/Y003) 07-02-2010 19:05:10

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010