Bandung, 6/2 (ANTARA) - Banjir luapan Sungai Citarum di kawasan Baleendah dan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung bagian Selatan semakin menghebat dengan areal genangan yang kian meluas, Sabtu.
Pemantauan ANTARA, Sabtu, banjir akibat curah hujan yang tinggi di kawasan hulu Citarum itu telah mengakibatkan terputusnya sejumlah jalan raya di kawasan Baleendah dan Dayeuhkolot.
Salah satunya ruas jalan raya Banjaran - Bayeuhkolot terputus di sekitar jembatan Dayeuhkolot. Kemudian Jalan Raya Balendah - Rancamanyar dan Jl Raya Cieunteung.
Akibatnya, arus lalu lintas di jalur itu terputus, khusus untuk jalur utama Banjaran/ Ciparay - Dayeuhkolot - Kota Bandung terpaksa diarahkan melalui jalan Baleenda - Bojongsoang yang berjarak sekitar satu kilometer dari kota kecamatan Dayeuhkolot.
"Banjir sudah berlangsung seminggu ini, namun hari ini lebih besar dari hari-hari sebelumnya," kata Ogi (35) warga Kampung Andir Baleendah.
Sedikitnya 6000-an rumah penduduk dan fasilitas umum di Baleendah dan Dayeuhkolot terendam, Sebuah SPBU di persimpangan Baleendah dan Dayeuhkolot juga terendam banjir setinggi 50 centimeter.
Banjir juga merendam ratusan rumah dan kolam di Desa Cipagalo Kecamatan Bojongsoang. Genangan yang melanda kampung mereka merupakan yang pertama kali pada musim penghujan di awal tahun ini.
Lalu lintas di jalur Banjaran - Dayeuhkolot - Bandung praktis terputus. Kemacetan terjadi di jalur Baleendah - Bojongsoang, satu-satunya jalur yang bisa diakses untuk menuju Kota Bandung.
Sebagian besar warga yang tergenang banjir di Baleendah dan Dayeuhkolot mengungsi ke gedung serba guna dan kantor kecamatan.
Sedangkan sebagian warga masih bertahan karena berharap genangan banjir menyusut hari ini. Sedangkan SD Mekarsari di Kampung Cieunteung sudah lebih seminggu tergenang banjir sehingga proses belajar mengajar dipindahkan ke Gedung Serbaguna di Baleendah.
"Bila hujan deras terus mengguyur kawasan hulu Citarum, Baleendah di ambang banjir besar," kata Gunawan, salah seorang relawan Tagana di Baleendah.
Sementara itu tenda pengungsian sudah terlihat di sana, termasuk dapur umum untuk membantu korban banjir. Aktivitas warga menggunakan perahu karet dan perahu kecil karena genangan di rumah penduduk hingga dua meter.
"Di wilayah Andir genangan mencapai satu setengah meter," kata Dada, warga Andir.
(S033/B/Z003)
NNNN
(T.S033/B/Z003/C/Z003) 06-02-2010 09:48:18
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010
Pemantauan ANTARA, Sabtu, banjir akibat curah hujan yang tinggi di kawasan hulu Citarum itu telah mengakibatkan terputusnya sejumlah jalan raya di kawasan Baleendah dan Dayeuhkolot.
Salah satunya ruas jalan raya Banjaran - Bayeuhkolot terputus di sekitar jembatan Dayeuhkolot. Kemudian Jalan Raya Balendah - Rancamanyar dan Jl Raya Cieunteung.
Akibatnya, arus lalu lintas di jalur itu terputus, khusus untuk jalur utama Banjaran/ Ciparay - Dayeuhkolot - Kota Bandung terpaksa diarahkan melalui jalan Baleenda - Bojongsoang yang berjarak sekitar satu kilometer dari kota kecamatan Dayeuhkolot.
"Banjir sudah berlangsung seminggu ini, namun hari ini lebih besar dari hari-hari sebelumnya," kata Ogi (35) warga Kampung Andir Baleendah.
Sedikitnya 6000-an rumah penduduk dan fasilitas umum di Baleendah dan Dayeuhkolot terendam, Sebuah SPBU di persimpangan Baleendah dan Dayeuhkolot juga terendam banjir setinggi 50 centimeter.
Banjir juga merendam ratusan rumah dan kolam di Desa Cipagalo Kecamatan Bojongsoang. Genangan yang melanda kampung mereka merupakan yang pertama kali pada musim penghujan di awal tahun ini.
Lalu lintas di jalur Banjaran - Dayeuhkolot - Bandung praktis terputus. Kemacetan terjadi di jalur Baleendah - Bojongsoang, satu-satunya jalur yang bisa diakses untuk menuju Kota Bandung.
Sebagian besar warga yang tergenang banjir di Baleendah dan Dayeuhkolot mengungsi ke gedung serba guna dan kantor kecamatan.
Sedangkan sebagian warga masih bertahan karena berharap genangan banjir menyusut hari ini. Sedangkan SD Mekarsari di Kampung Cieunteung sudah lebih seminggu tergenang banjir sehingga proses belajar mengajar dipindahkan ke Gedung Serbaguna di Baleendah.
"Bila hujan deras terus mengguyur kawasan hulu Citarum, Baleendah di ambang banjir besar," kata Gunawan, salah seorang relawan Tagana di Baleendah.
Sementara itu tenda pengungsian sudah terlihat di sana, termasuk dapur umum untuk membantu korban banjir. Aktivitas warga menggunakan perahu karet dan perahu kecil karena genangan di rumah penduduk hingga dua meter.
"Di wilayah Andir genangan mencapai satu setengah meter," kata Dada, warga Andir.
(S033/B/Z003)
NNNN
(T.S033/B/Z003/C/Z003) 06-02-2010 09:48:18
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010