Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga (PDSKO) telah mengeluarkan rekomendasi tentang tingkat risiko berlatih fisik dan olahraga, salah satunya agar tetap menggunakan masker dan menggunakan alat sendiri
"Untuk berlatih di luar rumah rekomendasi perhimpunan adalah tetap menggunakan masker dengan intensitas yang disesuaikan," kata Residen Kedokteran Olahraga Freddy Ferdian kepada ANTARA beberapa waktu yang lalu.
Penggunaan masker ketika berolahraga tentunya menimbulkan sedikit ketidaknyamanan. Tapi bagaimana bila kegiatan dilakukan di tempat yang sepi? Bolehkah masker dilepas sementara, lalu dipakai lagi ketika berpapasan dengan orang lain?
Nyatanya, jika seseorang berolahraga di luar ruangan yang sepi, lalu menurunkan sebentar masker karena menganggap lingkungan aman, ada beberapa risiko yang dapat timbul.
"Ketika masker diturunkan ke arah bawah dagu, sebenarnya masker menyentuh area tubuh yang 'terkontaminasi', area tubuh yang awalnya tidak tertutup masker dan berpotensi sudah tercemar droplet atau aerosol dari orang lain," jelas dia.
Masalah juga dapat timbul ketika masker dilepas dan disimpan. Semakin sering Anda melepas dan memakai masker, lalu menyimpannya di berbagai tempat, apalagi bukan tempat khusus yang bersih, potensi kontaminasi dan droplet yang menempel juga semakin tinggi.
Selain itu, aerosol yang hampir tak terlihat berada di udara jauh lebih lama dibandingkan droplet.
"Bayangkan skenario ini: Di Minggu pagi buta si Adi berlari tanpa masker melewati area Monas lima menit sebelum si Budi. Saat si Budi lewat Monas, nampaknya jalur kosong tapi siapa yang bisa memastikan area Monas sudah bebas dari aerosol yang dihembuskan si Adi?" ujar dia.
Maka, dia menyarankan untuk tetap berjaga-jaga ketimbang menyesal kemudian hari dengan memakai masker demi menjaga diri sendiri dan orang lain.
Risiko melepas pasang masker juga diutarakan oleh dokter Muliadi Limanjaya. Dokter umum dari RS Pondok Indah – Bintaro Jaya mengatakan, masker yang digeser ke dagu bisa membuat bakteri pindah dari area hidung dan mulut ke dagu, pun sebaliknya ketika masker kembali digunakan.
Saat sudah mengenakan masker, sebaiknya kontak antara tangan dan masker seminimal mungkin. Bila memang harus melepas atau membuang, lakukan dengan prosedur yang benar.
Caranya, lepas masker secara perlahan dengan cara melepas tali elastis dari daun telinga sambil tetap menjauhkan masker dari wajah dan pakaian.
Hindari menyentuh bagian depan masker dengan tangan karena permukaan masker bagian depan adalah bagian yang mungkin telah terkontaminasi.
"Segera buang masker di tempat sampah tertutup setelah digunakan," kata Muliadi lewat surel.
Setelah itu, cuci tangan setelah menyentuh atau membuang masker tersebut. Gunakan air mengalir dan sabun atau cairan antiseptik berbahan dasar alkohol.
Baca juga: Masyarakat diminta gunakan masker berlabel SNI atau kain dua lapis
Baca juga: Tips cantik dan apik mengenakan busana dan masker batik
Baca juga: Masker dilapisi tisu dan diolesi minyak esensial, bermanfaatkah?
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Untuk berlatih di luar rumah rekomendasi perhimpunan adalah tetap menggunakan masker dengan intensitas yang disesuaikan," kata Residen Kedokteran Olahraga Freddy Ferdian kepada ANTARA beberapa waktu yang lalu.
Penggunaan masker ketika berolahraga tentunya menimbulkan sedikit ketidaknyamanan. Tapi bagaimana bila kegiatan dilakukan di tempat yang sepi? Bolehkah masker dilepas sementara, lalu dipakai lagi ketika berpapasan dengan orang lain?
Nyatanya, jika seseorang berolahraga di luar ruangan yang sepi, lalu menurunkan sebentar masker karena menganggap lingkungan aman, ada beberapa risiko yang dapat timbul.
"Ketika masker diturunkan ke arah bawah dagu, sebenarnya masker menyentuh area tubuh yang 'terkontaminasi', area tubuh yang awalnya tidak tertutup masker dan berpotensi sudah tercemar droplet atau aerosol dari orang lain," jelas dia.
Masalah juga dapat timbul ketika masker dilepas dan disimpan. Semakin sering Anda melepas dan memakai masker, lalu menyimpannya di berbagai tempat, apalagi bukan tempat khusus yang bersih, potensi kontaminasi dan droplet yang menempel juga semakin tinggi.
Selain itu, aerosol yang hampir tak terlihat berada di udara jauh lebih lama dibandingkan droplet.
"Bayangkan skenario ini: Di Minggu pagi buta si Adi berlari tanpa masker melewati area Monas lima menit sebelum si Budi. Saat si Budi lewat Monas, nampaknya jalur kosong tapi siapa yang bisa memastikan area Monas sudah bebas dari aerosol yang dihembuskan si Adi?" ujar dia.
Maka, dia menyarankan untuk tetap berjaga-jaga ketimbang menyesal kemudian hari dengan memakai masker demi menjaga diri sendiri dan orang lain.
Risiko melepas pasang masker juga diutarakan oleh dokter Muliadi Limanjaya. Dokter umum dari RS Pondok Indah – Bintaro Jaya mengatakan, masker yang digeser ke dagu bisa membuat bakteri pindah dari area hidung dan mulut ke dagu, pun sebaliknya ketika masker kembali digunakan.
Saat sudah mengenakan masker, sebaiknya kontak antara tangan dan masker seminimal mungkin. Bila memang harus melepas atau membuang, lakukan dengan prosedur yang benar.
Caranya, lepas masker secara perlahan dengan cara melepas tali elastis dari daun telinga sambil tetap menjauhkan masker dari wajah dan pakaian.
Hindari menyentuh bagian depan masker dengan tangan karena permukaan masker bagian depan adalah bagian yang mungkin telah terkontaminasi.
"Segera buang masker di tempat sampah tertutup setelah digunakan," kata Muliadi lewat surel.
Setelah itu, cuci tangan setelah menyentuh atau membuang masker tersebut. Gunakan air mengalir dan sabun atau cairan antiseptik berbahan dasar alkohol.
Baca juga: Masyarakat diminta gunakan masker berlabel SNI atau kain dua lapis
Baca juga: Tips cantik dan apik mengenakan busana dan masker batik
Baca juga: Masker dilapisi tisu dan diolesi minyak esensial, bermanfaatkah?
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020