Garut, 31/1 (ANTARA) - Ruas jalan kabupaten di kecamatan Bayongbong Garut terputus, Minggu, sejak pukul 13.00 WIB, akibat tertimbun bencana tanah longsor disertai banjir lumpur dan batu sehingga transfortasi menuju kecamatan Cigedug lumpuh total.
"Hingga Minggu sore aparat pemerintahan bersama warga setempat masih berupaya membersihkan longsoran setinggi 30 meter sejauh 10 meter," ujar camat setempat Dra Yayat Mulyati.
Peristiwa itu terjadi di lokasi kampung Batu Haseum RT.04/03.
Ruas jalan tersebut, kerap dijadikan jalur alternatif yang selama ini cukup padat dengan mobilitas sarana angkutan produk pertanian tanaman pangan masyarakat, terutama sayur-mayur untuk dipasok ke sejumlah pasar induk di Bandung dan Jakarta, katanya.
Hujan yang terus-menerus berlangsung setiap hari sebagai penyebab terjadinya bencana longsor itu, diperparah kondisi tofografi tanah yang tidak didukung konservasi yang memadai, bahkan cukup banyak terdapat lahan kritis.
Selain itu, banyak terdapat perbukitan yang tanahnya menjadi gembur akibat sarat ditanami beragam jenis sayuran pada kemiringan yang dinilai banyak kalangan tidak memenuhi syarat konservasi.
Sedangkan upaya penghijauannya selama ini, terbilang langka dilakukan atau tidak sebanding dengan pemanfaatan perbukitan untuk tanaman sayuran itu.
Wilayah ini, juga dilintasi aliran sungai Cimanuk yang rentan terhadap banjir serta longsoran akibat nyaris sepanjang bantarannya terdapat areal persawahan.
(U.PK-HT/B/Y003/Y003) 31-01-2010 17:21:52
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010
"Hingga Minggu sore aparat pemerintahan bersama warga setempat masih berupaya membersihkan longsoran setinggi 30 meter sejauh 10 meter," ujar camat setempat Dra Yayat Mulyati.
Peristiwa itu terjadi di lokasi kampung Batu Haseum RT.04/03.
Ruas jalan tersebut, kerap dijadikan jalur alternatif yang selama ini cukup padat dengan mobilitas sarana angkutan produk pertanian tanaman pangan masyarakat, terutama sayur-mayur untuk dipasok ke sejumlah pasar induk di Bandung dan Jakarta, katanya.
Hujan yang terus-menerus berlangsung setiap hari sebagai penyebab terjadinya bencana longsor itu, diperparah kondisi tofografi tanah yang tidak didukung konservasi yang memadai, bahkan cukup banyak terdapat lahan kritis.
Selain itu, banyak terdapat perbukitan yang tanahnya menjadi gembur akibat sarat ditanami beragam jenis sayuran pada kemiringan yang dinilai banyak kalangan tidak memenuhi syarat konservasi.
Sedangkan upaya penghijauannya selama ini, terbilang langka dilakukan atau tidak sebanding dengan pemanfaatan perbukitan untuk tanaman sayuran itu.
Wilayah ini, juga dilintasi aliran sungai Cimanuk yang rentan terhadap banjir serta longsoran akibat nyaris sepanjang bantarannya terdapat areal persawahan.
(U.PK-HT/B/Y003/Y003) 31-01-2010 17:21:52
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010