Garut, 12/1 (ANTARA) - Sekurangnya 103 murid Sekolah Dasar Negeri (SDN) 3 Karangsari di kecamatan Cikelet kabupaten Garut, Jawa Barat, terpaksa masih melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) di tenda pengungsian.
Akibat tiga unit ruang kelas sekolah tersebut, porak poranda diguncang gempa bumi 5,4 SR selama 25 detik pada Minggu (10/3), ungkap Kepala Sekolahnya, Rukmana, M.Pd, Selasa.
Namun tenda darurat yang didirikan di lahan kosong, tak jauh dari bangunan sekolah induk tersebut, sejak Senin kemarin atau awal kegiatan KBM setelah liburan panjang, menjadi becek tergenang air akibat hujan deras disertai angin kencang, katanya.
Sehingga setiap hari, murid dan guru pun kerap berlarian mencari tempat berteduh setiap tenda sederhana itu diguyur hujan, mengakibatkan konsentrasi belajar-mengajar menjadi sangat terganggu.
Rukmana juga menggungkapkan kesedihannya, karena sejak sekolah tersebut didirikan pada 1982 lalu, hingga kini atau nyaris mencapai selama 28 tahun sama sekali belum mendapatkan alokasi dana APBD kabupaten untuk kegiatan pemeliharaan, perbaikan apalagi rehabilitasinya.
Maka selama ini semakin banyak orang tua murid, yang memindahkan sekolah anak mereka ke sekolah lain berkondisi ruangan memadai, mereka mengaku takut SDN 3 Karangsari mendadak rubuh saat berlangsungnya KBM, katanya.
Padahal semula memiliki 200 murid lebih, tetapi jumlah ini nyaris sepanjang tahun terus-menerus mengalami penyusutan akibat kondisi bangunan sekolahnya memprihatinkan.
Kondisi yang menyedihkan tersebut, diperparah pula minimnya tenaga pendidik atau hanya terdapat dua berstatus PNS, masing-masing Kepala Sekolah dan seorang penjaga sekolah.
Sedangkan guru lainnya masih berstatus sukarelawan (Sukwan), meski pernah memiliki guru dari PNS, namun mereka tidak betah dan kembali ke daerah asalnya,katanya.
Kepala Dinas Pendidikan kabupaten Garut, H. Komar. M saat ditemui tidak ada di ruang kerjanya karena mendapat panggilan dari DPRD setempat.
John D Hidayat
(U.PK-HT/C/Y003/Y003) 12-01-2010 19:37:19
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010
Akibat tiga unit ruang kelas sekolah tersebut, porak poranda diguncang gempa bumi 5,4 SR selama 25 detik pada Minggu (10/3), ungkap Kepala Sekolahnya, Rukmana, M.Pd, Selasa.
Namun tenda darurat yang didirikan di lahan kosong, tak jauh dari bangunan sekolah induk tersebut, sejak Senin kemarin atau awal kegiatan KBM setelah liburan panjang, menjadi becek tergenang air akibat hujan deras disertai angin kencang, katanya.
Sehingga setiap hari, murid dan guru pun kerap berlarian mencari tempat berteduh setiap tenda sederhana itu diguyur hujan, mengakibatkan konsentrasi belajar-mengajar menjadi sangat terganggu.
Rukmana juga menggungkapkan kesedihannya, karena sejak sekolah tersebut didirikan pada 1982 lalu, hingga kini atau nyaris mencapai selama 28 tahun sama sekali belum mendapatkan alokasi dana APBD kabupaten untuk kegiatan pemeliharaan, perbaikan apalagi rehabilitasinya.
Maka selama ini semakin banyak orang tua murid, yang memindahkan sekolah anak mereka ke sekolah lain berkondisi ruangan memadai, mereka mengaku takut SDN 3 Karangsari mendadak rubuh saat berlangsungnya KBM, katanya.
Padahal semula memiliki 200 murid lebih, tetapi jumlah ini nyaris sepanjang tahun terus-menerus mengalami penyusutan akibat kondisi bangunan sekolahnya memprihatinkan.
Kondisi yang menyedihkan tersebut, diperparah pula minimnya tenaga pendidik atau hanya terdapat dua berstatus PNS, masing-masing Kepala Sekolah dan seorang penjaga sekolah.
Sedangkan guru lainnya masih berstatus sukarelawan (Sukwan), meski pernah memiliki guru dari PNS, namun mereka tidak betah dan kembali ke daerah asalnya,katanya.
Kepala Dinas Pendidikan kabupaten Garut, H. Komar. M saat ditemui tidak ada di ruang kerjanya karena mendapat panggilan dari DPRD setempat.
John D Hidayat
(U.PK-HT/C/Y003/Y003) 12-01-2010 19:37:19
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2010