Pelaku bisnis di koridor timur Jakarta sangat berharap hadirnya Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang (Jawa Barat) sebagai alternatif distribusi barang melalui Pelabuhan Tanjung Priok yang sudah demikian padat.
Beberapa pengembang properti di koridor timur Jakarta pun telah menyiapkan pembangunan untuk menyambut hadirnya pelabuhan itu. Mulai pembangunan dari kawasan industri, hunian, hotel, pusat perbelanjaan serta perkantoran.
Hadirnya Pelabuhan Patimban ini disebut-sebut dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi wilayah bahkan nasional sehingga bisa menjadi solusi di engah tekanan ekonomi akibat pandemi virus corona (COVID-19).
Karena itu wajar apabila dalam rapat terbatas Proyek Strategis Nasional pada 22 September, Presiden Joko Widodo menginstruksikan agar pembangunan Pelabuhan Patimban yang berlokasi di Kabupaten Subang segera dirampungkan.
Bahkan Presiden memberi target soft launching Patimban dapat dilaksanakan November 2020. Hal itu sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi nasional mengingat banyak sektor yang sangat bergantung terhadap kehadiran pelabuhan ini.
Pembangunan Patimban sangat erat kaitannya dengan semakin padatnya aktivitas di Pelabuhan Tanjung Priok. Hal itu dapat dilihat dari dwelling time pada Mei 2020 berkisar dua sampai tiga hari.
Dengan hadirnya Pelabuhan Patimban maka perusahaan-perusahaan yang berada di koridor timur Jakarta memiliki dua pilihan pelabuhan untuk mengirimkan barang.
Ditunggu
Kehadiran Patimban ini telah ditunggu-tunggu kalangan pengembang kawasan industri tidak saja di koridor Jakarta-Cikampek. Bahkan kini semakin meluas di koridor Cikampek-Palimanan.
Beberapa pengembang properti yang memiliki proyek di Cikarang dan Karawang bahkan terus menerus mendengungkan akan hadirnya Pelabuhan Patimban ini dengan menggulirkan proyek-proyek barunya.
Hadirnya Patimban tidak hanya menghidupkan kembali sektor industri, tetapi juga bakalan mendongkrak sektor hunian, pertanian dan pariwisata karena semua itu berkaitan erat.
Dengan Pelabuhan Patimban ini, maka akan terbangun segitiga kawasan pertumbuhan ekonomi, yaitu Pelabuhan Patimban, Airport Kertajati, juga kawasan di Bekasi, Karawang, dan Purwakarta sebagai sebuah kawasan industri.
Nantinya kawasan tersebut saling terkoneksi dan saling mendukung satu dengan yang lain sehingga memiliki daya saing terutama untuk produk-produk ekspor dan lebih khusus lagi di bidang otomotif.
Pengamat properti Ali Tranghanda mengatakan meski belum memetakan Pelabuhan Patimban namun diperkirakan akan memberikan dampak cerah terhadap pertumbuhan sektor properti mulai dari kawasan industri, hunian, perkantoran dan sebagainya.
Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch ini memperkirakan setiap infrastruktur baru akan memberikan dampak ekonomi yang ditandai dengan naiknya harga tanah. Biasanya dimulai dari kawasan di sekitar pintu keluar jalan tol.
Ali memprediksi dalam kurun waktu tiga bulan sejak Pelabuhan Patimban beroperasi maka ekonomi di kawasan itu akan mulai bergerak. Pergerakan itu ditandai dengan pergerakan arus barang yang semakin cepat.
Hal senada juga dikemukakan akademisi di bidang transportasi, Djoko Setijowarno yang mengatakan berbarengan dengan penyelesaian Pelabuhan Patimban juga harus diselesaikan akses yang menghubungkan Jalan Tol Cipali.
Djoko juga melihat ekonomi bakal bergerak dengan hadirnya Pelabuhan Patimban. Pengusaha dalam koridor tersebut harus diberikan kepastian pengiriman arus barang agar lebih lancar dan cepat.
Hadirnya Pelabuhan Patimban ini akan menjadikan segitiga Rebana seperti dicita-citakan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dapat terwujud, yakni Cirebon, Subang dan Majalengka.
Dengan aadanya Pelabuhan Patimban, akses tol Cikopo-Palimanan (Cipali) serta Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB) atau dikenal dengan Bandara Kertajati, kini Subang menjadi wilayah yang strategis dan terintegrasi.
Kawasan industri
Salah satu yang tertarik untuk mengembangkan kawasan di koridor Patimban ini adalah PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA). Emiten ini melalui anak usahanya, PT Suryacipta Swadaya (Suryacipta) sedang mempersiapkan peletakan batu pertama untuk proyek kawasan industri di Subang pada November 2020.
Kawasan industri bertajuk smart and sustainable city ini perlahan-lahan mulai mengungkap identitasnya, yaitu Subang Smartpolitan.
Berdiri di lahan seluas 2.700 hektar, Subang Smartpolitan adalah kota masa depan di Subang. Tidak hanya sebuah kawasan industri, namun kawasan ini mencakup komersil, hunian, area rekreasi dan pendidikan. Maka kawasan ini menjadi suatu pengembangan yang terintegrasi.
Berada di lokasi yang strategis dan terintegrasi, keberadaan Subang Smartpolitan akan sangat menguntungkan para calon investor serta meningkatkan kesejahteraan sosial, ekonomi dan pendidikan bagi masyarakat sekitar.
Hadirnya Patimban dan properti pendukung di sekitarnya setidaknya menjadi obat di tengah wabah yang belum kunjung usai. Setidaknya memberikan optimisme baru bagi sektor usaha.
Hal ini didukung oleh pernyataan dari VP Sales dan Marketing PT Suryacipta Swadaya Abednego Purnomo. Saat ini, walaupun groundbreaking belum dilaksanakan, namun pihaknya telah menerima banyak inquiry dari berbagai investor asing maupun domestik.
"Khususnya dari industri otomotif, consumer goods, medical, alat kesehatan juga dari industri berbasis IT," katanya.
Kehadiran kawasan industri di Patimban dipastikan akan membuka lapangan pekerjaan dengan banyaknya industri yang masuk ke dalamnya. Bahkan pengamat Ali Tranghanda memperkirakan dampak dari pelabuhan ini akan dirasakan sampai ke Jakarta.
Pembangunan infrastruktur pelabuhan termasuk properti pendukungnya dampaknya akan langsung dirasakan bahkan mampu memberikan kontribusi tiga persen terhadap pertumbuhan ekonomi.
Hadirnya Patimban ini diharap menjadi penyejuk di tengah tekanan ekonomi akibat pandemi.
Baca juga: PUPR targetkan akhir Oktober jalan akses Patimban bisa layani arus logistik
Baca juga: Presiden Jokowi instruksikan pembangunan Pelabuhan Patimban dipercepat
Baca juga: Presiden minta perhatikan dampak sosial ekonomi Pelabuhan Patimban bagi nelayan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Beberapa pengembang properti di koridor timur Jakarta pun telah menyiapkan pembangunan untuk menyambut hadirnya pelabuhan itu. Mulai pembangunan dari kawasan industri, hunian, hotel, pusat perbelanjaan serta perkantoran.
Hadirnya Pelabuhan Patimban ini disebut-sebut dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi wilayah bahkan nasional sehingga bisa menjadi solusi di engah tekanan ekonomi akibat pandemi virus corona (COVID-19).
Karena itu wajar apabila dalam rapat terbatas Proyek Strategis Nasional pada 22 September, Presiden Joko Widodo menginstruksikan agar pembangunan Pelabuhan Patimban yang berlokasi di Kabupaten Subang segera dirampungkan.
Bahkan Presiden memberi target soft launching Patimban dapat dilaksanakan November 2020. Hal itu sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi nasional mengingat banyak sektor yang sangat bergantung terhadap kehadiran pelabuhan ini.
Pembangunan Patimban sangat erat kaitannya dengan semakin padatnya aktivitas di Pelabuhan Tanjung Priok. Hal itu dapat dilihat dari dwelling time pada Mei 2020 berkisar dua sampai tiga hari.
Dengan hadirnya Pelabuhan Patimban maka perusahaan-perusahaan yang berada di koridor timur Jakarta memiliki dua pilihan pelabuhan untuk mengirimkan barang.
Ditunggu
Kehadiran Patimban ini telah ditunggu-tunggu kalangan pengembang kawasan industri tidak saja di koridor Jakarta-Cikampek. Bahkan kini semakin meluas di koridor Cikampek-Palimanan.
Beberapa pengembang properti yang memiliki proyek di Cikarang dan Karawang bahkan terus menerus mendengungkan akan hadirnya Pelabuhan Patimban ini dengan menggulirkan proyek-proyek barunya.
Hadirnya Patimban tidak hanya menghidupkan kembali sektor industri, tetapi juga bakalan mendongkrak sektor hunian, pertanian dan pariwisata karena semua itu berkaitan erat.
Dengan Pelabuhan Patimban ini, maka akan terbangun segitiga kawasan pertumbuhan ekonomi, yaitu Pelabuhan Patimban, Airport Kertajati, juga kawasan di Bekasi, Karawang, dan Purwakarta sebagai sebuah kawasan industri.
Nantinya kawasan tersebut saling terkoneksi dan saling mendukung satu dengan yang lain sehingga memiliki daya saing terutama untuk produk-produk ekspor dan lebih khusus lagi di bidang otomotif.
Pengamat properti Ali Tranghanda mengatakan meski belum memetakan Pelabuhan Patimban namun diperkirakan akan memberikan dampak cerah terhadap pertumbuhan sektor properti mulai dari kawasan industri, hunian, perkantoran dan sebagainya.
Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch ini memperkirakan setiap infrastruktur baru akan memberikan dampak ekonomi yang ditandai dengan naiknya harga tanah. Biasanya dimulai dari kawasan di sekitar pintu keluar jalan tol.
Ali memprediksi dalam kurun waktu tiga bulan sejak Pelabuhan Patimban beroperasi maka ekonomi di kawasan itu akan mulai bergerak. Pergerakan itu ditandai dengan pergerakan arus barang yang semakin cepat.
Hal senada juga dikemukakan akademisi di bidang transportasi, Djoko Setijowarno yang mengatakan berbarengan dengan penyelesaian Pelabuhan Patimban juga harus diselesaikan akses yang menghubungkan Jalan Tol Cipali.
Djoko juga melihat ekonomi bakal bergerak dengan hadirnya Pelabuhan Patimban. Pengusaha dalam koridor tersebut harus diberikan kepastian pengiriman arus barang agar lebih lancar dan cepat.
Hadirnya Pelabuhan Patimban ini akan menjadikan segitiga Rebana seperti dicita-citakan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dapat terwujud, yakni Cirebon, Subang dan Majalengka.
Dengan aadanya Pelabuhan Patimban, akses tol Cikopo-Palimanan (Cipali) serta Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB) atau dikenal dengan Bandara Kertajati, kini Subang menjadi wilayah yang strategis dan terintegrasi.
Kawasan industri
Salah satu yang tertarik untuk mengembangkan kawasan di koridor Patimban ini adalah PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA). Emiten ini melalui anak usahanya, PT Suryacipta Swadaya (Suryacipta) sedang mempersiapkan peletakan batu pertama untuk proyek kawasan industri di Subang pada November 2020.
Kawasan industri bertajuk smart and sustainable city ini perlahan-lahan mulai mengungkap identitasnya, yaitu Subang Smartpolitan.
Berdiri di lahan seluas 2.700 hektar, Subang Smartpolitan adalah kota masa depan di Subang. Tidak hanya sebuah kawasan industri, namun kawasan ini mencakup komersil, hunian, area rekreasi dan pendidikan. Maka kawasan ini menjadi suatu pengembangan yang terintegrasi.
Berada di lokasi yang strategis dan terintegrasi, keberadaan Subang Smartpolitan akan sangat menguntungkan para calon investor serta meningkatkan kesejahteraan sosial, ekonomi dan pendidikan bagi masyarakat sekitar.
Hadirnya Patimban dan properti pendukung di sekitarnya setidaknya menjadi obat di tengah wabah yang belum kunjung usai. Setidaknya memberikan optimisme baru bagi sektor usaha.
Hal ini didukung oleh pernyataan dari VP Sales dan Marketing PT Suryacipta Swadaya Abednego Purnomo. Saat ini, walaupun groundbreaking belum dilaksanakan, namun pihaknya telah menerima banyak inquiry dari berbagai investor asing maupun domestik.
"Khususnya dari industri otomotif, consumer goods, medical, alat kesehatan juga dari industri berbasis IT," katanya.
Kehadiran kawasan industri di Patimban dipastikan akan membuka lapangan pekerjaan dengan banyaknya industri yang masuk ke dalamnya. Bahkan pengamat Ali Tranghanda memperkirakan dampak dari pelabuhan ini akan dirasakan sampai ke Jakarta.
Pembangunan infrastruktur pelabuhan termasuk properti pendukungnya dampaknya akan langsung dirasakan bahkan mampu memberikan kontribusi tiga persen terhadap pertumbuhan ekonomi.
Hadirnya Patimban ini diharap menjadi penyejuk di tengah tekanan ekonomi akibat pandemi.
Baca juga: PUPR targetkan akhir Oktober jalan akses Patimban bisa layani arus logistik
Baca juga: Presiden Jokowi instruksikan pembangunan Pelabuhan Patimban dipercepat
Baca juga: Presiden minta perhatikan dampak sosial ekonomi Pelabuhan Patimban bagi nelayan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020