Ciamis, 14/12 (ANTARA) - Pembangunan sekolah di wilayah kabupaten Ciamis, Jawa Barat dari dana alokasi khusus (DAK) dinilai lambat dan tidak bisa memenuhi target waktu yang ditentukan.

"Keterlambatan itu menjadi tanda tanya, dan pihak dinas pendidikan pemerintah daerah dinilai tidak tegas melakukan pengawasan DAK khususnya tengat waktu pemasangan atap baja ringan," kata ketua forum pemantau pembangunan dan lembaga kejaksaan (FP2LK), Kidik Fajar, di Ciamis, Minggu.

Ia menjelaskan banyak temuan sekolah penerima DAK belum terpasang rangka atap baja ringan, padahal seharusnya proyek tersebut sudah harus diselesaikan pada 25 November 2009.

"Sebagaimana ultimatum sebelumnya dimana harus selesai 25 November, tapi saya lihat ternyata realisasinya masih banyak yang belum terpasang hingga saat ini," katanya.

Menurut Kidik, pihaknya akan meminta penjelasan kepada dinas pendidikan setempat terkait keterlambatan beberapa perusahaan pengadaan baja ringan yang tidak segera memasang atap dari baja ringan pada waktu yang ditentukan.

Padahal dari hasil kesepakatan bersama, sudah diberikan toleransi kebijakan perpanjangan waktu pemasangan atap baja ringan bangunan sekolah lima hari dari ketentuan yang ditetapkan, katanya.

"Ternyata sampai saat ini masih banyak yang belum dipasang juga, mana ketegasan Disdik," katanya.

Menurut Kidik permintaan penjelasan pihak Disdik tersebut merupakan upaya memperjuangkan pendidikan di Kabupaten Ciamis yang dinilai masih banyak bangunan sekolah yang belum layak.

"Jika pemasangan baja ringan mengalami keterlambatan tentu akan mengganggu pada proses belajar mengajar terhadap siswa," katanya.

Ia mengungkapkan, ruangan kelas yang seharusnya sudah dapat digunakan akhir tahun 2009, akhirnya tertunda kemungkinan hingga memasuki tahun 2010 sehingga banyak siswa yang terpaksa belajar di tenda.

"Anak-anak sekolah yang menjadi korban, masa harus belajar ditenda, dikhawatirkan anak-anak tidak semangat belajar," katanya.***4***

Feri Purnama
(U.PK-FPM/C/B013/B013) 14-12-2009 01:45:36

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2009