Bandung, 6/12 (ANTARA) - Tingginya kasus AIDS di Jawa Barat menunjukkan lambannya orang menyadari status HIV-nya sejak dini, selain itu orang dengan HIV -AIDS (ODHA) banyak yang datang ke rumah sakit dalam keadaan AIDS dan sakit-sakitan.

Hal tersebut terungkap dalam Seminar Hari AIDS Sedunia 2009 yang berlangsung di Rumah Saikt Umum Pusat Dr Hasan (RSHS), Bandung, Minggu.

Menurut Ketua Tim Program Terapi Rumatan RSHS, dr Teddy Hidayat, tidak kurang dari 1.600 pasien HIV AIDS yang datang ke Klinik Terartai di RSHS, labih dari separuhnya berobat sudah dalam keadaan AIDS.

Teddy mengakui, dalam hal ini, RSHS yang menjadi rumah sakit rujukan, masih terlambat mendeteksi kasus. "Bagaimana dengan di daerah? Inilah pekerjaan rumah, terutama bagi dokter, calon dokter, dan LSM untuk mendeteksi kasus sejak awal," katanya.

Pakar hukum dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Yesmi Anwar, kepada wartawan mengatakan sejauh ini pemenuhan hak-hak ODHA masih berada di seputar hak kesehatan.

"Hak-hak lain, seperti pekerjaan atau pendidikan masih perlu diperhatikan. Tpai hak atas kesehatan pun, sama halnya dengan hak masyarakt lain, masih sebatas yang primer," kata Yesmil Anwar.

Ia mengungkapkan, beberapa persoalan hukum yang dialami pengguna Napza suntik, yakni kelompok yang sangat rentan terhadap HIV, masih bersandar kepada undang-undang yang berlaku.

Sehingga, lanjutnya dalam menyikapi kasus HIV-AIDS di kalangan pecandu pun aparat hukum masih mendahulukan aspek hukum, muncullah pengertian pemberian jarum suntik dan metadon sama dengan mengizinkan penggunaan Narkoba.

"Padahal, seperti diketahui, baik program metadon maupun jarum suntik steril merupakan sebagian dari upaya mencegah HIV-AIDS di kalangan pecandu," ujar Yemil Anwar.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, hingga September 2009, mencatat di daerah ini terdapat 4.929 kasus HIV AIDS, dan 2.999 atau 60 persennya merupakan kasus AIDS, sedangkan sisanya kasus HIV positif.

Dalam beberapa tahun terakhir, 66 persen kasus HIV-AIDS disebabkan penggunaan jarum suntik tidak steril di kalangan pengguna Narkoba Suntik.

Paling banyak terinfeksi HIV, hingga kini ada pada kelompok usia 20-23 tahun hingga 2.783 kasus, yang menunjukkan 56 persen kasus HIV-AIDS di Jawa Barat terjadi di kalangan usia produktif.***3***

Ayi
(U.PSO-057/B/M019/M019) 06-12-2009 21:08:16

Pewarta:

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2009