Rektor IPB University Prof Dr Arif Satria mengatakan bisnis paling menjanjikan pada masa depan adalah bisnis pada sektor pertanian.

"Yang abadi di dunia ini satu adalah perubahan dan kedua adalah pangan, karena semua orang di dunia ini pasti akan makan sampai akhir zaman nanti," ujar Arif dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

Hal itu disampaikan Arif saat menemani Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, berkunjung ke Agribusiness Technology Park (ATP) IPB University.

Dengan adanya teknologi smart farming, lanjut Prof Arif Satria, mestinya para milenial akan bangga bahwa pertanian itu bisa dikelola secara industrial dan kemudian bergengsi. "Tentu dari sisi ekonomi dan bisnis sangat menjanjikan dan sangat menguntungkan," tambah Prof Arif.

Ia memberi contoh teknologi pertanian modern yang dikelola di ATP IPB University. Penggunaan teknologi di ATP IPB University mampu mendongkrak pendapatan pertanian mencapai 390 juta per tiga minggu.

"Dan kita buktikan, bahwa makanan, pangan dan pertanian ini adalah sektor yang paling potensial untuk menang dalam era pandemi COVID-19," tambah dia.

Selain memanfaatkan teknologi smart farming, ATP IPB University juga mengakomodasi petani di sekitar kampus untuk secara bersama-sama membangun pertanian. ATP IPB University juga mengakomodasi akses pasar bagi petani, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani mitra.

"Tidak hanya aspek teknologi semata, tetapi juga membuka pasar, karena yang paling penting adalah akses pasar. Kalau ini bisa dibuka di seluruh kampus di Indonesia, menurut saya ini harapan besar untuk kemajuan pertanian Indonesia di masa depan," pungkas Prof Arif Satria.

Menanggapi upaya IPB University dalam memajukan pertanian di Indonesia, Sandiaga Uno memuji upaya luar biasa tersebut karena menggabungkan revolusi industri 4.0 dengan agropreneurship. "Yaitu, satu pendekatan kewirausahaan berbasis agro, tadi kita lihat nilai tambahnya luar biasa," kata Sandi.

Sandi juga menegaskan ada dua hal sekaligus yang dapat diambil dari inisiasi IPB University itu. Pertama, membangkitkan gerak ekonomi khususnya di akar rumput yang memberdayakan masyarakat dan membuka lapangan kerja.

Kedua, menggunakan aplikasi teknologi yang bisa meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari nilai tambah produk.

Baca juga: Kagum teknologi pertanian IPB, Gus Jazil ajak milenial bertani

Baca juga: IPB bantu teknologi pertanian bagi masyarakat desa di Garut

Baca juga: Pemprov Jabar Akan Adopsi Teknologi Pertanian Rusia

Pewarta: Indriani

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020