Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mengajak kaum milenial untuk berkecimpung atau turun dalam dunia pertanian, hal itu disampaikan setelah melihat inovasi teknologi pertanian yang dikembangkan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB).
Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid dalam rilisnya yang diterima di Jakarta, Minggu, mengatakan bayangan dunia pertanian yang selalu bergelut dengan lumpur sehingga membuat badan kotor hal demikian disebut politisi PKB itu sebagai pertanian masa lalu.
“Dengan dukungan teknologi, kaum milenial bisa menjadi petani handal tanpa harus takut kotor,” kata Jazilul Fawaid.
Menurut dia, sektor pertanian perlu regenerasi petani yang masif. Ia membayangkan jika tidak ada pelanjut di sektor pertanian bisa-bisa akan menyebabkan krisis pangan.
Sementara, usia petani yang ada saat ini rata-rata berada pada kisaran 40 tahun hingga 60 tahun. Kondisi ini perlu dipikirkan agar adanya regenerasi, dan oleh karena itu kaum milenial didorong menjadi petani.
Menurut pria asal Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur itu bangsa ini butuh pelanjut yang bergerak dalam sektor pertanian agar bangsa ini mampu menyediakan pangan secara berkesinambungan.
Saat ini menurut pria yang akrab dipanggil Gus Jazil itu mengelola sektor pertanian tidak seperti dahulu yang lebih banyak mengandalkan fisik atau tenaga kasar, dengan teknologi modern, semua bisa diatasi.
"Mulai dari penyiapan lahan, bibit, penanaman hingga panen, semua pakai teknologi. Dengan cara seperti itulah maka kaum milenial tidak perlu lagi berkubang dengan lumpur," kata dia lagi.
Inovasi teknologi pertanian yang ditunjukkan IPB di depan Gus Jazil tidak hanya mengelola dan memproses sayuran, buah-buahan, dan padi namun juga inovasi teknologi penggunaan robot untuk panen sawit dengan mendeteksi buah sawit yang sudah matang.
Kemudian, inovasi teknologi yang ada mampu meningkatkan hasil panen, satu hektare lahan sawah bisa menghasilkan 11 ton padi.
"Ini luar biasa di tengah lahan sawah kita yang kurang, IPB sudah menemukan teknologinya. Saya mengapresiasi IPB yang telah melakukan inovasi teknologi agro maritim 4.0," katanya.
Takjub dengan apa yang dilihat, membuat Gus Jazil dengan tegas menyatakan inovasi-inovasi seperti ini perlu dikembangkan dan perlu didukung semua pihak.
“Saat ini masih banyak petani menggunakan cara-cara tradisional,” ucapnya.
Bangsa Indonesia menurut dia, kaya dengan sumber daya alam, untuk itu dengan inovasi teknologi, apa yang ada bisa ditingkatkan atau dimaksimalkan hasilnya.
“Ini harus menjadi perhatian pemerintah untuk mengembangkan keunggulan sumber daya alam dengan keunggulan teknologi,” ujarnya.
Baca juga: Petani muda Indonesia hanya 2,7 juta orang
Baca juga: Swasta bersama LSM The Learning Farm Cianjur telah cetak ribuan petani muda
Baca juga: Petani Muda Asal Lembang itu Dapat Penghargaan FAO
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid dalam rilisnya yang diterima di Jakarta, Minggu, mengatakan bayangan dunia pertanian yang selalu bergelut dengan lumpur sehingga membuat badan kotor hal demikian disebut politisi PKB itu sebagai pertanian masa lalu.
“Dengan dukungan teknologi, kaum milenial bisa menjadi petani handal tanpa harus takut kotor,” kata Jazilul Fawaid.
Menurut dia, sektor pertanian perlu regenerasi petani yang masif. Ia membayangkan jika tidak ada pelanjut di sektor pertanian bisa-bisa akan menyebabkan krisis pangan.
Sementara, usia petani yang ada saat ini rata-rata berada pada kisaran 40 tahun hingga 60 tahun. Kondisi ini perlu dipikirkan agar adanya regenerasi, dan oleh karena itu kaum milenial didorong menjadi petani.
Menurut pria asal Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur itu bangsa ini butuh pelanjut yang bergerak dalam sektor pertanian agar bangsa ini mampu menyediakan pangan secara berkesinambungan.
Saat ini menurut pria yang akrab dipanggil Gus Jazil itu mengelola sektor pertanian tidak seperti dahulu yang lebih banyak mengandalkan fisik atau tenaga kasar, dengan teknologi modern, semua bisa diatasi.
"Mulai dari penyiapan lahan, bibit, penanaman hingga panen, semua pakai teknologi. Dengan cara seperti itulah maka kaum milenial tidak perlu lagi berkubang dengan lumpur," kata dia lagi.
Inovasi teknologi pertanian yang ditunjukkan IPB di depan Gus Jazil tidak hanya mengelola dan memproses sayuran, buah-buahan, dan padi namun juga inovasi teknologi penggunaan robot untuk panen sawit dengan mendeteksi buah sawit yang sudah matang.
Kemudian, inovasi teknologi yang ada mampu meningkatkan hasil panen, satu hektare lahan sawah bisa menghasilkan 11 ton padi.
"Ini luar biasa di tengah lahan sawah kita yang kurang, IPB sudah menemukan teknologinya. Saya mengapresiasi IPB yang telah melakukan inovasi teknologi agro maritim 4.0," katanya.
Takjub dengan apa yang dilihat, membuat Gus Jazil dengan tegas menyatakan inovasi-inovasi seperti ini perlu dikembangkan dan perlu didukung semua pihak.
“Saat ini masih banyak petani menggunakan cara-cara tradisional,” ucapnya.
Bangsa Indonesia menurut dia, kaya dengan sumber daya alam, untuk itu dengan inovasi teknologi, apa yang ada bisa ditingkatkan atau dimaksimalkan hasilnya.
“Ini harus menjadi perhatian pemerintah untuk mengembangkan keunggulan sumber daya alam dengan keunggulan teknologi,” ujarnya.
Baca juga: Petani muda Indonesia hanya 2,7 juta orang
Baca juga: Swasta bersama LSM The Learning Farm Cianjur telah cetak ribuan petani muda
Baca juga: Petani Muda Asal Lembang itu Dapat Penghargaan FAO
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020