Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio mengatakan Indonesia sejauh ini mengirimkan 22 hasil pengurutan keseluruhan genom (whole genom sequencing/WGS) virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 yang beredar di Tanah Air kepada bank data dunia.
"Kami laporkan saat ini sudah ada 22 WGS yang di-'submit' (kirimkan) ke GISAID oleh penelti-peneliti di Indonesia," kata Amin dalam konferensi pers virtual tentang LIPI Sarwono Prawirohardjo Memorial Lecture XX, Jakarta, Jumat.
Kegiatan pengurutan keseluruhan genom masih terus berlangsung untuk mengumpulkan lebih banyak data WGS yang berguna untuk memahami lebih dalam karakterisasi virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.
Hasil 22 WGS itu dikirimkan ke GISAID, yang mengumpulkan data global terkait virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 dari berbagai negara di dunia.
Pengumpulan WGS dari Indonesia dilakukan antara lain oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Universitas Padjajaran dan Universitas Airlangga.
Hingga sekarang, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mengklasifikasikan virus penyebab COVID-19 menjadi tujuh strain berbeda atau tujuh clade yakni S, V, L, G, GH, GR dan O (lainnya), yang mana GH adalah yang paling agresif.
Dari klasifikasi tersebut, virus Corona penyebab COVID-19 yang beredar di Indonesia diantaranya masuk ke tipe L dan O.
Ilmuwan Biologi Molekuler Prof Herawati Supolo Sudoyo yang juga merupakan Wakil Kepala Lembaga Eijkman bidang Penelitian Fundamental mengatakan dari identifikasi data WGS Indonesia itu, mayoritas virus SARS-CoV-2 yang beredar Indonesia termasuk kelompok O (others/lainnya).
"Sementara ini kebanyakan tipenya adalah L, ini adalah yang baru dengan beberapa pengecualian," ujar Herawati.
Herawati menuturkan data urutan genom dari virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 dapat digunakan untuk tahap pemilihan fragmen virus untuk pembuatan vaksin.
Dia menuturkan informasi genetik virus yang diperoleh dari data WGS akan dapat memberikan informasi tentang karakter virus SARS-CoV-2 termasuk secara spesifik virus yang beredar di Indonesia.
Informasi genetik virus itu juga berguna untuk memonitor evolusi virus, melacak rute transmisi dan penyebaran, menentukan kecepatan virus beradaptasi saat menyebar di Indonesia, mengidentifikasi target untuk terapi dan vaksin serta memprediksi ancaman pandemi berikutnya.
"Genom sequences memungkinkan para peneliti mengembangkan target obat dan vaksin yang tepat," ujarnya.
Per 31 Juli 2020, pangkalan data GISAID menampung 69.607 data virus SARS-CoV-2 dari 84 negara di dunia.
Dan hingga 13.51 WIB pada 28 Agustus 2020, berdasarkan informasi yang dihimpun dari laman resmi GISAID, ada sebanyak 91.757 urutan genom yang masuk ke bank data GISAID dari berbagai negara di dunia.
Data urutan genom virus itu adalah penting untuk keperluan merancang dan mengevaluasi tes diagnostik, melacak wabah yang sedang berlangsung, dan untuk mengidentifikasi opsi intervensi potensial dalam penanggulangan pandemi COVID-19.
Baca juga: Eijkman berharap uji klinis vaksin Merah Putih di trimester kedua 2021
Baca juga: Bio Farma sebut Vaksin Merah Putih diharapkan siap dipakai pada 2022
Baca juga: Lembaga Eijkman sebut pengembangan vaksin sekali suntik untuk seumur hidup
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
"Kami laporkan saat ini sudah ada 22 WGS yang di-'submit' (kirimkan) ke GISAID oleh penelti-peneliti di Indonesia," kata Amin dalam konferensi pers virtual tentang LIPI Sarwono Prawirohardjo Memorial Lecture XX, Jakarta, Jumat.
Kegiatan pengurutan keseluruhan genom masih terus berlangsung untuk mengumpulkan lebih banyak data WGS yang berguna untuk memahami lebih dalam karakterisasi virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.
Hasil 22 WGS itu dikirimkan ke GISAID, yang mengumpulkan data global terkait virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 dari berbagai negara di dunia.
Pengumpulan WGS dari Indonesia dilakukan antara lain oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Universitas Padjajaran dan Universitas Airlangga.
Hingga sekarang, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mengklasifikasikan virus penyebab COVID-19 menjadi tujuh strain berbeda atau tujuh clade yakni S, V, L, G, GH, GR dan O (lainnya), yang mana GH adalah yang paling agresif.
Dari klasifikasi tersebut, virus Corona penyebab COVID-19 yang beredar di Indonesia diantaranya masuk ke tipe L dan O.
Ilmuwan Biologi Molekuler Prof Herawati Supolo Sudoyo yang juga merupakan Wakil Kepala Lembaga Eijkman bidang Penelitian Fundamental mengatakan dari identifikasi data WGS Indonesia itu, mayoritas virus SARS-CoV-2 yang beredar Indonesia termasuk kelompok O (others/lainnya).
"Sementara ini kebanyakan tipenya adalah L, ini adalah yang baru dengan beberapa pengecualian," ujar Herawati.
Herawati menuturkan data urutan genom dari virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 dapat digunakan untuk tahap pemilihan fragmen virus untuk pembuatan vaksin.
Dia menuturkan informasi genetik virus yang diperoleh dari data WGS akan dapat memberikan informasi tentang karakter virus SARS-CoV-2 termasuk secara spesifik virus yang beredar di Indonesia.
Informasi genetik virus itu juga berguna untuk memonitor evolusi virus, melacak rute transmisi dan penyebaran, menentukan kecepatan virus beradaptasi saat menyebar di Indonesia, mengidentifikasi target untuk terapi dan vaksin serta memprediksi ancaman pandemi berikutnya.
"Genom sequences memungkinkan para peneliti mengembangkan target obat dan vaksin yang tepat," ujarnya.
Per 31 Juli 2020, pangkalan data GISAID menampung 69.607 data virus SARS-CoV-2 dari 84 negara di dunia.
Dan hingga 13.51 WIB pada 28 Agustus 2020, berdasarkan informasi yang dihimpun dari laman resmi GISAID, ada sebanyak 91.757 urutan genom yang masuk ke bank data GISAID dari berbagai negara di dunia.
Data urutan genom virus itu adalah penting untuk keperluan merancang dan mengevaluasi tes diagnostik, melacak wabah yang sedang berlangsung, dan untuk mengidentifikasi opsi intervensi potensial dalam penanggulangan pandemi COVID-19.
Baca juga: Eijkman berharap uji klinis vaksin Merah Putih di trimester kedua 2021
Baca juga: Bio Farma sebut Vaksin Merah Putih diharapkan siap dipakai pada 2022
Baca juga: Lembaga Eijkman sebut pengembangan vaksin sekali suntik untuk seumur hidup
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020