Kementerian Sosial mencatat selama pademi COVID-19 banyak peserta Program Keluarga Harapan (PKH) yang sukses membangun usaha dan mandiri, sehingga mundur atau graduasi dari penerima manfaat karena sudah memiliki penghasilan tetap dari bidang usaha yang mereka kembangkan.
Dirjen Linjamsos Kementerian Sosial RI, Pepen Nazarudin di Cianjur Kamis, mengatakan selama pandemi banyak anggota PKH yang tetap bertahan menjalankan usaha yang dirintis dengan bantuan modal dari pemerintah pusat, bahkan selama pandemi angka anggota yang mundur atau graduasi di Indonesia cukup tinggi.
"Contoh di Tasikmalaya, selama pandemi ini, ada penerima PKH di dua desa mundur sebagai penerima karena sudah mandiri dan memiliki penghasilan tetap setiap bulan. Termasuk di Cianjur, setiap bulan ada ratusan orang yang mundur dari penerima bantuan," katanya.
Pihaknya berharap jejak anggota yang mundur tersebut, dapat diikuti penerima yang masih menjadi anggota PKH dengan berbagai cara mengembangkan usaha yang dapat mengangkat perekonomian keluarga dengan pendamping yang berinovasi dan tidak monoton dalam membimbing anggotanya.
Pendamping harus memiliki rencana kerja dan berkoordinasi dengan berbagai pihak mulai dari pemerintah daerah hingga tingkat desa serta harus memiliki jejaring agar anggota mereka dapat graduasi dalam beberapa tahap setelah berhasil mengembangkan bidang usaha yang mereka minati.
"Untuk tahun ini, mereka yang sudah graduasi mencapai 2 juta orang lebih di seluruh Indonesia. Harapan kami angka tersebut akan terus meningkat setiap tahunnya, sehingga target pemerintah pusat untuk mengentaskan kemiskinan dapat tercapai dengan sempurna," katanya.
Bupati Cianjur, Herman Suherman mengatakan selama satu tahun terakhir anggota PKH di wilayah tersebut yang mundur atau graduasi mencapai seribuan orang lebih, sehingga pihaknya akan terus membantu mereka yang graduasi dengan cara memberi bantuan modal, termasuk memberikan bonus untuk pendamping.
"Kami menyambut baik program pusat untuk mengentaskan kemiskinan termasuk di Cianjur melalui program PKH. Selama ini sudah ribuan warga yang keluar sebagai penerima karena sukses mengembangkan berbagai bidang usaha, mereka yang keluar kami berikan bantuan modal dan pendamping mendapat bonus," katanya.
Pihaknya berharap anggota PKH yang belum sukses meningkatkan perekonomian keluarga dengan bantuan dari pemerintah pusat tersebut, dapat mencontoh mereka yang sudah mundur karena kegigihan dan harapan untuk hidup lebih layak dengan menjalankan bidang usaha yang mereka pahami.
"Jangan malu untuk terus mencoba, sampai kesuksesan mereka dapatkan dan tidak lagi tergantung dengan bantuan pemerintah pusat. Tahun ini sudah ribuan orang warga Cianjur terangkat perekonomiannya setelah menjadi anggota PKH, kami mengucapkan terimakasih untuk pemerintah pusat," katanya.
Baca juga: Lima puluh anggota PKH mundur sebagai penerima bantuan
Baca juga: 25 penerima manfaat PKH di Cianjur mengundurkan diri
Baca juga: Kemensos beri target Pemkab Bogor "luluskan" 10 persen penerima PKH
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020
Dirjen Linjamsos Kementerian Sosial RI, Pepen Nazarudin di Cianjur Kamis, mengatakan selama pandemi banyak anggota PKH yang tetap bertahan menjalankan usaha yang dirintis dengan bantuan modal dari pemerintah pusat, bahkan selama pandemi angka anggota yang mundur atau graduasi di Indonesia cukup tinggi.
"Contoh di Tasikmalaya, selama pandemi ini, ada penerima PKH di dua desa mundur sebagai penerima karena sudah mandiri dan memiliki penghasilan tetap setiap bulan. Termasuk di Cianjur, setiap bulan ada ratusan orang yang mundur dari penerima bantuan," katanya.
Pihaknya berharap jejak anggota yang mundur tersebut, dapat diikuti penerima yang masih menjadi anggota PKH dengan berbagai cara mengembangkan usaha yang dapat mengangkat perekonomian keluarga dengan pendamping yang berinovasi dan tidak monoton dalam membimbing anggotanya.
Pendamping harus memiliki rencana kerja dan berkoordinasi dengan berbagai pihak mulai dari pemerintah daerah hingga tingkat desa serta harus memiliki jejaring agar anggota mereka dapat graduasi dalam beberapa tahap setelah berhasil mengembangkan bidang usaha yang mereka minati.
"Untuk tahun ini, mereka yang sudah graduasi mencapai 2 juta orang lebih di seluruh Indonesia. Harapan kami angka tersebut akan terus meningkat setiap tahunnya, sehingga target pemerintah pusat untuk mengentaskan kemiskinan dapat tercapai dengan sempurna," katanya.
Bupati Cianjur, Herman Suherman mengatakan selama satu tahun terakhir anggota PKH di wilayah tersebut yang mundur atau graduasi mencapai seribuan orang lebih, sehingga pihaknya akan terus membantu mereka yang graduasi dengan cara memberi bantuan modal, termasuk memberikan bonus untuk pendamping.
"Kami menyambut baik program pusat untuk mengentaskan kemiskinan termasuk di Cianjur melalui program PKH. Selama ini sudah ribuan warga yang keluar sebagai penerima karena sukses mengembangkan berbagai bidang usaha, mereka yang keluar kami berikan bantuan modal dan pendamping mendapat bonus," katanya.
Pihaknya berharap anggota PKH yang belum sukses meningkatkan perekonomian keluarga dengan bantuan dari pemerintah pusat tersebut, dapat mencontoh mereka yang sudah mundur karena kegigihan dan harapan untuk hidup lebih layak dengan menjalankan bidang usaha yang mereka pahami.
"Jangan malu untuk terus mencoba, sampai kesuksesan mereka dapatkan dan tidak lagi tergantung dengan bantuan pemerintah pusat. Tahun ini sudah ribuan orang warga Cianjur terangkat perekonomiannya setelah menjadi anggota PKH, kami mengucapkan terimakasih untuk pemerintah pusat," katanya.
Baca juga: Lima puluh anggota PKH mundur sebagai penerima bantuan
Baca juga: 25 penerima manfaat PKH di Cianjur mengundurkan diri
Baca juga: Kemensos beri target Pemkab Bogor "luluskan" 10 persen penerima PKH
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2020