Cirebon, 16/11 (ANTARA) - Hewan kurban yang dipasok dari luar kota Cirebon harus membawa Surat Keterangan Hewan (SKH) dari dinas peternakan setempat, sehingga layak dan memenuhi syarat sebagai hewan kurban, kata pejabat peternakan Kota Cirebon.

"Hewan kurban yang masuk ke kota Cirebon berasal dari beberapa kabupaten di Jabar, sehingga pemeriksaan pertama harus ada SKH," kata Kabid Peternakan, Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Cirebon Eriprima kepada wartawan di Cirebon, Senin.

Hewan kurban yang masuk ke Cirebon, biasanya dari Kabupaten Kuningan, Garut dan Tasikmalaya.

Tahun lalu tercatat 3.464 hewan terdiri dari kerbau, sapi, kambaing dan domba yang dijual di Cirebon. Tetapi hewan yang dipotong tercatat sebanyak 4446 ekor karena ada hewan yang dipelihara sendiri oleh peternak.

Menurut dia, setelah pemeriksaan dokomen hewan tersebut dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik, sehingga hewan yang akan dipotong sebagai hewan benar-benar sehat.

Berdasarkan pengalaman tahun lalu, hewan yang dibawa ke Cirebon pada umumnya sehat dan kalau ada yang sakit hanya sekedar sakit mata, filek dan mulut melepuh.

"Semua penyakit itu bisa diobati dan dalam dua hari sudah sembuh," katanya.

Dikatakannya, dalam menyediakan hewan korban yang penting sosialiasi kesehatan hewan kepada para pedagang, antara lain hewan yang akan dijadikan korban tidak boleh terkena hujan lebih-lebih bagi kabing.

"Karena itu, seminggu sebelum pemotongan hewan kami dari Dinas Peternakan terjun langsung ke pedagang melakukan sosialiasi termasuk cara-cara pemotongan hewan yang benar," katanya.

Menyangkut harga, rata-rata untuk kerbau dan sapi sekitar Rp7 juta per ekor untuk 400 daging hidup. Sedangkan kambing berkisar antara Rp1 juta dan Rp1,8 juta per ekor.

Ditambahkannya, harga hewan korban tahun ini jauh lebih tinggi dari tahun lalu. Tahun sebelumnya, masih ada kambing seharga Rp700 ribu per ekor yang layak dijadikan korban, sedangkan tahun ini minimal Rp1 juta per ekor.

***2***

Yasad Ali
(T.Y003/B/F004/F004) 16-11-2009 08:56:49

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2009